Stunting secara umum dapat diartikan sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi dalam rentang waktu tertentu. Stunting biasanya dikaitkan dengan kegagalan pertumbuhan badan dan perkembangan otak.

Terhambatnya pertumbuhan tinggi anak sehingga lebih pendek dari anak seusianya dikenal dengan sebutan prevalensi stunting. Hal ini juga dikaitkan dengan rendahnya kemampuan kognitif, perkembangan otak yang kurang maksimal sehingga memengaruhi kemampuan mental dan belajar serta prestasi sekolah yang buruk.

Namun demikian kekurangan gizi kronis sejak masa kehamilan hingga usia 2 tahun anak dianggap sebagai hal utama yang menyebabkan stunting. Malnutrisi pada pertumbuhan anak di 1000 hari pertama bersifat permanen atau tidak bisa diperbaiki, sehingga dikategorikan masa kritis terkena stunting.

Kondisi stunting di Indonesia dianggap mengkhawatirkan. Presiden Joko Widodo menargetkan pada tahun 2024 angka stunting dapat turun di angka 14 persen dari sebelumnya 27,6 persen tahun 2019.

Gejala yang diamati

Periode kritis stunting dihitung sejak masa kandungan janin hingga mencapai 2 tahun setelah dilahirkan. Maka dari itu, pertumbuhan anak di 1000 hari pertama amat penting. Anak dengan stunting biasanya terlihat dengan beberapa gejala seperti di bawah ini :

  • Badan anak lebih pendek dibandingkan anak seusianya

  • Proporsi tubuh cenderung normal, tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya

  • Berat badan rendah untuk anak seusianya

  • Pertumbuhan tulang tertunda

Pertumbuhan tinggi badan

Kementerian Kesehatan RI telah mempunyai diagram acuan tinggi badan anak pada umumnya. Untuk anak usia 2 tahun, tinggi badan rata-rata yang dicapai adalah 8-92,9 cm untuk anak perempuan. Sedangkan tinggi badan anak laki-laki berkisar 71-80,5 cm.

Pertumbuhan berat badan

Tentu saja, pertumbuhan tinggi badan juga harus seimbang dengan beratnya. Untuk anak usia 2 tahun, berat rata-rata yang ideal adalah 9-14,8 kg untuk anak perempuan. Dan berat badan anak laki-laki di usia tersebut berkisar 9,7-15,3 kg.

Mengukur lingkar kepala

Jangan dianggap remeh ya Mom, ukuran lingkar kepala bisa menjadi acuan tumbuh kembang otak mereka. Selain itu mengukur lingkar kepala juga dilakukan dokter untuk mengetahui status gizi anak.

Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), lingkar kepala normal untuk bayi laki-laki baru lahir berkisar di 31,9-37 cm. Sedangkan perempuan di angka 31,5-36,2 cm.

  • Usia 1-3 bulan : 34,9-39,6 cm (bayi laki-laki) dan 34,2-38,9 cm (bayi perempuan)

  • Usia 4-6 bulan : 39,2-44 cm (bayi laki-laki) dan 38,1-43,1 cm (bayi perempuan)

  • Usia 7-9 bulan : 41,5-46,4 cm (bayi laki-laki) dan 40,2-45,5 cm (bayi perempuan).

  • Usia 10-12 bulan : 42,9-47,9 cm (bayi laki-laki) dan 41,5-46,9 cm (bayi perempuan)

Cukupi asupan gizi harian

Mom juga wajib mencukupi kebutuhan gizi harian anak. Berdasarkan Permenkes No.28 Tahun 2019, angka kecukupan gizi harian anak dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

  • Usia 0-5 bulan (berat hingga 6 kg, panjang hingga 60 cm) membutuhkan 9 gr protein, 31 gr lemak dan 59 gr karbohidrat. Energi yang dibutuhkan 550 kkal.

  • Usia 6-11 bulan (berat hingga 9 kg. panjang hingga 72 cm) membutuhkan 15 gr protein, 35 gr lemak dan 105 gr karbohidrat. Energi yang dibutuhkan 800 kkal.

  • Usia 1-3 tahun (berat hingga 13 kg, tinggi 92 cm) membutuhkan 20 gr protein, 45 gr lemak dan 215 gr karbohidrat. Energi yang dibutuhkan 1.350 kkal.

Dalam penelitian ditemukan, anak yang diberi asupan protein sebanyak 15 persen dari total asupan kalori terbukti memiliki badan yang lebih tinggi dibandingkan anak yang mendapat 7,5 persen dari total asupan kalori.

Mengantisipasi stunting

Tentu saja dengan mendapatkan informasi memadai mengenai stunting maka Mom dapat mulai melakukan pencegahan sejak awal dan tetap memantau pertumbuhan anak di 1000 hari pertama. Memelihara kondisi kehamilan secara baik, perhatikan kecukupan gizi ibu hamil, dan rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan dapat menjadi caranya.

Pastikan juga Mom melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) saat bayi baru dilahirkan. Manfaatnya bayi mendapatkan ASI yang kaya zat kolostrum membuat daya tahan tubuh kuat terhadap serangan infeksi dan penyakit.

Setelah anak dilahirkan, Mom juga harus rutin memeriksakan pertumbuhan mereka dengan memeriksakan ke dokter anak dengan waktu :

  • Setiap bulan saat anak berusia 0-12 bulan

  • Setiap 3 bulan saat anak berusia 1-3 tahun

  • Setiap 6 bulan ketika anak berusia 3 - 6 tahun

  • Setiap tahun ketika mereka berusia 6-18 tahun

Pastikan juga untuk memberikan hak anak yaitu memberikan imunisasi khususnya imunisasi dasar untuk mencegah anak terkena berbagai macam infeksi dan penyakit yang dapat memengaruhi kesehatannya.