Agoraphobia adalah rasa takut atau cemas berlebihan ketika seseorang berada dalam situasi yang membuatnya panik dan merasa tidak berdaya.

Berbeda dengan mental breakdown yang disebabkan karena stres berlebih, agoraphobia seringkali terjadi saat penderitanya berada di tempat umum atau keramaian.

Lantas, seperti apa gejala dan bagaimana cara mengatasi agoraphobia? Simak penjelasan lengkapnya pada ulasan berikut!

Download aplikasi ruangmom

Apa Itu Agoraphobia?

Agoraphobia adalah salah satu jenis gangguan kecemasan di mana pengidapnya akan merasa cemas dan takut secara berlebihan ketika ia tidak bisa meminta tolong serta sulit melarikan diri.

Seringkali, ciri pengidap agoraphobia adalah pernah mengalami satu atau beberapa serangan panik sehingga mereka akan semakin takut jika berada di tempat atau kondisi yang sama.

Adanya ketakutan tersebut membuat penderitanya merasa tidak aman berada di tempat atau situasi tertentu yang memicu gejala kepanikan.

Oleh sebab itu, mereka akan selalu berusaha untuk menghindari tempat atau situasi yang memicu gejala kepanikan tersebut.

Bahkan, pengidap yang sudah sangat parah bisa saja merasa sangat tertekan dengan rasa takut tersebut hingga akhirnya mereka tidak mau meninggalkan rumah.

Beberapa tempat yang dapat memicu kecemasan bagi pengidap agoraphobia adalah ruangan luas terbuka/tertutup, transportasi umum, serta tempat keramaian.

Penyebab Agoraphobia

Hingga kini, apa yang menjadi penyebab agoraphobia adalah hal yang belum bisa diketahui secara pasti oleh para peneliti.

Meski begitu, gangguan ini biasanya akan timbul apabila pengidapnya pernah memiliki pengalaman serangan panik lebih dari satu kali di suatu tempat atau kondisi tertentu.

Adanya pengalaman yang kurang mengenakan ini akan membuat penderita agoraphobia takut dan menghindari tempat atau kondisi tersebut.

Perlu diketahui, agoraphobia adalah gangguan yang juga dapat dialami anak kecil.

Meski begitu, anak remaja atau dewasa muda dengan usia dibawah 35 tahun lebih banyak yang mengalaminya.

Di samping itu, diketahui, wanita lebih sering mengalami gangguan agoraphobia dibandingkan dengan pria.

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Overthinking Agar Jiwa Lebih Tenang

Gejala Agoraphobia

Ketika seseorang mengalami gangguan ini, mereka akan mengalami beberapa gejala.

Gejala agoraphobia adalah ketika muncul ketakutan dan kecemasan di saat orang tersebut memikirkan, mengalami, atau berada di tempat atau kondisi tertentu.

Cara untuk mengetahui gejala agoraphobia adalah dengan memperhatikan kondisi fisik, kognitif, dan perilaku penderitanya.

1. Gejala Utama

Beberapa gejala utama yang seringkali ditunjukkan oleh pengidap agoraphobia adalah:

  • Takut berada di ruangan terbuka yang luas seperti tempat parkir, mall, jembatan panjang, atau taman.
  • Tidak mau ke dalam ruangan tertutup, misalnya seperti bioskop, ruang rapat, dan elevator, atau lift.
  • Tidak mau naik transportasi massal seperti pesawat, kereta, angkot, dan bus.
  • Takut berada di rumah sendirian.
  • Menghindari kerumunan atau antrian.

2. Gejala Fisik

Gejala fisik yang bisa Anda amati dari penderita agoraphobia adalah:

  • Napasnya jadi lebih cepat.
  • Detak jantungnya jadi lebih cepat.
  • Sulit menelan ludah di tenggorokan.
  • Terasa nyeri di dada.
  • Badan panas dan berkeringat dingin.
  • Merasa tidak enak badan.
  • Mual dan diare.
  • Takut akan kematian.

Baca juga: Apa itu Self-Harm, Penyebab, Tanda, dan Cara Mengatasinya

3. Gejala Kognitif

Tidak hanya fisik, gejala lainnya terkait dengan kognitif dari pengidap agoraphobia adalah:

  • Malu dan merasa bodoh di hadapan orang lain.
  • Gugup dan gemetar apabila orang lain menatapnya.
  • Takut tidak bisa melarikan diri ketika berada di situasi atau kondisi tertentu.
  • Sulit berpikir jernih saat sedang di tempat umum
  • Sesak napas atau bahkan jantung berhenti berdetak.

4. Gejala Perilaku

Perilaku orang yang memiliki agoraphobia juga terpengaruh oleh rasa takut dan cemas. Adapun beberapa perilaku tersebut antara lain yaitu:

  • Menghindari tempat-tempat seperti transportasi umum, antrean, atau keramaian.
  • Tidak suka bepergian dalam waktu yang lama di luar rumah.
  • Jika ingin keluar rumah harus didampingi kerabat atau teman.

Faktor Risiko Agoraphobia

Lantas, apa saja ciri dan faktor yang membuat seseorang memiliki resiko lebih tinggi terkena gangguan agoraphobia? Beberapa di antaranya yaitu:

  • Jenis kelamin wanita lebih rentan terkena agoraphobia.
  • Usia yang paling sering mengalami agoraphobia berkisar antara 25-30 tahun.
  • Pernah memiliki riwayat gangguan psikiatrik lain seperti kecemasan sosial atau panik berlebih, phobia akan suatu hal, dan gangguan penggunaan zat.
  • Adanya trauma yang terjadi di masa lalu seperti kekerasan seksual, serangan fisik, atau ditinggalkan orang yang dicintai.
  • Ada anggota keluarga yang juga memiliki riwayat fobia serupa.

Baca juga: Mengenal Gejala Gangguan Bipolar, Penyebab & Cara Mengatasi

Diagnosis Agoraphobia

Tentunya, kondisi agoraphobia hanya bisa didiagnosis oleh dokter yang ahli di bidang kesehatan mental saja. Anda tidak bisa asal melakukan self-diagnosis.

Adapun cara untuk mendiagnosis agoraphobia adalah dengan melakukan beberapa hal seperti:

  • Dokter mengamati tanda dan gejala yang dialami oleh pasien.
  • Dokter menanyai beberapa hal ke pasien perihal kondisinya.
  • Dokter memeriksa fisik pasien secara lebih lanjut untuk mengetahui adanya gangguan kesehatan lain.

Metode yang digunakan oleh dokter untuk melakukan diagnosis biasanya adalah dengan DSM-5 atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.

Metode ini merupakan paduan yang digunakan untuk menentukan penyakit mental.

Komplikasi Agoraphobia

Kondisi agoraphobia yang tidak segera ditangani dengan baik akan berdampak fatal.

Ketika gangguan ini sudah sangat parah, penderitanya akan selalu merasa ketakutan, cemas, dan mudah panik ketika memikirkan, mengalami, atau berada di suatu tempat dan situasi.

Tentunya, aktivitas dan kualitas hidup orang yang menderita agoraphobia akan terganggu.

Orang dengan gangguan yang sudah akut tidak akan mau keluar rumah untuk melakukan aktivitas normal, entah itu bersekolah atau bekerja.

Dengan demikian, masalah lainnya akan datang mengikuti orang tersebut seperti rasa percaya diri, prestasi, dan keuangan. Tidak hanya itu, hidupnya juga akan bergantung pada orang lain.

Hal lainnya yang bisa juga muncul dari kondisi agoraphobia akut adalah:

  • Ketergantungan alkohol
  • Penyalahgunaan NAPZA
  • Penyakit mental berupa gangguan kecemasan
  • Depresi
  • Isolasi diri
  • Percobaan bunuh diri

Baca juga: Bahaya Suicidal Thought, Ini dia Gejala dan Cara Mengatasinya

Cara Mencegah Agoraphobia

Sampai sekarang, tidak ada cara khusus yang terbukti mampu mencegah terjadinya agoraphobia.

Kendati demikian, Anda bisa melakukan terapi psikoterapi yang bisa mengurangi gangguan.

Di samping itu, cobalah beberapa hal berikut untuk membantu mengatasi gejala rasa cemas dan takut yang muncul:

  • Beranikan diri untuk pergi ke tempat atau melakukan sesuatu yang menakutkan bagi Anda, walaupun kenyataannya aman dan normal.
  • Cobalah untuk meminta bantuan untuk mengatasi rasa cemas Anda kepada kerabat dan teman.
  • Minta bantuan juga ke psikolog atau dokter psikiater dan konsultasikan masalah Anda agar tidak bertambah parah dan sulit diobati.

Cara Mengobati Agoraphobia

Untuk mengobati gangguan agoraphobia, Anda bisa coba beberapa metode pengobatan berikut ini.

1. Perubahan Pola Hidup

Pasien bisa mengubah gaya hidupnya dengan menghindari alkohol, meditasi, dan berlatih untuk mengelola rasa takut.

2. Psikoterapi

Psikoterapi adalah terapi psikologi yang diberikan oleh profesional yang ahli di bidang kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater.

Melalui terapi ini, terapis akan mengidentifikasi dan mengubah perasaan, emosi, dan suasana hati, pikiran, serta perilaku yang membuat Anda terganggu ataupun tertekan.

Selain itu, melalui terapi ini, Anda juga akan diajari cara menghadapi situasi yang menantang dengan cara yang lebih sehat dan efektif.

3. Obat-Obatan

Jika gejala agoraphobia tidak berespon dengan psikoterapi saja, biasanya dokter akan memberikan obat-obatan anti depresan atau anti kecemasan.

Lamanya pengobatan bergantung dari respon terapi dari pengidapnya. Rata-rata pengobatan berlangsung 6-12 bulan, atau lebih.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda merasa memiliki gejala seperti gangguan panik dan cemas, ketakutan berlebih, hingga terganggunya aktivitas sehari-hari, segera bicarakan masalah ini dengan dokter.

Itu dia penjelasan tentang apa itu agoraphobia beserta penyebab, gejala, faktor risiko, diagnosis, cara mengobati dan mencegahnya.

Agoraphobia adalah gangguan kecemasan yang bisa memicu penderitanya untuk membatasi aktivitas sosial dan mengisolasi diri.

Maka, jika Mom menemukan gejala-gejala dari agoraphobia yang mengganggu aktivitas sehari-hari, segera datang ke dokter psikiater atau psikolog untuk berkonsultasi.

Semoga informasinya membantu, ya! Temukan artikel menarik lainnya hanya di blog Ruangmom.

Sumber: Cleveland Clinic, Mayo Clinic, WebMD

Direview oleh: dr. Febianza Mawaddah Putri

Baca juga: Cara Membangun Self-Awareness agar Menjadi Ibu Sehat Mental!