Pernahkah Mom melihat anak yang cenderung bertindak semaunya dan tidak pernah mau mendengarkan arahan dari orang lain? Bisa jadi ini adalah tanda perilaku impulsif. Sebenarnya apa arti impulsif?

Yang perlu dipahami, ada tahap di mana anak cenderung berlaku impulsif. Masa anak-anak selalu dipenuhi dengan rasa keingintahuan. Wajar saja jika anak selalu ingin mencoba hal baru dan sering bertindak di luar dugaan.

Apa itu impulsif?

Sebenarnya apa itu perilaku impulsif?

Impulsif adalah perilaku yang cenderung merusak dan tidak terkontrol akibat tindakan yang dilakukannya tanpa pernah berpikir adanya konsekuensi yang mungkin didapatkan.

Biasanya tindakan tersebut adalah bentuk respon emosional mengenai kejadian yang pernah dialami sebelumnya.

Meskipun anak menyadari tindakan yang dilakukannya, tetapi ia akan tidak bisa mengontrol dirinya sehingga ia akan mengulangi hal tersebut terus menerus.

Perilaku impulsif yang sering terjadi pada anak yang baru sekolah yaitu seperti anak yang mengerjakan tugas tanpa memperhatikan petunjuk terlebih dahulu, hasil dari tugas itu pun pasti akan salah.

Apakah sifat ini normal?

Di antara Mom pasti pernah mengira jika anak yang bertindak semaunya adalah anak yang bandel. Namun, sifat impulsif pada anak-anak merupakan hal yang normal.

Seiring bertambahnya usia, anak akan mampu belajar mengenai respon. Tindakan yang meledak-ledak hanya akan membuat anak bermasalah saat berbaur dalam lingkungan sosial nantinya.

Tanda-tanda anak berperilaku impulsif

Ada beberapa tanda anak mempunyai sifat impulsif, yaitu:

  • Kurang berpikir, anak akan bertindak tanpa rencana dan tidak memikirkan konsekuensinya.

  • Emosi yang berlebihan

  • Kurang berusaha, anak akan malas dan mudah cepat menyerah jika diberi tugas atau tanggung jawab.

  • Sensasi mencari kesenangan, anak hanya akan terus bersenang-senang meskipun yang dilakukannya salah.

  • Urgensi, yaitu anak selalu terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu entah itu salah atau benar.

Penyebab perilaku impulsif

Sebenarnya apa yang menyebabkan anak mempunyai sifat yang keras dan tidak bisa ditahan ini? Mereka juga tidak berpikir sebelum melakukan sesuatu dan akan kesulitan untuk mengontrol respon. Berikut penyebab sifat impulsif pada anak.

1. Saraf yang belum berkembang sempurna

Penyebab pertama bisa disebabkan oleh saraf impuls pada anak yang masih belum berkembang dengan sempurna, sehingga jika dibandingkan dengan orang dewasa yang sudah mempunyai saraf impuls yang matang, anak akan lebih berani mengambil tindakan tanpa perlu berpikir konsekuensi.

2. Attention Deficit Hyperactivity Disorder

ADHD adalah jenis gangguan mental pada anak yang menyebabkan ia susah memusatkan perhatian dan cenderung hiperaktif.

Anak yang mengidap gangguan ADHD seringkali memiliki sifat impulsif. Anak akan menjadi tidak sabaran ketika menunggu giliran dan cenderung suka memotong pembicaraan orang lain.

Keseimbangan yang terjadi pada otak yang mengakibatkan perilaku impulsif pada anak ADHD.

3. Stres dan frustrasi

Alasan lain yang bisa menyebabkan anak berperilaku impulsif adalah karena adanya tekanan yang dirasakan. Ketika ia sedang mengalami masalah entah di lingkungan keluarga atau sekolah, bisa saja ia melampiaskan kekesalannya dengan perbuatan impulsif.

4. Tidak dapat mengekspresikan diri dengan baik

Sifat impulsif anak sering terjadi pada anak yang usianya masih kecil, karena ia cenderung belum bisa mengekspresikan dirinya dengan baik. Ia tidak akan paham apa yang ia rasakan itu sebenarnya perasaan apa, entah senang, sedih, stress, atau frustasi.

Baca Juga: Tantrum Anak - Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi

Menghadapi sifat impulsif anak

Lalu bagaimana cara mengatasi perilaku impulsif pada anak? Beberapa cara berikut mungkin bisa membantu.

1. Mengajarkan untuk mengendalikan diri dan menunggu

Misalnya sebelum makan, biasakan anak untuk menunggu diambilkan makanan dan duduk manis sambil meletakkan tangan diatas meja. Mintalah anak untuk mendengarkan petunjuk Mom dengan baik. Jika anak berhasil melakukannya, berikan ia pujian. Anak akan merasa senang karena pujian yang diberikan.

2. Beri tugas yang sederhana dan singkat

Berhubung anak yang impulsif mudah terburu-buru, maka dengan memberi tugas yang bermacam-macam tidak akan berhasil dilakukannya. Mom lebih baik mengajarkan untuk menyelesaikan tugas satu persatu dari yang paling sederhana.

Seperti membereskan dan mengembalikan mainan setelah selesai digunakan. Jika anak selesai dengan tugasnya, Mom bisa memberikan tugas yang lain agar anak tidak merasa frustrasi karena diberikan tugas banyak sekaligus.

3. Memberitahu perilakunya jika salah

Anak yang mempunyai sifat impulsif perlu diberitahu jika perilakunya kurang benar. Mom bisa mengatakan jika orang lain mungkin akan tidak suka dan terganggu atas apa yang dilakukannya. Jika ia tetap tidak mau mendengarkan, mungkin orang lain tidak ada yang akan mau mendekat.

Memberitahunya mengenai apa yang tidak boleh di lakukannya mungkin butuh waktu yang lama. Sebab anak tidak paham sepenuhnya mengenai konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya.

Jika Mom perlahan tetap melakukannya dengan lembut dan penuh kasih sayang, anak perlahan pasti akan menurut dan dapat memahaminya.

4. Mencontohkan perilaku yang benar

Apapun yang dilakukan orang tua, anak pasti akan menirunya. Kata yang diucapkan dan tindakan yang dilakukan orang tua akan diingat oleh anak dan menirukannya.

Oleh karena itu, Mom dan suami tentu harus memberikan contoh tindakan dan ucapan baik yang nanti ditiru anak.

5. Selalu mendukung anak

Faktor yang dapat mengendalikan sifat impulsif anak yaitu ketika anak merasa diperhatikan oleh orang tua. Meski anak melakukan hal yang kurang benar, namun Mom harus selalu mendukung dan perlahan memberi tahu apa yang benar untuk dilakukan.

Dengan adanya dukungan dari orang tua membuat anak akan merasa dihargai dan diberikan kasih sayang, sehingga perlahan ia akan mampu berubah menjadi lebih baik.

Perbedaan kompulsif dan impulsif

Mom, kompulsif dan impulsif adalah dua perilaku yang berbeda. Adapun perbedaan kompulsif dan impulsif yaitu:

  • Kompulsif: anak terdorong untuk melakukan sesuatu secara tak tertahankan
  • Impulsif: anak memiliki dorongan untuk bertindak berdasarkan instingnya

Berikut penjelasannya.

Perilaku kompulsif adalah gangguan kecemasan di mana pikiran seseorang dipenuhi dengan pikiran menetap dan tidak dapat dikendalikan. Hal tersebut terjadi secara berulang-ulang hingga mengakibatkan distress yang signifikan.

Sementara perilaku impulsif adalah tindakan secara tiba-tiba menurut gerak hati atau insting. Seringkali pribadi ini berbuat atau berbicara tanpa disertai alasan-alasan yang jelas.

Itu tadi beberapa informasi berupa sifat impulsif anak. Cari tahu terlebih dahulu apa penyebab perilaku impulsif pada anak, mungkin disebabkan karena cara mendidik yang salah atau memang kondisi tertentu, seperti ADHD.

Mom perlu mengontrol emosi anak dan mengajarkan mengenai konsekuensi dari perbuatannya.

Mom bisa membawa anak berkonsultasi ke psikolog jika perilaku impulsif anak sudah meresahkan. Semakin cepat anak diberikan penanganan, maka juga semakin cepat pula perilaku impulsif anak dapat sembuh. Semoga berhasil.

Baca Juga: Unyeng-unyeng dan Kaitannya dengan Kepribadian Anak