Gangguan mental merupakan kelainan yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, seperti gangguan bipolar. Hampir serupa dengan paranoid disorder, gangguan bipolar adalah kelainan yang dipengaruhi kondisi emosional pengidap. Lantas, apa gejala gangguan bipolar?

Salah satu gejala gangguan bipolar yang cukup umum terjadi yaitu perubahan emosional yang meledak-ledak.

Nah, jika ingin mengetahui gejala serta informasi gangguan bipolar lebih lanjut, Mom dapat menyimak ulasan berikut.

Download aplikasi ruangmom

Apa itu Gangguan Bipolar?

Seseorang dapat merasakan bahagia berlebih pada satu waktu dan berubah menjadi sangat sedih di saat yang berdekatan.

Karena terbagi menjadi dua kubu, kondisi emosional yang berbeda tersebut membuat gangguan kesehatan mental ini dikenal dengan istilah “bipolar”.

Bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah kondisi mental seseorang yang terganggu karena adanya perubahan mood atau suasana hati ekstrem.

Berbagai kalangan, dari anak-anak hingga dewasa sekalipun, dapat mengidap gangguan kesehatan mental ini.

Selain itu, perubahan suasana hati yang ekstrem juga dapat mempengaruhi energi, aktivitas, perilaku, hingga kemampuan berpikir seseorang.

Gangguan bipolar adalah kondisi mental seseorang untuk seumur hidup karena tidak dapat benar-benar disembuhkan.

Walau demikian, gejala gangguan bipolar dapat dikontrol dan dikelola dengan serangkaian terapi serta pengobatan.

Penyebab Bipolar Disorder

Sebenarnya, penyebab bipolar disorder tidak diketahui secara pasti.

Akan tetapi, para ahli meyakini bahwa gangguan bipolar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Adapun faktor yang dapat memicu terjadinya bipolar disorder yaitu sebagai berikut.

1. Kondisi Biologis

Kondisi biologis menjadi hal yang dapat memicu terjadinya gangguan bipolar.

Lebih tepatnya, penyimpangan perkembangan struktur hingga kelainan saraf otak berpotensi meningkatkan risiko bipolar disorder tersebut.

Baca juga: 7 Ciri Mental Breakdown, Penyebabnya Karena Stres Berlebihan!

2. Genetik

Dari beberapa kasus, para ahli menemukan bahwa gejala gangguan bipolar terjadi pada seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa.

Walau demikian, peneliti masih terus memastikan keterkaitan antara genetik dengan bipolar disorder.

Bagi Mom yang memiliki riwayat genetik bipolar disorder tidak perlu terlalu khawatir.

Mom dapat berkonsultasi ke psikolog atau psikiater untuk mencegah terjadinya gangguan bipolar tersebut.

3. Pengaruh Lingkungan

Tidak hanya faktor internal, kondisi lingkungan juga dapat memicu terjadinya gangguan bipolar bagi seseorang.

Pengaruh lingkungan, seperti pengalaman buruk atau hubungan sosial yang tidak baik, dapat menyebabkan seseorang merasa stres hingga trauma.

Apabila tidak bisa diatasi dengan baik, stres dan trauma ini dapat memicu gangguan kesehatan mental seseorang, salah satunya yaitu bipolar disorder.

Fase dan Gejala Gangguan Bipolar

Kondisi gangguan bipolar terbagi menjadi beberapa fase berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu fase mania, fase hipomania, serta fase depresi mayor.

Setiap fase memiliki gejala gangguan bipolar yang berbeda.

Mom bisa menyimak ulasan berikut untuk mengetahui fase serta gejala gangguan bipolar lebih lanjut.

1. Fase Mania

Fase mania pada gejala gangguan bipolar adalah kondisi ketika pengidapnya merasa sangat gembira, bergairah, dan heboh berlebihan.

Dalam fase mania, gejalanya dapat berlangsung setidaknya selama seminggu atau lebih.

Dalam fase ini, pengidap bipolar disorder akan berperilaku impulsif dan mengalami halusinasi.

Untuk lebih lengkapnya, Mom dapat mengetahui contoh gangguan bipolar pada fase mania melalui penjelasan berikut.

  • Merasa sangat bergairah, penuh harapan, dan bahagia berlebihan tanpa alasan yang pasti
  • Perubahan suasana hatinya sangat mendadak. Dari yang sebelumnya sangat bergairah, pengidap akan mudah tersinggung hingga agresif secara tiba-tiba
  • Bersikap impulsif dalam mengambil keputusan
  • Melakukan hal-hal berisiko tanpa berpikir panjang
  • Berbicara dengan cepat dan tanpa arah
  • Sensitif dan sangat gelisah
  • Ingin terus beraktivitas karena memilih energi berlebih yang ekstrem
  • Fokusnya mudah teralihkan
  • Menurunnya keinginan untuk istirahat atau tidur

Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia, 4 Cara Jaga Kesehatan Mental Bumil

2. Fase Hipomania

Hipomania merupakan fase yang terjadi bagi pengidap gangguan bipolar selanjutnya.

Sebenarnya, gejala gangguan bipolar pada fase hipomania dan mania hampir serupa. Yang membedakannya, gejala pada fase hipomania lebih ringan dibandingkan fase mania.

Karena tingkat keparahannya lebih rendah daripada fase mania, gejala yang timbul saat fase hipomania biasanya terjadi setidaknya selama 4 hari berturut-turut.

Selain itu, hipomania juga tidak mengalami gejala halusinasi serta delusi berlebih seperti pada fase mania.

3. Fase Depresi Mayor

Di fase depresi mayor, gejala gangguan bipolar yang ditimbulkan sama parahnya pada saat fase mania.

Depresi mayor ini dapat menyebabkan pengidapnya merasa kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari.

Gejala gangguan bipolar pada fase depresi mayor selengkapnya dapat Mom lihat pada penjelasan berikut.

  • Sangat merasa sedih, putus asa, hingga stres berlebih. Pada anak-anak hingga remaja, kondisi ini terlihat dengan perilaku mudah marah
  • Hilang gairah dan tertekan dengan aktivitas sehari-hari
  • Perubahan nafsu makan yang ekstrem
  • Merasa dirinya sangat tidak berharga
  • Sulit berkonsentrasi
  • Sering memiliki pikiran untuk mengakhiri hidupnya (suicidal thoughts)
  • Meningkat atau menurunnya keinginan untuk istirahat secara drastis

Cara Mengatasi Gangguan Bipolar

Walaupun tidak dapat disembuhkan secara total, Mom dapat meminimalisir gejala gangguan bipolar agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

Cara mengatasi gangguan bipolar dapat Mom lihat pada ulasan di bawah ini.

Psikoterapi

Psikoterapi merupakan terapi psikologi yang diberikan untuk pengidap gangguan kesehatan mental, seperti bipolar disorder.

Melalui terapi ini, pengidap gangguan akan berbincang dengan psikolog atau psikiater.

Psikolog atau psikiater tersebut nantinya akan membimbing pengidap gangguan untuk mengenali pikiran, perasaan, serta perilakunya agar dapat dikontrol kembali dengan baik.

Pengobatan Medis

Pengobatan medis dari penderita gangguan bipolar adalah berupa pemberian obat-obatan.

Jenis obat yang diberikan biasanya antidepresan hingga antipsikotik.

Pemberian obat-obatan ini harus dalam kontrol dokter atau psikiater untuk menghindari gangguan bipolar yang semakin memburuk.

Untuk pengidap bipolar disorder cukup parah, pengobatan medis yang dapat ditempuh yaitu terapi ECT atau electroconvulsive therapy.

ECT ini dilakukan dengan memberikan arus listrik lemah pada otak yang dapat menstimulasi sistem saraf otak.

Demikian ulasan mengenai gejala gangguan bipolar dan cara mengatasinya.;

Dengan mengenali gejala dan cara mengatasinya, Mom diharapkan dapat mengambil langkah tepat dalam menghadapi bipolar disorder yang terjadi baik pada diri sendiri maupun orang sekitar.

Satu hal yang penting untuk Mom ingat, bipolar atau gangguan kesehatan mental lainnya tidak bisa dipastikan sendiri melainkan harus berdasarkan diagnosis langsung oleh psikologi atau psikiater.

Jika menemukan gejala bipolar yang disebutkan di atas, Mom dapat segera memeriksakan diri ke psikiater atau psikolog, ya!

Sumber: Mayo Clinic, WebMD, Psychiatry, Healthline

Direview oleh: dr. Febianza Mawaddah Putri

Baca juga: Mengenali Apa Itu Peter Pan Syndrome dan Ciri-cirinya