Perkembangan motorik anak merupakan hal penting yang patut Mom perhatikan selama masa pertumbuhan sang buah hati.

Ini adalah salah satu dari aspek perkembangan anak usia dini yang menunjukkan bahwa si kecil mengalami proses tumbuh kembang kemampuan gerak, seperti merangkak, berjalan, mencoret kertas, dan lain sebagainya.

Namun, perlu Mom ketahui, perkembangan motorik setiap anak tidaklah selalu sama dan terdapat berbagai faktor yang bisa memengaruhinya.

Nah, artikel berikut ini akan mengulas secara lengkap apa saja tahapan perkembangan motorik anak usia dini hingga berbagai masalah yang perlu Mom waspadai. Yuk, simak!

Download aplikasi ruangmom

Apa itu Perkembangan Motorik Anak?

Perkembangan motorik adalah aspek perkembangan yang berkaitan dengan keterampilan anak untuk bergerak dan mengontrol berbagai bagian tubuhnya.

Terdapat dua jenis perkembangan motorik anak yang perlu diperhatikan, yaitu motorik kasar dan motorik halus.

Perkembangan motorik kasar adalah keterampilan bergerak yang berkaitan dengan pergerakan otot-otot besar pada tubuh, seperti lengan tangan dan kaki.

Perkembangan motorik dasar ini juga berguna agar anak dapat melakukan gerakan-gerakan besar seperti merangkak, berjalan, melompat, dan mendorong.

Sementara itu, perkembangan motorik halus adalah pergerakan yang menggunakan otot-otot kecil di tangan yang lebih membutuhkan kontrol tubuh dan ketepatan lebih tinggi.

Beberapa contoh gerakan yang berkaitan dengan motorik halus adalah memutar tutup botol, menyusun balok, dan menggunakan jari-jari tangan untuk menggenggam benda kecil.

Dengan memiliki perkembangan motorik yang baik, anak dapat melakukan berbagai eksplorasi dan menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lebih mandiri.

Untuk itu, penting untuk memperhatikan dan menstimulasi aspek perkembangan motorik ini. Bagi anak, bergerak pun butuh diajarkan dan distimulasi dengan baik.

Baca juga: 11 Contoh Kegiatan Motorik Halus Anak Usia Dini yang Seru!

Prinsip Perkembangan Motorik Anak

Dalam tahapan perkembangan motorik anak usia dini, ada beberapa prinsip yang perlu Mom perhatikan, di antaranya yaitu:

1. Keterampilan Motorik Dapat Diprediksi dan Memiliki Urutan Pasti

Perlu diketahui, keterampilan motorik yang dapat dicapai oleh anak dapat terprediksi dan memiliki urutan perkembangan secara pasti, Mom.

Sebagai contoh, awal mulanya pencapaian perkembangan motorik kasar pada bayi adalah dapat mengangkat kepala ketika tengkurap, dilanjutkan dengan bisa berguling sendiri, duduk, merayap, merangkak, berdiri, hingga berjalan.

Meskipun demikian, terdapat kemungkinan kemunculannya di rentang usia yang sama, tapi di usia yang berbeda.

Misalnya, keterampilan berdiri umumnya muncul di rentang usia 7-12 bulan setelah keterampilan duduk/merangkak dikuasai.

Akan tetapi, kemunculan pada anak bisa saja ada yang menguasai berdiri di usia 7 bulan atau 12 bulan.

Selama masih berada di rentang usia yang wajar, perkembangan motorik anak masih sejalan dengan tahap perkembangan motorik di usianya.

2. Cephalocaudal

Cephalocaudal adalah istilah untuk menyebut perkembangan otot dan tulang dimulai dari atas ke bawah, dari kepala ke kaki.

Perkembangan motorik anak dimulai dari ketika bayi belajar untuk mengontrol kekuatan otot yang mendukung pergerakan leher dan kepala.

Kemudian perkembangannya dilanjutkan ke badan hingga otot yang berkaitan dengan keterampilan berjalan berkembang terakhir.

Oleh karena itu, di usia 0-3 bulan, awal pencapaian perkembangan motorik yang perlu dikuasai oleh anak adalah bisa bertahan mengangkat leher dan kepala saat posisi tengkurap.

3. Proximodistal

Proximodistal merupakan perkembangan otot dan tulang dimulai dari tengah ke luar, yaitu dari mengelola kontrol otot di area tengah tubuh (area dada) sampai ke area luar tubuh (lengan tangan & kaki).

Sebagai contoh, anak bayi akan lebih dulu menguasai kontrol leher dan kepala sebelum ia dapat mengambil serta menggenggam benda menggunakan jari-jari tangannya.

Baca juga: 7 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

Tahapan Perkembangan Motorik Anak Usia Dini

Berdasarkan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut adalah tahapan perkembangan motorik anak usia dini, Mom.

Usia 0-3 Bulan

Adapun beberapa contoh perkembangan motorik anak di usia 0-3 bulan, yaitu:

  • Menunjukkan gerakan refleks bayi, seperti menelan, mengisap, berkedip, menguap, mendekatkan mulut ketika disentuh oleh jari di pipi, bergerak seperti kaget saat mendengar suara keras)
  • Dapat mengangkat kepala secara mandiri hingga setinggi 45 derajat
  • Dapat menggerakan kepala dari kiri atau kanan ke tengah mengikuti arah benda
  • Dapat menggenggam benda berukuran besar dengan seluruh jari-jarinya (walau tidak terlalu kuat)

Usia 4-6 bulan

Sementara di usia 4-6 bulan, keterampilan motorik anak dapat dilihat dari beberapa kemampuannya, seperti:

  • Mulai bisa berguling dari terlentang ke posisi tengkurap
  • Dapat berbalik dari tengkurap ke telentang
  • Dapat mengangkat kepala secara mandiri hingga tegak 90 derajat
  • Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
  • Dapat menggenggam mainan kecil atau mainan bertangkai

Usia 6-9 bulan

Berikutnya, keterampilan motorik anak usia 6-9 bulan akan ditunjukkan dari beragam gerakan seperti:

  • Dapat duduk secara mandiri
  • Mulai belajar berdiri dengan kedua kaki menyangga sebagian berat badan
  • Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
  • Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
  • Mengambil dan memegang 2 benda di 2 tangan secara bersamaan
  • Mengambil benda kecil (sekecil kacang) dengan cara meraup (menggunakan seluruh jari)

Baca juga: Perkembangan Bayi 9 Bulan, Si Kecil Sudah Semakin Aktif!

Usia 9-12 bulan

Pada usia 9-12 bulan, si kecil biasanya akan menguasai beberapa keterampilan motorik seperti:

  • Dapat mengangkat badan ke posisi berdiri
  • Belajar berdiri selama 30 detik/ sambil berpegangan di kursi
  • Dapat belajar dengan dituntun
  • Dapat menggenggam erat benda besar
  • Dapat memasukkan benda ke mulut

Usia 1-2 tahun

Menginjak usia 1-2 tahun, secara umum, anak akan menunjukkan keterampilan motoriknya melalui gerakan seperti:

  • Dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan
  • Dapat membungkuk dan memungut mainan kemudia berdiri kembali
  • Dapat berjalan maju dan mundur secara mandiri tanpa terhuyung-huyung
  • Dapat menumpuk 2-4 buah balok kubus
  • Dapat memasukkan benda ke dalam kotak
  • Dapat memungut benda kecil dengan jempol dan telunjuk
  • Dapat memegang gelas dan makan serta minum sendiri

Usia 2-3 tahun

Selanjutnya, beberapa contoh perkembangan motorik anak usia 2-3 tahun yaitu:

  • Dapat naik tangga sendiri
  • Dapat menendang bola kecil
  • Dapat mencoret-coret menggunakan alat tulis (pensil, krayon, dll).
  • Dapat makan menggunakan sendok sendiri tanpa banyak yang tumpah

Usia 3-5 tahun

Di rentang usia 3-5 tahun, biasanya anak sudah menguasai keterampilan motorik seperti:

  • Dapat berdiri dengan 1 kaki selama 2-6 detik
  • Dapat melompat dengan kedua kaki diangkat secara bersamaan
  • Dapat melompat-lompat dengan 1 kaki
  • Dapat mengayuh sepeda roda tiga
  • Dapat menggambar garis lurus, lingkaran, tanda silang
  • Dapat menumpuk minimal 8 kubus

Baca juga: Tabel Tinggi Badan Anak Menurut Usia 1-5 Tahun & Cara Bacanya

Cara Menstimulasi Perkembangan Motorik Anak

Terdapat faktor internal dan eksternal perkembangan motorik anak yang dapat memengaruhi si kecil dalam mencapai keterampilan tersebut.

Adapun maksud dari faktor internal adalah hal-hal yang berada dalam diri anak, seperti genetik dan riwayat kondisi medisnya.

Sementara itu, faktor eksternal adalah hal-hal di luar diri anak yang berada di lingkungannya, seperti pengasuhan dan stimulasi dari orang sekitar.

Perlu Mom ketahui, pemberian stimulasi secara tepat sesuai kebutuhan si kecil dapat berperan besar untuk membantunya mencapai keterampilan motorik sesuai dengan usianya.

Adapun beberapa hal yang bisa Mom lakukan untuk menstimulasi perkembangan motorik pada anak yaitu:

Stimulasi Motorik Kasar

Untuk menstimulasi motorik kasar si kecil, coba lakukan beberapa hal seperti:

  • Menyediakan area yang aman untuk anak melakukan tummy time (memposisikan anak dalam posisi tengkurap) dan eksplorasi lingkungan dengan merayap, merangkap, hingga berjalan dan berlari.
  • Gulingkan anak ke kanan-kiri, posisi tengkurap-telentang
  • Bermain dorong-dorong barang
  • Melatih naik dan turun tangga
  • Bermain lempar dan tangkap bola
  • Perbanyak kesempatan untuk bermain di area luar (outdoor) dengan arena bermain untuk melatih anak memanjat, merayap, meluncur, mengayun di ayunan.
  • Berikan aktivitas fisik minimal 3 jam dalam 1 hari untuk anak usia 1-5 tahun.

Stimulasi Motorik Halus

Sementara untuk menstimulasi motorik halus si kecil, Mom dapat melakukan beberapa hal seperti:

  • Sediakan benda/mainan yang digantung atau di hadapan anak yang sedang tengkurap berwarna, dan berbunyi untuk menarik perhatian anak untuk mau meraih, meraba, memegang mainan.
  • Berikan area yang aman untuk anak gunakan mencoret-coret (mulai dari menggunakan cat air dan jari, crayon besar, kuas, sampai pensil).
  • Beri kesempatan untuk makan sendiri menggunakan tangan, sendok, garpu.
  • Berikan anak kesempatan menggenggam makanannya sendiri (finger food) dan berlatih memasukkan ke mulut
  • Libatkan dalam kegiatan sehari-hari, seperti mencuci, memeras, menyikat, menyemprot, menggantung baju.
  • Bermain meremas sponge atau lilin untuk melatih kekuatan otot jari-jari tangan.
  • Sediakan permainan menyusun, bisa dari batu, balok, puzzle.
  • Berikan ragam kegiatan untuk menggunting dan tempel.

Demikian penjelasan tentang tahapan tahapan perkembangan motorik anak usia dini beserta cara menstimulasinya.

Di samping melakukan berbagai tips di atas, jangan lupa juga untuk selalu penuhi kebutuhan nutrisi si kecil agar ia mampu bertumbuh dan berkembang dengan maksimal ya, Mom.

Anda bisa segera lakukan konsultasi dengan dokter bila anak mengalami sejumlah masalah yang disebutkan sebelumnya. Semoga artikel ini bermanfaat!

Sumber: Developmental Profiles: Pre-Birth Through Adolescence (8th Ed), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Ditulis oleh: Yasmine N. Edwina, M.Psi., Psikolog

Baca juga: 13 Merek Susu untuk Kecerdasan Otak Anak, Ini Rekomendasinya!