Sangat penting bagi Mom untuk mengawasi pertumbuhan fisik buah hati Anda secara berkala dan teratur. Guna menilik tumbuh kembang mereka, Anda dapat menggunakan tabel tinggi badan anak menurut usia sebagai acuan penilaian.

Hal ini cukup krusial guna memastikan bahwa buah hati Anda terhindar dari resiko gangguan tumbuh kembang (stunting), Mom. Oleh sebab itu, Mom perlu memahami tabel tinggi badan anak menurut usia berikut ini.

Pertumbuhan anak menurut WHO

Setelah melakukan peninjauan mendalam mengenai kurva pertumbuhan anak, World Health Organization (WHO) menyatakan pentingnya mengukur dan mengetahui tumbuh kembang buah hati secara berkala dengan berdasar pada satuan standar kesehatan yang telah ditetapkan.

Guna peninjauan secara menyeluruh dan terperinci, WHO pada tahun 1997-2003 telah melaksanakan sebuah penelitian multisenter untuk memberi gambaran luas bagaimana anak mengalami tumbuh kembang jika berada di lingkungan bebas hambatan pertumbuhan.

Setelah data dikumpulkan melalui 1737 subjek balita bertempat tinggal di Ghana, India, Brazil, Oman, Amerika dan Norwegia, WHO menyimpulkan sebuah satuan tabel tinggi badan anak menurut usia guna dijadikan acuan secara global.

Tabel tinggi badan anak menurut usia

WHO telah menetapkan sebuah tabel tinggi badan anak menurut usia yang dicantumkan dalam indeks TB/U dengan disertai beberapa skor seperti berikut:

Catatan: SD merupakan standar deviasi dan TB/U merupakan satuan indikator tinggi badan berdasarkan usia anak.

Tabel tinggi badan anak laki-laki menurut usia

tabel tinggi badan anak laki-laki menurut usia

Tabel tinggi badan anak perempuan menurut usia

Tabel tinggi badan anak perempuan menurut usia

Berdasarkan informasi tinggi badan anak menurut usia di atas, beberapa dari Mom mungkin ada yang masih bingung untuk menyimpulkan masuk ke dalam golongan manakah buah hati Anda.

Namun, Mom tak perlu risau karena Ruangmom telah merangkum standar tabel tinggi badan anak menurut usia 1-5 tahun sesuai Peraturan Kemenkes tahun 2020. Berikut rinciannya:

tabel tinggi badan anak usia 1-5 tahun sesuai peraturan kemenkes tahun 2020

Sebagai contoh, anak Mom berusia 2 tahun dan memiliki tinggi 92,5, maka Anda bisa melihat tabel tinggi badan anak laki-laki di atas dan memastikan bahwa si kecil telah berada dalam kategori normal untuk anak seusianya.

Selain WHO, Food and Agriculture Organizations of the United Nations (FAO) juga turut merinci bagaimana standar pertumbuhan anak secara ideal dengan melakukan riset dari berbagai negara. Jika menilik tabel tinggi badan anak menurut usia yang diluncurkan oleh FAO, maka Mom dapat melihat lebih lanjut rata-rata tinggi badan anak usia 1-5 tahun di seluruh Indonesia seperti berikut.

Nah, dengan begini Mom pasti sudah bisa menilai masuk kategori manakah buah hati Anda. Namun, agar hasilnya semakin pasti tanpa keraguan sedikitpun, Mom bisa mengunjungi klinik terdekat guna menerima konsultasi lebih lanjut mengenai hal ini ya, Mom.

Baca juga: Tabel Berat Badan Anak Usia 1-5 Tahun dan Tinggi Badan Idealnya

Faktor yang mempengaruhi tinggi badan anak

Setelah mengetahui tabel tinggi badan anak menurut WHO, Kemenkes, dan FAO, Mom juga sebaiknya mengetahui beberapa faktor krusial yang mempengaruhi tinggi badan buah hati Anda. Untuk mengetahui apa saja faktor tersebut, simak informasi di bawah ini, ya.

1. Faktor keturunan (genetika)

Faktor genetik merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi proses pertumbuhan tinggi badan anak. Apabila si kecil lebih pendek dari teman seusianya, bisa jadi itu dikarenakan riwayat keluarga yang rata-rata juga pendek.

2. Asupan nutrisi

Selain faktor genetik, kecukupan nutrisi ternyata juga menjadi faktor penting yang berpengaruh pada tinggi badan anak lho, Mom! Yup, tinggi badan anak ideal, sebaiknya Mom selalu memastikan gizinya terpenuhi.

Namun, bukan berarti Anda harus memberinya makanan dalam porsi besar, ya. Pemenuhan gizi dalam hal ini adalah memberikan makanan yang mengandung nutrisi penting bagi tubuh si kecil.

3. Kondisi kesehatan fisik

Faktor lain yang dapat mempengaruhi tinggi badan anak adalah kesehatan fisik mereka. Mom harus tahu bahwa mempunyai penyakit bawaan lahir seperti gangguan jantung, ginjal, dan lainnya dapat berpengaruh pada kesehatan tulang si kecil sehingga menyebabkan tinggi badan anak menjadi tidak ideal.

Tips agar tinggi badan anak bertambah

Jika Mom merasa tinggi badan anak tidak sesuai dengan teman-teman seusianya, Anda jangan cemas, ya. Bagaimanapun juga, pertumbuhan setiap anak berbeda-beda. Namun, selama mereka masih dalam masa pertumbuhan, tak ada salahnya Mom membantu mengoptimalkan tinggi badan anak dengan melakukan beberapa tips berikut.

1. Lakukan olahraga menyenangkan

Jika Mom ingin melihat buah hati Anda berada dalam kategori ideal di tabel tinggi badan anak menurut usia, Mom bisa coba ajari mereka beberapa olahraga menyenangkan seperti bermain basket, badminton, lompat tali atau berenang.

Selain menyenangkan, olahraga tersebut juga mampu memicu si kecil supaya tumbuh lebih tinggi dengan melakukan gerakan seperti melompat dan berlari. Namun, tetap pastikan agar mereka tidak terlalu lelah dan waktu bermain selama 30 menit setiap harinya ya, Mom.

2. Konsumsi makanan berikut

Selain olahraga, Mom dapat meningkatkan pertumbuhan tulang buah hati dengan memberikan mereka beberapa makanan tinggi kalsium, fosfor, zat besi, hingga protein. Beberapa makanan tersebut di antaranya ialah susu, bayam, telur, ubi jalar, daging ayam, kacang polong, brokoli dan sebagainya.

Meski terdengar sepele, mengonsumsi semua makanan bergizi dipercaya bisa membantu tubuh si kecil memproduksi sel-sel dan jaringan tubuh baru serta memperkuat tulang mereka lho, Mom. Jadi jangan disepelekan, ya.

Itulah tabel tinggi badan anak menurut usia 1-5 tahun untuk dijadikan sebagai acuan tumbuh kembang si kecil. Jika Mom menemukan gejala stunting dan adanya keanehan lain pada pertumbuhan buah hati, segera konsultasikan dengan dokter anak, ya.

Baca juga: Waspada Stunting pada Anak, Cek Pertumbuhan Anak di 1000 Hari Pertama