Sebelum melangsungkan pernikahan, ada baiknya pasangan melakukan cek kesehatan pra-nikah. Selain berguna untuk mengetahui apakah terdapat penyakit yang dapat menular pada pasangan, cek kesehatan pra-nikah juga berguna untuk mencegah penyakit tersebut menyebar pada anaknya nanti.

Jika setelah melakukan cek kesehatan pra-nikah dan ditemukan bahwa calon pasangan terinfeksi Hepatitis B, maka jangan khawatir karena pasangan Anda masih dapat beraktivitas seperti biasanya dan memiliki kehidupan normal dengan penanganan yang tepat.

Sebaliknya, jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini akan sangat berbahaya bagi pengidapnya. Pengobatan Hepatitis B juga penting dilakukan sebelum pasangan melangsungkan pernikahan untuk menekan risiko penularan kepada calon pasangan dan calon buah hati.

Penyebab dan Pengobatan Hepatitis B

Dari sekian banyak penyakit, hepatitis menjadi salah satu ancaman kesehatan utama dunia. Penyakit yang mudah menular ini bisa menyebabkan peradangan hati, dan jika stadium kronis akan semakin berisiko tinggi untuk menderita kanker hati.

Penyebab utama penyakit Hepatitis B adalah infeksi virus yang berlangsung di dalam hati sehingga menyebabkan peradangan.

Jika calon pasangan terinfeksi, ada beberapa metode pengobatan Hepatitis B yang bisa dimulai dengan melakukan gaya hidup sehat seperti:

  1. Rajin mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang untuk membantu menghilangkan racun dari dalam tubuh.

  2. Banyak minum air putih.

  3. Hindari konsumsi makanan mentah.

  4. Rutin berolahraga, minimal tiga kali dalam seminggu.

  5. Berhenti merokok

  6. Berhenti mengonsumsi alkohol

  7. Istirahat cukup agar tubuh memiliki imun yang kuat untuk melawan virus.

Seseorang yang terinfeksi Hepatitis B juga harus melakukan pemeriksaan teratur untuk mengendalikan virus yang ada di dalam tubuhnya. Idealnya pemeriksaan rutin dilakukan satu atau dua kali selama setahun. Pemeriksaan ini juga tergantung kondisi pengidap.

Sedangkan untuk mencegah terinfeksi Hepatitis B, Anda bisa melakukan beberapa langkah sederhana, seperti memperbanyak istirahat. Untuk mengatasi mualnya, Anda bisa membagi makanan menjadi beberapa porsi kecil dan menghabiskannya perlahan dalam satu hari.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan cukup energi. Sebaiknya Anda memilih makanan yang berkalori tinggi seperti, jus buah-buahan, atau susu.

Virus hepatitis bisa menular dengan mudah dari feses ke tangan atau barang lainnya. Karena itu selalu perhatikan kebersihan sekitar dengan rajin mencuci tangan setelah dari toilet.

Pengobatan Hepatitis B Akut

Sebenarnya tidak ada langkah khusus untuk mengobati Hepatitis B akut, karena penyakit dan gejala yang muncul dapat hilang dengan sendirinya setelah 2-3 minggu tanpa harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Namun, jika gejala yang muncul cukup parah, dokter akan meresepkan obat antivirus, seperti Lamivudine.

Seseorang yang terinfeksi hepatitis B akut yang sudah merasa sehat, belum tentu terbebas dari virus. Penderita hepatitis B akut dianjurkan untuk banyak istirahat, serta mengonsumsi banyak cairan dan makanan bernutrisi untuk mempercepat masa penyembuhan.

Jika setelah enam bulan virus hepatitis B masih terdeteksi melalui tes darah, maka penderita dinyatakan memiliki hepatitis B akut.

Selain Lamivudine, beberapa jenis pengobatan Hepatitis B akut yang umum diberikan untuk melawan virusnya adalah:

  • Entecavir

  • Tenofovir

  • Adefovir

  • Telbivudine

Bila Hepatitis B sudah mengakibatkan kerusakan hati hingga fungsi organ hati terganggu secara permanen, dokter akan menyarankan penderita untuk menjalani prosedur transplantasi hati.

Prosedur transplantasi hati dilakukan dengan mengganti organ hati yang rusak dengan organ hati sehat yang diperoleh dari donor.

Pengobatan Hepatitis B Secara Tradisional

Seperti yang disebutkan di atas, pada beberapa kondisi, pengobatan Hepatitis B tidak selalu memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Hepatitis B juga bisa sembuh dengan sendirinya jika tubuh disiplin mengonsumsi nutrisi yang baik.

Selain dari makanan dan minuman, nutrisi yang baik bagi tubuh juga bisa didapatkan dari bahan-bahan herbal bersifat hepatoprotektor yang bisa membantu mempercepat proses perbaikan fungsi hati.

Seperti yang dilansir dari KOMPAS, ada beberapa resep ramuan tanaman obat yang bisa membantu mempercepat pengobatan Hepatitis B. Namun perlu menjadi catatan, penderita tetap harus berkonsultasi dengan dokter terkait konsumsi ramuan ini, ya!

1. Ramuan Temulawak dan Madu

Bahan: dua jari rimpang segar temulawak, madu secukupnya

Cara membuat: Rimpang temulawak dikupas kulitnya, lalu dicuci bersih. Bilas dengan air matang kemudian diparut. Tambahkan setengah cangkir air hangat dan satu sendok makan madu. Aduk merata lalu peras dan saringlah. Air saringan diminum sehari dua kali sehari.

2. Ramuan Kunyit dan Madu

Bahan: satu jari rimpang kunyit, satu sendok makan madu

Cara membuat: Rimpang kunyit dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan sedikit air pada parutan. Parutan kemudian disaring dan tambahkan madu. Minum tiga kali sehari.

3. Ramuan Daun Pare

Bahan: segenggam daun pare segar, satu cangkir air matang, garam secukupnya

Cara membuat: Cuci bersih daun pare dan bilas dengan air matang. Tumbuk daun sampai halus sambil ditambah air satu cangkir. Aduk sampai merata dan tambahkan sedikit garam. Saring ramuan tersebut dan minum pada pagi hari sebelum makan.

Catatan: resep ini jangan digunakan pada wanita hamil karena dapat menyebabkan keguguran.

4. Ramuan Wortel

Bahan: wortel segar secukupnya

Cara membuat: Wortel dibersihkan lalu dicuci dengan air matang. Potong seperlunya dan buatlah menjadi jus. Bisa juga wortel diparut dan hasilnya diperas, kemudian disaring sampai terkumpul sampai satu gelas. Sari wortel tersebut bisa langsung diminum.

Catatan: Kebanyakan makan wortel bisa menyebabkan warna kulit menjadi kuning. Bila hal itu terjadi, hentikan minum ramuan untuk sementara waktu. Warna kulit pun akan normal kembali.

5. Ramuan Mengkudu dan Daun Pisang

Bahan: tiga buah mengkudu masak atau segenggam kulit mengkudu, selembar daun pisang, sepotong kain, cuka secukupnya

Cara membuat: Buah mengkudu dicuci lalu dibilas dengan air matang. Parut dan peraslah dengan sepotong kain. Air perasan diminum. Untuk pemakaian luar, kulit mengkudu ditumbuk halus lalu diaduk dengan sedikit cuka. Bungkus ramuan dengan daun pisang. Panaskan sebentar di atas api atau dikukus. Dalam keadaan hangat, tempelkan bungkusan tersebut pada perut kanan atas, tempat hati yang sedang membengkak dan sakit.

6. Ramuan Biji Pepaya dan Madu

Bahan: satu sendok makan biji pepaya, tiga jari tangan buah pepaya mengkal, madu secukupnya

Cara membuat: Biji dan buah pepaya diblender atau tumbuk bijinya sampai halus sementara buahnya diparut. Adonan tersebut dijadikan satu ditambah madu secukupnya, lalu diminum.

Catatan: Tidak untuk wanita hamil, karena bisa menyebabkan keguguran.

7. Ramuan Tomat Masak

Bahan: dua buah tomat masak, gula pasir secukupnya

Cara membuat: Setelah dicuci, potong-potonglah buah tomat untuk dijadikan jus. Selain itu, buah juga bisa direbus dengan air secukupnya. Setelah mendidih, giling, kemudian diperas. Air perasan ditambahi sedikit gula baru kemudian diminum dua kali sehari.

8. Ramuan Brotowali dan Madu

Bahan: satu jari batang brotowali, tiga gelas air, satu sendok makan madu

Cara membuat: Cuci batang brotowali lalu potong-potong seperlunya. Rebuslah dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saringlah dan tambahkan sesendok madu. Ramuan ini bisa diminum dua kali sehari, masing-masing setengah gelas.

9. Ramuan Bugenfil

Bahan: 9-15 gram batang bugenfil yang telah dikeringkan, tiga gelas air, satu sendok makan madu

Cara membuat: Setelah dibersihkan, potonglah batang bugenfil tipis-tipis. Masukkan dalam panci sembari ditambah tiga gelas air. Rebus sampai airnya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saringlah. Minumlah air saringan setelah ditambah madu. Air saringan diminum dua kali sehari, pagi dan sore, masing-masing setengah gelas.

Nah, setelah membaca penyebab dan pengobatan Hepatitis B, yakinlah jika ditangani dengan tepat, pengidap masih bisa menjalani kehidupan normalnya dan pernikahan tetap bisa dilangsungkan tanpa khawatir akan risiko kesehatan pada masa depan.

Baca juga: Rhesus Negatif Menikah Dengan Rhesus Positif, Apa Risikonya?