Setiap keluarga pasti mendambakan proses kehamilan dan melahirkan yang lancar untuk bayi maupun si ibu yang mengandung. Namun, risiko ibu meninggal dunia baik saat sedang mengandung maupun dalam proses persalinan masih ada.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat angka kematian Mom menjelang atau saat melahirkan di dunia mencapai 303 ribu orang sepanjang tahun 2018-2019. Sementara di Indonesia, kasus kematian Ibu hamil dan melahirkan mencapai 305 per 1.000 kelahiran pada periode tahun yang sama.

Apa sebenarnya yang menjadi penyebab kematian ibu hamil dan saat melahirkan ya, Mom? Simak penjelasannya di bawah ini agar Mom dan Dad bisa mewaspadainya.

Penyebab kematian ibu: usia pernikahan

Penyebab kematian ibu yang masih tinggi di Indonesia salah satunya disebabkan oleh faktor usia pernikahan yang terlalu dini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pernikahan dini di bawah usia 18 tahun mencapai 23 persen pada 2015.

Pernikahan dini bisa mengakibatkan kehamilan yang tidak direncanakan. Sementara, menurut para ahli kesehatan, kehamilan pada usia remaja, 15-19 tahun, bisa semakin meningkatkan risiko kematian untuk janin maupun ibu yang mengandung itu.

Masalah kesehatan yang jadi penyebab kematian ibu

Selain faktor usia pernikahan, ada beberapa hal yang menjadi penyebab umum dalam kasus kematian Mom saat melahirkan, yaitu:

1. Perdarahan hebat (hemoragik)

Hal ini bisa disebabkan oleh bermacam hal, misal ukuran bayi terlalu besar, leher rahim yang robek, atau terjadi robekan uterus, masalah pada plasenta hingga rahim yang tidak berkontraksi.

2. Emboli paru

Emboli paru adalah kondisi darah yang menggumpal dan menghalangi pembuluh darah sehingga membeku di paru-paru. Risiko emboli paru ternyata juga bisa berkembang usai Mom melahirkan. Oleh karenanya, gejala sesak nafas dan nyeri dada usai melahirkan harus diwaspadai.

3. Infeksi

Sekitar 22 persen kematian Mom di Indonesia diakibatkan oleh infeksi yang mungkin terjadi akibat proses kelahiran yang tidak aman. Faktor lamanya proses persalinan juga bisa memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi. Infeksi bisa juga terjadi selama kehamilan dan semakin parah dalam persalinan.

4. Preeklampsia

Terhambatnya aliran darah akibat tekanan darah tinggi dapat menjadi penyebab kerusakan dan kegagalan fungsi organ, akibatnya Mom bisa terkena koma, kerusakan otak hingga risiko kematian.

5. Kardiomiopati postpartum

Ini adalah kondisi kematian yang disebabkan oleh masalah atau penyakit jantung yang diderita Mom. Kardiomiopati merupakan penyakit otot jantung yang membuat jantung menjadi lebih besar, lebih tebal dan juga lebih kaku.

Kondisi jantung seperti ini dapat membuat jantung menjadi lemah dan tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik.

6. Penyebab lain

Akibat minimnya akses kesehatan, terlambat mendapat pertolongan, kondisi kehamilan yang bermasalah dan kurangnya informasi memadai mengenai pentingnya menjaga kehamilan menjadi faktor penyebab tingginya kematian Mom.

Pencegahan penyebab kematian ibu

Melihat faktor tersebut di atas, sebenarnya, penyebab kematian Ibu saat hamil dan melahirkan masih dapat dicegah. Langkah-langkah yang harus Mom perhatikan agar risiko kematian dapat dihindari adalah seperti di bawah ini:

  • Infeksi sebelum dan sesudah melahirkan bisa dihindari dengan menjaga kebersihan dengan baik.

  • Selalu periksakan kondisi kehamilan kepada dokter kandungan untuk mendeteksi adanya kelainan dalam rahim atau kesehatan ibu secara keseluruhan.

  • Pada beberapa kasus, perdarahan hebat setelah proses melahirkan dapat dicegah dengan menyuntikkan oksitosin segera setelah melahirkan.

  • Penting untuk memastikan bahwa semua proses kelahiran dapat dibantu oleh tenaga profesional kesehatan yang terampil. Jika ditemukan masalah maka akan dapat ditanggulangi secara tepat waktu. Hal ini dapat membuat angka harapan hidup Mom dan bayi meningkat.

  • Mengikuti setiap petunjuk yang diberikan dokter terkait kesehatan janin dan Mom dapat mencegah risiko terjadinya hal-hal yang fatal.

  • Jangan lupa vaksin. Mencegah kematian ibu pasca melahirkan dengan cara rutin vaksin saat program hamil. Seperti vaksin rubella atau tetanus.

  • Mengonsumsi makanan sehat dan cukup asupan gizi sesuai anjuran dokter.

  • Menjaga kesehatan mental selama kehamilan agar ibu hamil tidak mengalami depresi yang bisa berakibat fatal pada janin dan juga calon ibu.

Baca juga: 5 Manfaat Asam Folat untuk Ibu Hamil dan Perkembangan Janin