Dalam melihat tumbuh kembang anak, Mom pasti sering mendengar istilah tentang motorik halus dan motorik kasar. Di mana setiap anak memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Sebenarnya, apa sih pengertian motorik halus dan kasar?

Mom harus paham pengertian motorik halus dan kasar karena keduanya adalah indikator perkembangan anak yang tampak mata dan bisa diperhatikan. Berikut penjelasannya buat Mom.

Perkembangan Motorik

Sebelum mengenal motorik halus dan motorik kasar, Mom harus paham dulu tentang definisi perkembangan motorik itu sendiri.

Perkembangan motorik adalah sebuah proses yang berhubungan dengan perkembangan gerak pada anak. Secara umum, munculnya gerakan tersebut dikarenakan adanya kematangan saraf dan fisik pada anak.

Kemampuan motorik adalah kemampuan yang penting untuk dikembangkan sejak anak usia dini, karena kemampuan ini akan menjadi awal untuk pengembangan kemampuan lainnya, seperti kemampuan kognitif dan sensorik.

Nah, perkembangan motorik tersebut dibedakan menjadi dua macam, yaitu motorik halus dan motorik kasar. Apa bedanya?

Motorik Halus

Jika motorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas gerakan, maka motorik halus adalah perkembangan gerak yang melibatkan koordinasi mata dengan tangan. Contoh kegiatan motorik halus anak usia dini antara lain menulis, memotong, menggambar, menyusun puzzle, merapikan baju, memasukkan balok sesuai bentuknya, dan lain sebagainya.

Si kecil akan mengalami perkembangan motorik halus yang optimal asalkan ia diberikan stimulasi yang tepat. Biasanya jika ia kurang mendapat stimulus atau rangsangan justru akan menjadi malas dan bosan mengembangkan motorik halusnya.

Namun tak hanya stimulasi saja, banyak faktor lain yang bisa mempengaruhi motorik halus anak, di antaranya adalah usia dan kondisi fisik.

Jika Mom sering memberikan stimulus pada anak, misalnya memberikan buku dan pensil atau mengajaknya mengobrol, maka ia akan lebih cepat bisa menulis dan lancar berbicara.

Kegiatan yang berhubungan dengan motorik ini cenderung lebih fleksibel dan bisa dilakukan di dalam ruangan. Bagaimana Mom, sudahkah si kecil menunjukkan perkembangan motorik halus sesuai dengan usianya?

Motorik Kasar

Carmelia Riyadhni, seorang early childhood practitioner, menyatakan bahwa kegiatan yang melibatkan koordinasi otot, baik gerakan otot-otot besar, disebut motorik kasar.

Keterampilan motorik kasar pada anak harus senantiasa dilatih dan dikembangkan setiap saat agar anak bisa melakukan berbagai hal yang lebih baik. Anak laki-laki biasanya cenderung menyukai kegiatan yang berbau motorik kasar dibandingkan anak perempuan loh, Mom.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa motorik kasar adalah kemampuan anak untuk menggunakan sebagian atau seluruh anggota tubuhnya untuk melakukan suatu kegiatan tertentu. Kegiatan yang dimaksud antara lain merangkak, duduk tegak, berdiri, berjalan dengan tegak, melompat, berguling, hingga melempar dan berlari. Bahkan terkadang anak laki-laki senang memanjat pohon.

Perkembangan dalam hal motorik ini biasanya terbentuk secara alami sesuai dengan kematangan fisik dan lingkungan sekitar anak yang menunjang.

Jika kemampuan ini diasah dengan baik, bisa menjadikan sebuah skill yang mendatangkan prestasi bagi anak. Misalnya ia akan berpotensi menjadi atlet lari, lompat jauh, perenang, dan lain sebagainya. Menarik, bukan?

Jika motorik halus cenderung cocok dilakukan di dalam ruangan, maka sebaliknya, motorik kasar cenderung lebih efektif dilakukan di luar ruangan karena kegiatan ini membutuhkan cukup banyak ruang. Tahapan perkembangan motorik kasar pada anak sesuai usianya antara lain sebagai berikut.

  • Usia 2-5 bulan, anak bisa sudah bisa berguling
  • Usia 5-7 bulan, anak bisa duduk tanpa bantuan
  • Usia 7-8 bulan, anak bisa berdiri dengan berpegangan
  • Usia 10-14 bulan, anak bisa berdiri sendiri tanpa berpegangan
  • Usia 11-15 bulan, anak bisa berjalan dengan stabil

Bagaimana Menstimulasi Perkembangan Motorik Anak?

Cara yang efektif untuk merangsang motorik anak agar berkembang salah satunya adalah melalui permainan.

Mom bisa membelikan permainan yang sesuai dengan usia dan kebutuhan si kecil agar pertumbuhan dan perkembangannya bisa optimal. Tak perlu mahal kok, yang penting sesuai dan tepat guna. Jangan sampai Mom sudah mebeli mainan yang mahal dan keren, tapi ternyata bukan untuk anak usianya. Sayang sekali kan?

Salah satu contoh permainan motorik yang bisa Mom gunakan adalah walking toys. Permainan ini bisa Mom coba untuk merangsang bayi agar bisa berjalan.

Dilengkapi dengan pegangan, cobalah memintanya untuk berjalan mendatangi Mom. Selain itu, Mom juga bisa mengajaknya bermain dengan bola.

Gelindingkan bola menjauhi anak, dan mintalah ia mengambilnya. Cangkir yang ditumpuk, sensory ball, buku, boneka, puzzle, dan alat musik juga bisa menjadi referensi contoh mainan yang cocok untuk meningkatkan kemampuan si bayi.

Lakukan variasi-variasi permainan yang lain agar si kecil tertarik ya, Mom. Misalnya Mom juga bisa mendaftarkannya ke kelas renang, biasanya si kecil akan senang bermain air.

Nah, jika si kecil masih saja tidak memiliki ketertarikan dengan salah satu permainan yang Mom berikan, jangan memaksakannya. Cobalah alternatif permainan lainnya yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Baca juga: 12 Mainan Bayi 6 Bulan untuk Tumbuh Kembang Anak

Ketika anak sudah mampu mengenakan pakaian dan melepaskannya sendiri, menggunakan tangannya untuk makan dengan baik, dan mengontrol objek dengan baik, berilah ia pujian dan apresiasi.

Dengan begitu, anak akan lebih bersemangat dan mengulang kegiatan tersebut. Namun, perlu Mom ketahui, jika si kecil mengalami keterlambatan perkembangan motorik halus dan kasar, lebih baik konsultasikan dengan dokter anak.

Memang dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran untuk melatih perkembangan motorik halus dan motorik kasar sang anak ya, Mom. Namun percayalah, dibalik semua perjuangan tersebut akan memberikan manfaat untuk masa depan buah hati. Tetap semangat dan jangan menyerah, ya!

Baca juga: Kemampuan Tumbuh Kembang Anak Usia 4 Tahun 9 Bulan