Mengonsumsi makanan manis memang menyenangkan, terutama untuk anak-anak. Nah sayangnya, makanan manis dapat memicu sugar rush pada anak, Mom. Apa itu sugar rush? Jadi sederhananya, sugar rush adalah kondisi di mana tubuh anak menjadi sangat aktif setelah mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi.

Di sisi lain, makanan manis juga bisa menyebabkan berbagai dampak buruk, mulai dari karies gigi hingga obesitas. Lalu sebenarnya, apa ciri-ciri sugar rush? Dan, bagaimana cara mencegahnya? Simak selengkapnya pada artikel berikut ini, ya!

Download aplikasi ruangmom

Apa itu sugar rush?

Sugar rush adalah keadaan di mana tubuh merasakan kenaikan energi drastis dari konsumsi makanan berkadar gula tinggi. Fenomena sugar rush banyak terjadi pada anak-anak meskipun tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga dapat mengalaminya juga, Mom.

Nah, ciri-ciri sugar rush paling umum adalah gejala hiperaktif secara fisik maupun psikologis. Jadi sebaiknya Mom menghindarkan si kecil dari konsumsi gula berlebihan agar terhindar dari dampak buruknya.

Namun sugar rush adalah hal yang masih butuh banyak penelitian lebih lanjut karena terdapat riset-riset yang tidak bisa membuktikannya sebagai sebuah fakta.

Asal usul istilah sugar rush

Setelah mengetahui apa itu sugar rush, lalu bagaimana asal usul istilah ini ya, Mom? Sugar rush adalah istilah yang diperkenalkan pertama kali oleh Benjamin Feingold pada tahun 1973 ketika merilis aturan diet Feingold. Dalam aturan tersebut, perasa buatan, pewarna, dan salisilat dilarang dalam makanan anak-anak guna mengantisipasi gejala sugar rush.

Dalam aturan diet Feingold, ia tidak pernah menjelaskan secara gamblang pelarangan gula sebagai pemanis makanan, tetapi para orang tua menganggap bahwa zat tambahan seperti gula juga tidak dianjurkan.

Sugar rush menurut penelitian

Pada tahun 1970, ahli alergi Amerika, Benjamin Feingold tidak menganjurkan penggunaan gula pada makanan anak-anak karena terindikasi menyebabkan sugar rush.

Baru pada tahun 1995, 23 penelitian dalam Journal of American Medical Association menyebutkan bahwa tidak ada efek sugar rush yang ditimbulkan setelah anak-anak mengonsumsi makanan bergula tinggi.

Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, penelitian lain dari Neuroscience & Biobehavioral Reviews menjelaskan bahwa efek yang ditimbulkan dari mengonsumsi karbohidrat dan makanan berkadar gula tinggi adalah badan kelelahan dalam 30 menit pasca konsumsi. Hal tersebut tentu sangat bertolak belakang dengan ciri-ciri sugar rush.

Jadi, sugar rush mitos atau fakta?

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bisa dikatakan bahwa sugar rush adalah mitos yang masih belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Gejala hiperaktif pada anak bisa disebabkan oleh hal lain termasuk faktor usia dan perkembangan psikologis, Mom.

Namun, bukan berarti anak dapat mengonsumsi makanan tinggi gula setiap hari, ya. Sebab pada anak-anak, makanan tinggi gula bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti karies, diabetes, gangguan jantung, dan obesitas.

Baca juga: 7 Ciri-Ciri Anak Autis yang Perlu Mom Kenali Sejak Dini

Ciri-ciri sugar rush

Nah, untuk mengenalinya, beberapa ciri-ciri sugar rush adalah sebagai berikut.

  • Tubuh menjadi sangat berenergi dan hiperaktif dalam kurun waktu 30 hingga 40 menit dan diakhiri dengan gejala tubuh yang lemas serta mengalami pusing
  • Merasa lapar setelahnya karena meningkatnya hormon insulin demi mengendalikan kadar gula dalam darah
  • Hasrat mengonsumsi lebih banyak makanan manis saat kondisi hiperaktif terjadi

Dampak sugar rush

Meski dianggap mitos, namun tetap saja tidak baik mengonsumsi sesuatu secara berlebihan Mom, apalagi gula. Sebab mengonsumsi gula berlebih bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan di bawah ini.

1. Mempengaruhi mood anak

Asupan gula yang terlalu banyak bisa menyebabkan ketidakoptimalan komunikasi antar sel di otak. Selain itu, tingginya kadar gula dalam darah juga menyebabkan gangguan pada neurotransmitter yang berperan untuk menjaga suasana hati si kecil tetap stabil. Hal inilah yang membuat anak jadi sering rewel dan bad mood.

Menurut penelitian yang diterbitkan di Neuroscience & Biobehavioral Reviews tahun 2019, konsumsi gula berkaitan dengan penurunan kewaspadaan dan tingkat kelelahan yang lebih tinggi dalam satu jam pertama setelah konsumsi.

2. Eksim

Menurut National Eczema Association, sugar rush adalah kondisi yang menyebabkan lonjakan produksi insulin saat tubuh mencerna makanan tinggi gula, sehingga ini mengakibatkan terjadinya peradangan kulit dan memicu alergi seperti eksim.

Cara mengatasi sugar rush

Setelah memahami arti sugar rush, Mom dapat menerapkan langkah di bawah ini sebagai cara mengatasinya.

1. Berikan makanan kaya akan serat

Memberikan makanan kaya serat pada anak akan memberikan sensasi kenyang dan mencegahnya makan camilan tidak sehat dan tinggi gula. Mom juga dapat memberikan makanan rendah gula lain seperti buah potong.

2. Batasi konsumsi gula

Jika tidak bisa mengganti seluruh konsumsi gula dengan pemanis lain, si kecil masih dapat mengonsumsi gula namun dengan jumlah lebih sedikit. Perlu diingat bahwa gula tidak hanya tersedia dalam bentuk gula pasir ya Mom, tetapi juga terkandung dalam banyak makanan.

Selain itu, menurut American Academy of Pediatric, penambahan gula pada makanan atau minuman yang disarankan untuk anak-anak usia 2 tahun ke atas tidak lebih dari enam sendok teh atau 25 gram per hari.

3. Buat camilan sehat

Nah, cara lain mengatasi sugar rush adalah Mom juga bisa membuat sendiri camilan sehat agar si kecil tidak jajan sembarangan. Selain itu, Mom bisa melibatkan mereka dalam aktivitas memasak untuk melatihnya mandiri.

Itu tadi artikel yang membahas tentang apa itu sugar rush dan bagaimana cara mengatasinya. Untuk mencegahnya, Mom bisa menggunakan pemanis alternatif atau mengurangi konsumsi gula secara umum. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa!

Sumber: Medical News Today, Webmd

Direview oleh: dr. Citra Amelinda, SpA, IBCLC, MKes

Baca juga: Alergi Dingin: Penyebab, Ciri-Ciri, Obat dan Cara Mencegahnya