Usia kanak-kanak sangatlah rentan terkena penyakit. Salah satu jenis penyakit berbahaya yang bisa dialami oleh anak adalah penyakit hepatitis A. Penyakit ini menyerang organ hati sehingga fungsinya menjadi terganggu. Yuk kenali lebih jauh gejala hepatitis A, cara penularan, dan ciri-cirinya di sini.

Penyakit hepatitis adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh virus. Ditemukan lima jenis penyakit hepatitis yaitu virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV).

Selain itu, terdapat jenis virus lain yang ditularkan pasca transfusi seperti virus hepatitis G dan virus TT. Namun, kedua penyakit tersebut tidak menyebabkan hepatitis.

Semua jenis penyakit hepatitis merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B. Hal ini dikarenakan penyakit hepatitis B berasal dari virus DNA.

Kelima jenis virus ini memiliki kesamaan dalam gejala klinis serta pertumbuhan penyakitnya. Gambarannya bervariasi mulai dari asimtomatik hingga penyakit hepatitis fulmian yang menyebabkan kematian.

Gejala penyakit ini juga bisa bervariasi. Mulai dari infeksi persisten subklinis hingga penyakit hati kronik. Dimana sangat progresif dengan sirosis hepatis dan karsinoma hepatoseluler yang umumnya ada pada tipe virus yang ditransmisi melalui darah.

Apa itu Penyakit Hepatitis A?

Penyakit hepatitis A adalah virus dengan diameter 27 nanometer. Bentuknya kubus simetri serta merupakan penyakit hepatitis terkecil. Penyakit ini hanya memiliki satu nukleokapsid sebagai ciri khusus hepatitis A.

Ujung RNA dari molekul ini disebut sebagai VPg (Viral Protein genomik). Molekul ini kemudian berfungsi untuk menyerang ribosom sitoplasma sel hati. Sehingga, terjadi gangguan pada fungsi hati pengidap hepatitis A.

Apabila memanfaatkan teknologi kultur jaringan, hepatitis A dapat dikembang biakkan. Caranya dengan melakukan replikasi di dalam tubuh di bagian sel epitel usus dan epitel hati.

Penyakit hepatitis A diketahui sangat stabil dan tidak rusak dengan perebusan singkat dan tahan terhadap panas pada suhu 60ºC selama ± 1 jam. Serta, dapat stabil pada suhu udara dan pH yang rendah.

Kemampuan bertahan pada pH asam dan asam empedu memungkinkan VHA berkembang di lambung serta dikeluarkan dari tubuh melalui saluran empedu.

4 Gejala Hepatitis A pada Anak

Gejala dari hepatitis A bisa dibagi menjadi 4 fase atau stadium. Fase gejala hepatitis A dijelaskan lebih lengkap di bawah ini.

1. Masa Tunas

Fase pertama dari gejala hepatitis A adalah masa tunas. Masa Tunas merupakan kondisi penularan hepatitis A paling awal di mana virus masuk ke dalam tubuh dan mulai berkembang. Biasanya lama viremia pada hepatitis A yakni sekitar 2 minggu.

2. Fase Prodromal (Pra-Ikterik)

Pada fase ini, gejala hepatitis A berlangsung selama 2 hingga 7 hari. Di fase prodromal kondisi pasien sangat bervariasi.

Mulai dari urin berwarna gelap, mengalami kelelahan, hilangnya nafsu makan, rasa nyeri dan rasa tidak enak di perut, tinja berwarna pucat, mengalami mual dan muntah, terkadang menggigil hingga demam, nyeri pada sendi maupun otot.

Fase ini menimbulkan berbagai keluhan yang dianggap wajar terjadi. Sehingga, sering menimbulkan kekeliruan pada waktu mendiagnosis.

3. Fase Ikterik

Kondisi ini merupakan gejala hepatitis A di mana pasien menyadari kesehatannya mengalami penurunan.

Umumnya ditandai dengan urin berwarna kuning pekat, sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan. Gejala berikut akan berlangsung selama 10 hingga 14 hari. Saat usia lebih tua, dapat terjadi gejala kolestasis yang berlangsung lebih lama lagi.

4. Fase penyembuhan

Fase terakhir hepatitis A merupakan fase penyembuhan yang dimulai dengan menghilangkan sisa-sisa gejala yang ada di fase pertama hingga ketiga.

Gejala ikterus mulai menghilang dan tidak ada gejala lain yang menyertai. Selain itu, penderita mulai merasa segar kembali meskipun masih memungkinkan ada perasaan lelah yang berlebih.

Vaksin Hepatitis A pada Anak, Perlukah?

Sebagai bentuk pencegahan penyakit ini, Mom perlu melakukan imunisasi. Pemberian imunisasi dapat dilakukan secara aktif maupun pasif.

Pemberian secara pasif diperoleh dengan memberikan imunoglobulin spesifik yang berasal dari plasma donor yang sudah sembuh atau baru saja mendapat vaksin.

Selanjutnya, pencegahan bisa dilakukan dengan segera kepada pasien yang telah terpapar. Caranya dengan memberikan HB-Ig (Human Normal Imunoglobulin).

Pemberian dosis yang dianjurkan adalah 0,02 mL/kg BB, serta diberikan dalam kurun waktu tidak lebih dari satu minggu setelah kontak dan berlaku untuk 2 bulan. Sedangkan, bagi pasien yang berpergian ke daerah endemis, diberikan dosis 0,08 mL/kg BB untuk jangka waktu selama 4 bulan.

Vaksin penyakit hepatitis A yang tersedia saat ini adalah vaksin hidup. Vaksin ini merupakan vaksin yang telah dilemahkan (live attenuated). Beberapa jenis vaksin yang bisa digunakan yaitu Havrix, Avaxim, dan Vaqta.

Untuk wilayah Indonesia sendiri, jenis vaksin yang bisa ditemukan hanya merek HAVRIX. Dimana pemakaian orang dewasa satu flakon dan bagi anak-anak cukup setengah flakon.

Ikatan Dokter Anak Indonesia juga memberikan rekomendasi untuk melakukan imunisasi kepada pasien hepatitis A setelah berusia 2 tahun dalam 2 dosis.

Penetapan jadwal yang dianjurkan yakni sebanyak 3 kali pemberian yaitu 0,1,6 bulan ketika terpapar penyakit ini. Dosis ke-2 diulang setelah 6 bulan hingga 12 bulan berikutnya.

Baca juga: Wajib Tahu! Jenis-jenis Vaksin untuk Ibu Hamil

6 Ciri-Ciri Hepatitis A pada Anak

Secara garis besar, hepatitis A memiliki kesamaan dengan jenis penyakit hepatitis lainnya. Namun, terdapat ciri khas yang dimiliki oleh hepatitis A. Ciri-ciri hepatitis A antara lain:

1. Mengalami Demam

Demam pada pasien yang mengalami hepatitis A bisa mencapai suhu 39° C. Ciri-ciri Hepatitis A pada anak ini biasanya dianggap demam biasa, namun beberapa saat memunculkan ciri lainnya.

2. Mengalami Pusing, Mual dan Muntah

Ciri-ciri ini juga sering dikaitkan dengan influenza pada umumnya. Padahal, apabila anak diperiksa dengan saksama kondisi kesehatannya, akan terdapat perbedaan antara ciri penyakit hepatitis dengan influenza.

3. Adanya Batuk dan Sakit Tenggorokan

Ciri berikutnya adalah batuk dan sakit tenggorokan yang berkepanjangan. Apabila ciri ini muncul bisa saja dianggap sebagai tanda TBC dan diberikan penanganan yang berbeda.

4. Kelelahan, Nyeri Sendi dan Otot

Kondisi tubuh yang sangat lelah, disertai adanya nyeri pada sendi dan otot merupakan reaksi dari terganggunya fungsi hati.

5. Gangguan Pencernaan

Penyakit hepatitis tidak hanya mengganggu fungsi hati, namun juga mengganggu sistem pencernaan. Gangguan tersebut adalah sembelit dan konstipasi atau diare. Munculnya Bentolan pada Kulit Pada permukaan kulit pasien hepatitis, biduran ini bisa muncul sebagai tanda serius adanya hepatitis pada seseorang.

Apabila ciri-ciri Hepatitis A tersebut berlangsung lama, berarti virus telah menyebar hingga ke organ hati dan tergolong serius. Ciri-ciri hepatitis A selanjutnya yang terbilang serius yakni feses berwarna pucat, kulit dan mata terlihat menguning, kulit menjadi gatal dan muncul ruam, adanya sakit di daerah perut kanan serta urin berwarna gelap.

3 Cara Penularan Hepatitis A

Penularan hepatitis A dapat melalui berbagai media di sekitar lingkungan pasien. Serta, virus dari penyakit ini dapat bertahan selama berbulan-bulan dengan kondisi tingkat pH rendah serta temperatur yang rendah pula. Berikut, penularan hepatitis A yang seringnya terjadi.

1. Melalui Kontak Langsung

Kontak langsung dengan pasien hepatitis besar kemungkinan akan tertular. Terutama ketika melakukan hubungan seksual, baik dilakukan secara anal maupun oral dengan seorang yang terinfeksi. Kondisi lainnya, ketika pasien yang terinfeksi tidak menjaga kebersihan tangannya lalu menyentuh benda-benda sekitar. Dimana benda tersebut kemungkinan akan disentuh oleh orang lain.

2. Melalui Makanan dan Minuman

Virus dari penyakit ini dapat menyebar melalui perantara makanan atau minuman. Dimana virus akan masuk ke mulut bersama dengan makanan atau minuman yang telah terkontaminasi. Contoh medianya adalah sayur, buah, es dan air. Sangat perlu memastikan kematangan dari minuman dan makanan yang akan Anda konsumsi. Hal ini dikarenakan, makanan atau minuman yang tidak matang dapat menyebabkan virus berkembang. Selain itu juga, sangat penting melakukan pengecekan terhadap sistem sanitasi, pengolahan makanan agar tetap higienis, serta memperhatikan penerapan perilaku bersih dan sehat sehari-hari.

3. Melalui Sumber Air

Sungai yang tercemar oleh limbah rumah tangga dapat mengandung virus penyakit ini. Hal ini berawal dari pengelolaan sistem sanitas yang buruk. Akan semakin parah, ketika sumber air contohnya sungai telah terkontaminasi masuk ke dalam tanah dan ikut mencemarkan air tanah. Tentu sangat berbahaya bagi Anda dan keluarga apabila air tersebut masuk ke tubuh. Nah, itulah penjelasan terkait penyakit hepatitis. Selalu cek kondisi kesehatan Anda dan si buah hati ya Mom! Agar gejala seperti penyakit hepatitis A dapat ditangani segera mungkin. Tetap selalu jaga kesehatan dan tetap menerapkan pola hidup bersih ya Mom! Semoga membantu.

Baca juga: Pengobatan Hepatitis B Untuk Cegah Penularan Sebelum Menikah