Tindik telinga pada bayi perempuan adalah praktik yang umum dilakukan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Beberapa alasan tindik dilakukan ialah untuk mempercantik tampilan bayi perempuan juga guna membedakan bayi perempuan dan lelaki tanpa harus melihat kemaluan mereka.

Biasanya, tindik ini dilakukan beberapa hari setelah bayi lahir atas permintaan orang tua. Namun, ada pula orang tua yang menunggu hingga anak lebih besar dan memutuskan sendiri apakah anaknya mau ditindik atau tidak.

Bahkan American Academy of Pediatrics juga menyarankan untuk melakukan tindik telinga saat anak sudah besar dan bisa merawat sendiri lukanya.

Apakah tindik telinga pada bayi memiliki manfaat?

Selain alasan kecantikan dan membedakan gender bayi dengan mudah, ternyata menindik telinga anak saat masih bayi membuat risiko terjadinya keloid (jaringan parut yang menonjol) pada telinga anak lebih rendah. Keloid ii susah diobati dan membutuhkan prosedur operasi untuk menghilangkannya.

Journal of Pediatrics menyebut bahwa keloid cenderung lebih sering muncul pada anak yang ditindik saat usianya di atas 11 tahun.

Kapan waktu terbaik untuk melakukan tindik telinga bayi?

Orang tua perlu memerhatikan peralatan yang digunakan untuk menindik bayi. Alat tersebut haruslah steril dan higienis, gara tidak menyebabkan infeksi. Orang tua juga perlu mengantisipasi kemungkinan di kecil memiliki reaksi alergi terhadap emas atau perhiasan jenis lainnya.

Maka dari itu, disarankan Mom dan Dad menunggu untuk melakukan tindik telinga bayi sampai Si Kecil telah menjalani imunisasi pertama. Tujuannya, untuk menghindari risiko bayi Mom mengalami tetanus atau infeksi lain akibat telinganya ditindik.

Beberapa dokter juga menyarankan untuk menunda melakukan tindik telinga bayi sampai Mom dan Dad bisa mengurus sendiri luka bayi tanpa bantuan dokter.

Risiko melakukan tindik telinga bayi

Tindik telinga dilakukan dengan cara melubangi ujung daun telinga bayi dengan benda tajam, tujuannya agar bisa dipasangi anting. Kulit yang terbuka akibat tindikan ini kemungkinan bisa mengalami risiko hal-hal berikut:

  • Risiko pendarahan

  • Reaksi alergi saat jarum menyentuh kulit

  • Bentuk telinga si kecil jadi aneh karena kesalahan menusuk

  • Pemulihan bekas tindikan yang tidak berlangsung sempurna sehingga kulit menutup dan anting tertanam di daun telinga.

  • Infeksi telinga akibat tindikan.

  • Keloid, jaringan parut yang tumbuh menutupi bekas luka.

Tips merawat telinga bayi yang baru saja ditindik

Setelah telinga bayi diberi tindikan dan dipasangi anting, jangan melepas antingnya selama sekitar enam minggu atau hingga lukanya mengering.

Oleskan alkohol atau pembersih anti infeksi yang diresepkan dokter pada sekitar telinga anak selama dua kali sehari. Setiap kali selesai memandikan bayi, keringkan area telinganya dengan lembut supaya tidak lembab.

Setelah enam minggu, bekas tindikan biasanya akan mengering. Saat itulah Mom dan Dad bisa mengganti anting si bayi supaya lubangnya tidak menutup.

Apabila setelah menindik telinga bayi, Mom mendapati gejala seperti infeksi, alergi, telinga berdarah, bernanah, atau telinga robek akibat anting yang terlepas, segeralah bawa anak Mom ke dokter atau rumah sakit terdekat.

Menindik telinga bayi memang tidak dilarang, namun Mom dan Dad perlu benar-benar memperhatikan faktor keamanan dan kebersihan alat yang digunakan. Sebaiknya, tindik telinga ini dilakukan oleh dokter atau bidan, jangan lakukan sendiri di rumah jika tidak ingin ada masalah kesehatan pada telinga bayi nantinya.

Itulah informasi mengenai manfaat, risiko, dan tips untuk tindik telinga pada bayi. Semoga bermanfaat bagi Anda ya, Mom, Dad.

Baca juga: Cek Berat Badan Ideal Bayi Sesuai Tahapan Usianya