Ciri-ciri anak autis dapat terlihat sejak usia dini. Ciri-ciri ini umumnya mulai terdeteksi sejak bayi dan semakin jelas saat anak menginjak umur 2, 3 hingga 5 tahun. Autis yang juga dikenal sebagai autisme dapat berdampak pada tumbuh kembang anak dan bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain.

Meski ciri-ciri anak autis ringan sudah terlihat sejak bayi, ternyata banyak orang tua yang terlambat menyadari jika anaknya mengalami gangguan autisme. Nah, agar hal ini tidak terjadi pada Anda, yuk kenali ciri-ciri anak autis pada artikel berikut!

Apa itu autisme?

Autis atau spektrum gangguan autisme adalah gangguan pada sistem saraf pusat. Gangguan ini menyebabkan kinerja otak dan bagian tubuh lainnya tidak selaras. Autisme memiliki 3 tingkat keparahan yang berhubungan dengan kebutuhan pada bantuan orang lain.

Sampai saat ini belum ada penelitian yang menemukan penyebab pasti autisme pada anak. Namun, banyak peneliti percaya jika gen bawaan dan lingkungan pada saat hamil dapat memicu gangguan tersebut.

Autisme sendiri memiliki beberapa jenis gangguan, seperti Asperger Syndrome, Autistic Disorder, dan Childhood Disintegrative Disorder. Gangguan-gangguan ini dapat menghambat perkembangan empati, komunikasi dan motorik anak.

Ciri-ciri anak autis

Berikut merupakan beberapa ciri-ciri anak autis yang dapat Mom dan Dad kenali.

1. Kesulitan untuk berkomunikasi 

Ciri-ciri anak autis umur 2 tahun yang paling mudah Mom dikenali adalah kesulitan untuk berkomunikasi dua arah dengan orang lain. Gangguan autisme membuat anak tidak dapat menerjemahkan perkataan atau gestur tubuh yang diberikan, sehingga sulit berkomunikasi.

Saat berkomunikasi, anak dengan autisme akan mengulang-ulang suatu kata yang ia pikirkan sampai orang lain paham apa maksud mereka.

2. Tidak merespon saat dipanggil

Jika anak sudah memasuki umur 3 tahun tetapi tidak merespon saat Mom memanggil namanya, hal ini dapat menjadi salah satu ciri-ciri anak autis umur 3 tahun.

Dalam banyak kasus, bayi memang belum memiliki pendengaran dan respon yang baik. Umumnya bayi mulai dapat mengenali suara orang tua pada usia 7 bulan. Tetapi bila anak tidak juga merespon hingga pada usia 12 bulan, ini dapat menjadi ciri-ciri anak autis ringan yang perlu Mom waspadai.

3. Perilaku yang tidak sesuai

Ciri-ciri anak autis ringan selanjutnya adalah tidak sesuainya perilaku anak dengan apa yang dipikirkan. Autisme membuat aktivitas otak dan motorik tidak bisa berjalan selaras, Mom. Tak jarang anak memikirkan untuk melakukan hal tertentu, tapi malah melakukan hal lainnya.

4. Sering mengulang gerakan tertentu

Anak dengan autisme dapat terlihat melalui kebiasaannya melakukan gerakan tertentu berulang-ulang. Ciri-ciri anak autis sejak bayi satu ini dikenal dengan istilah stimming.

Pada anak dengan autisme, stimming memiliki beberapa manfaat, seperti mengingat stimulasi motorik, mengurangi kecemasan, dan membantu anak untuk fokus kembali.

5. Memiliki kecenderungan hiperaktif

Ciri-ciri anak autis umur 3 tahun bisa Mom ketahui dari tingkah laku mereka yang penuh tenaga tanpa kenal waktu. Meski tidak semua anak autis itu hiperaktif, namun gangguan autisme membuat mereka kesulitan mengontrol emosinya.

Saat merasa senang, anak autis akan mengekspresikan emosi dengan seluruh tenaganya yang membuatnya sulit untuk berkonsentrasi.

6. Lebih senang menyendiri

Jika Mom melihat anak lebih senang bermain sendiri saat bersama dengan teman-temannya, mungkin ini menunjukkan salah satu ciri-ciri anak autis ringan. Berlawanan dengan ciri sebelumnya, autisme justru membuat anak lebih senang menyendiri.

Dengan menyendiri, anak merasa aman dari berbagai stimulus seperti suara dan sentuhan orang lain.

7. Mempunyai rutinitasnya sendiri

Ciri-ciri anak autis terakhir adalah mempunyai rutinitasnya sendiri. Mom mungkin sering melihat anak melakukan aktivitas dengan tahapan tertentu dan marah jika ada yang terlewat.

Ini terjadi karena anak merasa lebih tenang jika melakukan sesuatu yang sudah pernah mereka lakukan sebelumnya. Melakukan kegiatan di luar rutinitas dapat meningkatkan kecemasan karena anak harus berhadapan dengan situasi asing.

Baca juga: Terapi Anak Hiperaktif dan Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi

Apa yang harus Mom dan Dad lakukan?

Anak yang autis membutuhkan dukungan lebih dari orang tua supaya mereka mampu menjalani hidup layaknya anak-anak lain. Lalu apa saja yang dapat Mom dan Dad lakukan?

1. Konsultasi dengan ahlinya

Di era digital ini banyak informasi tentang autisme yang bisa Anda dapatkan dengan mudah, seperti di internet. Namun, di samping mencari informasi di internet, Mom dan Dad juga bisa langsung mengkonsultasikan langsung pada ahlinya, misal ke dokter, psikiater, atau psikolog anak.

2. Melakukan terapi untuk meningkatkan kemampuan anak

Agar si kecil dapat hidup dengan normal, Mom dan Dad bisa melakukan terapi untuk meningkatkan kemampuan anak.

Bantuan tenaga ahli seperti psikolog dan terapis dapat membantu mengurangi gangguan saraf pada anak. Selain itu, beberapa terapi seperti terapi bermain, terapi wicara, dan terapi okupasi juga bisa Mom lakukan sendiri di rumah.

3. Meningkatkan aktivitas bersama

Melakukan aktivitas bersama dengan anak dapat mempererat bonding antara orang tua dan anak, lho Mom! Kegiatan sederhana seperti menyusun balok, jalan-jalan sore, dan menonton film bersama bisa meningkatkan rasa saling terhubung dengan mereka.

Semakin sering kegiatan ini dilakukan, anak dengan autisme akan paham jika Mom dan Dad ada untuk mereka. Mom dan Dad juga mulai memahami cara untuk berkomunikasi dengan anak.

Memahami anak dengan autisme memang tidak mudah. Walau banyak ciri-ciri anak autis yang dapat dikenali sejak dini, pada dasarnya setiap anak memiliki tingkat perkembangan berbeda-beda.

Perlu kerja sama baik antara Mom dan Dad agar gejala autisme pada anak dapat segera ditangani. Dukungan keluarga dan lingkungan juga berperan penting untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi anak dengan autisme.

Baca juga: Autisme Bisa Dideteksi Sejak Dini Pada Bayi, Cek Tandanya Di Sini!

Sumber: alodokter, hellosehat, sehatq