Kondisi ibu hamil sangat rentan pada perubahan cuaca yang ekstrim, terutama di musim hujan yang rawan banjir seperti sekarang. Dampak banjir pada ibu hamil juga tidak bisa disepelekan.

Awal tahun 2020, Jakarta dilanda banjir besar, bahkan meski sudah di bulan Februari, rupanya ancaman banjir masih belum hilang. Terlebih akibat curah hujan yang tinggi dan durasi hujan deras yang cukup lama. Beberapa titik di Jakarta akses harus ditutup karena genangan banjir.

Dampak Banjir pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai

Berikut ini beberapa dampak banjir pada ibu hamil yang perlu diwaspadai:

1. Infeksi leptospirosis

Infeksi ini disebabkan oleh bakteri leptospira interrogans, biasanya berasal dari hewan pengerat seperti tikus. Urin, darah dan jaringan hewan tersebut mengandung bakteri berbahaya yang bisa menginfeksi manusia ini.

Bakteri ini bisa menyebar ke manusia bila seseorang bersentuhan langsung dengan hewan yang telah terinfeksi, atau melalui media tanah basah, air, dan tanaman yang tercemar bakteri leptospirosis.

Ketika musibah banjir dialami oleh seorang ibu hamil, ia memiliki risiko terkena infeksi leptospirosis dari genangan air yang tercemar urine hewan tikus dari bawah tanah tempatnya tinggal.

Terendam atau mandi air banjir juga berisiko bagi Bumil, apalagi jika Anda memiliki luka yang terbuka. Bahkan, bila air banjir yang tercemar bakteri leptospirosis tidak sengaja tertelan oleh ibu hamil, ia berisiko lebih tinggi mengalami infeksi.

Risiko yang mengintai ibu hamil jika terkena infeksi bakteri leptospirosis:

  • Keguguran

  • Persalinan prematur

  • Bayi mengalami cacat lahir

Baca juga: Waspada, Inilah 3 Penyakit Ibu Hamil yang Bisa Menular pada Janin

2. Infeksi jamur akibat makanan dan minuman yang tercemar

Biasanya, ketika musibah banjir terjadi, ibu hamil akan tinggal di pengungsian atau rumah saudara akibat rumah yang terendam banjir dan tidak bisa ditinggali.

CDC menyebutkan, banjir adalah bencana alam yang bisa mempercepat pertumbuhan jamur, dikarenakan kelembaban tinggi dan genangan air di semua tempat.

Saat hamil, sistem kekebalan tubuh ibu cenderung menurun, itulah sebabnya ia rentan terkena infeksi akibat jamur yang berkembang di musim hujan dan banjir. Apalagi bila ibu tersebut sebelum hamil memang rentan terkena alergi.

Jamur yang tumbuh saat banjir bisa menimbulkan reaksi alergi seperti susah bernapas. Bahkan, apabila ibu hamil tidak sengaja mengonsumsi makanan yang telah dihinggapi jamur, hal ini berisiko menyebabkan bayi cacat lahir.

Karena itulah, lingkungan tempat tinggal, juga asupan makanan dan minuman ibu hamil harus benar-benar diperhatikan.

3. Stres berlebihan yang membahayakan janin

Saat banjir merendam rumah, membuat harta benda rusak atau hilang karena hanyut. Belum lagi proses evakuasi dan kondisi tinggal di pengungsian yang kurang nyaman. Tentunya hal ini akan membuat ibu hamil stres.

Padahal ibu hamil tidak boleh mengalami stres yang berlebihan, karena dampaknya bisa sangat berbahaya bagi janin.

Stres berlebihan pada ibu hamil bisa menimbulkan komplikasi seperti kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah, juga memengaruhi otak janin yang berakibat masalah perilaku ketika dia tumbuh besar nanti.

Tips menghindari dampak banjir bagi ibu hamil

Berikut ini adalah hal-hal penting yang harus dilakukan ibu hamil saat mengalami musibah banjir.

1. Cegah dehidrasi dan hipotermia

Pastikan ibu hamil minum cukup banyak air mineral yang tidak terkontaminasi apapun. Juga selalu sediakan pakaian hangat dan selimut agar tidak kedinginan.

2. Jangan stres

Menghadapi musibah banjir bisa jadi membuat Bumil stres, memikirkan rumah yang tergenang, harta benda yang rusak dan sebagainya. Namun perlu diingat bahwa fokus utama Anda sekarang adalah keselamatan bayi dan diri Anda sendiri. Karenanya jangan sampai stres berlebihan, karena stres tidak baik bagi janin.

3. Jaga kondisi tubuh

Selama menghadapi banjir, ibu hamil harus selalu ingat untuk menjaga kondisi kesehatannya baik psikis maupun fisik. Selalu sedia obat-obatan untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit, tidak terlambat makan, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh, juga istirahat yang cukup di pengungsian.