Gangguan mental adalah perilaku seseorang yang biasanya terkait dengan kelainan mental. Salah satunya adalah ketika seseorang mengalami mental breakdown. Masalah psikologis ini dikaitkan dengan stress berat yang menimpa seseorang. Selama berada dalam periode ini, ia tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan semestinya. Bukan hanya orang dewasa yang rentan mengalami kondisi ini, tapi juga anak-anak.

Umumnya kondisi ini dipandang sebagai periode stres fisik dan emosional yang menjadi tidak dapat ditoleransi. Hal tersebut akan mengganggu seseorang untuk melakukan aktivitasnya secara efektif.

Apa itu mental breakdown?

Mental breakdown atau yang kerap disebut dengan nervous breakdown adalah kondisi di mana seseorang mengalami stress berat hingga ia tidak bisa menjalankan fungsi normal sebagai manusia. Karena dirasa kurang spesifik, sebutan ini sebenarnya sudah tidak digunakan lagi di dunia medis.

Mental breakdown dulunya memang digunakan untuk menggambarkan serangkaian penyakit mental seperti gangguan kecemasan, depresi, atau stres parah. Namun, istilah ini sekarang digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang sedang merasakan gejala stres parah hingga rutinitas normalnya tidak bisa berfungsi dengan baik.

Ciri-ciri mental breakdown

Lalu apa ciri mental breakdown? Berikut uraiannya.

1. Gejala gangguan kecemasan dan depresi

Meski ciri mental breakdown setiap orangnya bervariasi, penyebab yang mendasarinya dapat memengaruhi gejala apa yang dialaminya. Salah satunya mengalami gejala gangguan depresi.

Gangguan kecemasan menjadi salah satu gangguan mental yang bisa dibilang serius. Kondisi tersebut dapat disebabkan karena adanya masalah pada fungsi otak yang mengatur emosi dan rasa takut.

Saat hal ini terjadi, mungkin penderita akan selalu merasa ingin menangis atau sering menangis dengan tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas dan tidak berhenti.

2. Sulit fokus dan hilang konsentrasi

Seseorang yang mengalami mental breakdown dalam jangka pendek, bisa menyebabkan daya otak menjadi menurun dalam memproduksi hormon-hormon yang terlepas. Terlebih ruang penyimpanan memori yang mengasah konsentrasi.

Saat mengalami masalah ini, seseorang akan terlihat seperti orang linglung dan susah fokus. Seolah-olah otak sedang kalang kabut dan tidak dapat berpikir dengan jernih. Pada kondisi yang parah, penyakit ini dapat menyebabkan disorientasi hingga amnesia sementara.

Baca juga : Ciri-Ciri Penyakit Bipolar pada Anak, Begini Mengatasinya

3. Tidak tidur dengan cukup

Perubahan pola tidur yang drastis perlu diperhatikan karena merupakan ciri mental breakdown. Saat stress, waktu tidur Mom akan menjadi berantakan dan sulit mendapat jam tidur yang cukup.

Hal tersebut tentu membuat Mom terjaga dan seringkali terbangun dari tidur di malam hari. Orang yang mengalami masalah mental ini akan terus menerus memikirkan masalah yang sedang dialami tanpa mendapat solusi.

4. Jantung berdebar-debar

Orang yang mengalami penyakit ini biasanya akan merasa sangat berat dan membuatnya benar-benar tidak dapat melakukan aktivitas dengan normal. Emotional breakdown bisa diketahui melalui beberapa gejala fisik, yang paling sering dirasakan yaitu detak jantung yang tidak beraturan.

Saat Mom mengalami emotional breakdown, jantung akan berdebar-debar lebih cepat hingga terasa menyesakkan dada. Segera periksakan ke dokter saat Anda sudah mengalami gejala ini.

5. Perubahan nafsu makan

Perubahan pola makan dengan drastis merupakan ciri selanjutnya. Pada akhirnya Anda tidak akan mementingkan makan lagi hingga berat badan menjadi turun secara ekstrem. Hal ini sering terjadi pada orang yang mengalami depresi berat.

6. Selalu merasa lelah

Lelah yang dirasakan disini bukanlah rasa lelah yang biasa terjadi pada setiap orang. Rasa lelah pada yang terjadi pada kondisi ini terasa sangat berat dan membuat seseorang benar-benar tidak ingin dan tidak bisa beraktivitas.

7. Merasakan sakit secara fisik

Meski disebabkan oleh psikis, tetapi kondisi ini bisa merambat ke gangguan fisik dan memicu berbagai penyakit, seperti sakit kepala dan perut. Sakit ini biasanya muncul secara tiba-tiba dan tidak diketahui penyebabnya.

Selain penyebab yang disebutkan diatas, beberapa kondisi lain bisa dirasakan orang yang mengalami mental breakdown, di antaranya:

  • Menarik diri dari pergaulan dan kegiatan sosial secara tiba-tiba akibat tidak ada motivasi dan tidak ada minat dalam hal apapun

  • Tidak menjaga kebersihan dirinya, entah lupa atau terlalu lemah untuk bergerak

  • Tidak masuk kerja, sekolah, atau kuliah secara terus-terusan

  • Lebih lambat ketika bergerak atau melakukan sesuatu

  • Sering teringat atau flashback mengenai kejadian buruk yang pernah terjadi di masa lalu

  • Mengalami gejala seperti jantung berdebar dengan kencang, berkeringat, mulut kering meski tidak ada apapun di sekitarnya.

Baca juga : Broken Home Memicu Depresi pada Anak, Begini Cegahnya

Penyebab mental breakdown

Seseorang yang mengalami nervous breakdown biasanya adalah orang yang terlalu banyak menghadapi kadar stress. Disebabkan oleh beberapa faktor eksternal, yaitu:

  • Tidak bisa bersantai

  • Stres akibat pekerjaan atau tugas sekolah

  • Penyakit kronis

  • Perubahan dalam hidup

  • Masalah dalam lingkungan
  • Mengalami peristiwa traumatis

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami nervous breakdown, yaitu:

  • Mengalami cedera

  • Gangguan kecemasan

  • Mengidap penyakit yang mengganggu aktivitas sehari-hari

Cara mengatasi mental breakdown

Anda bisa mengatasi gangguan mental ini dengan beberapa cara. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak negatif stress yaitu:

  • Melakukan konsultasi dengan dokter

  • Olahraga dengan rutin

  • Meningkatkan kualitas tidur

  • Menghindari merokok

  • Mengurangi asupan alkohol dan kafein

  • Berfikir positif
  • Melakukan olahraga pernapasan, seperti yoga dan meditasi

Kesimpulan

Kondisi mental breakdown yang tidak segera mendapat penanganan, akan menimbulkan gejala psikosis yaitu delusi, halusinasi, hingga paranoid. Ketahui macam-macam ciri kondisi ini pada seseorang di sekitar Anda. Berusahalah untuk keluar dari tekanan psikologis agar terhindar dari mental breakdown. Lakukan konsultasi ke dokter untuk mendapat saran dan penanganan yang tepat. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Gangguan Kepribadian Paranoid, Waspadai Ciri-Cirinya!