Pernahkah Mom mendengar istilah penyakit klamidia? Penyakit klamidia adalah suatu penyakit menular seksual (PMS) yang dapat menginfeksi siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Jika tidak ditangani sesegera mungkin, klamidia akan menimbulkan gangguan kesehatan jangka panjang. Itulah sebabnya Mom dan Dad tidak boleh menyepelekan penyakit ini, ya.

Penyakit klamidia dapat merusak sistem reproduksi wanita dan menyebabkan berbagai permasalahan dalam kehamilan. Agar terhindar dari klamidia, cari tahu yuk penyebab, ciri-ciri, pencegahan, dan pengobatan klamidia yang telah dirangkum oleh Ruangmom di bawah ini.

Apa itu penyakit klamidia?

Penyakit klamidia adalah salah satu jenis penyakit menular seksual (PMS) yang sering ditemui. Klamidia atau juga disebut klamidiasis disebabkan oleh bakteri bernama chlamydia trachomatis. Bakteri chlamydia trachomatis mampu menginfeksi leher rahim (serviks), saluran kencing, tenggorokan, mata, hingga anus.

Apabila segera ditangani, klamidia sebenarnya masih belum terlalu sulit untuk diobati. Namun jika tidak, maka bakteri tersebut akan terus menerus hidup di tubuh Anda sehingga dapat mengakibatkan permasalahan kesehatan serius pada sistem reproduksi.

Penyebab klamidia

Beberapa hal yang menjadi penyebab klamidia antara lain di bawah ini.

1. Ditularkan melalui hubungan seks

Penyebab klamidia adalah bakteri chlamydia trachomatis yang dapat ditularkan melalui seks vagina, anal, maupun oral, Mom. Tak hanya itu, menggunakan sex toys yang tidak dicuci bersih juga bisa menjadi salah satu media penularan klamidia.

Perlu diketahui, perempuan tetap saja bisa terinfeksi bakteri tersebut, meskipun ketika berhubungan seksual pasangannya tidak mencapai ejakulasi. Ini dikarenakan bakteri chlamydia trachomatis juga ada dalam cairan praejakulasi.

Selain itu, hal lain yang juga penting untuk Mom pahami tentang penyakit klamidia adalah jika sebelumnya Mom sudah pernah terinfeksi, bukan berarti Anda tidak berisiko untuk tertular kembali.

Kasus ini bisa terjadi ketika Anda melakukan hubungan seks dengan orang yang terinfeksi tanpa menggunakan kondom.

2. Ditularkan melalui kehamilan

Apabila Mom sedang dalam masa kehamilan dan terinfeksi klamidia, maka Anda juga bisa menyebarkan bakteri tersebut pada bayi saat melahirkan, lho.

Alhasil, bayi akan berpotensi terkena infeksi mata serius atau yang biasa disebut pneumonia. Bayi juga dapat terserang konjungtivitis dan radang paru-paru.

Oleh sebab itu, penting bagi Mom untuk melakukan tes 3 hingga 4 minggu setelah perawatan guna memantau kondisi Mom dan buah hati.

Baca juga: Ini Bahaya Oral Sex yang Bisa Timbulkan Penyakit Menular Seksual, Hati-Hati!

Faktor risiko

Sebenarnya, klamidia adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja. Namun ada beberapa faktor risiko yang menjadikan seseorang lebih mungkin terkena penyakit menular seksual ini. Adapun faktor risiko klamidia adalah sebagai berikut.

  • Aktif secara seksual sebelum berumur 18 tahun
  • Memiliki riwayat penyakit menular seksual (PMS)
  • Sering bergonta-ganti pasangan seksual atau memiliki lebih dari satu pasangan
  • Tidak menggunakan kondom ketika berhubungan seksual
  • Alat kelamin saling bersentuhan meski tidak orgasme, ejakulasi, maupun penetrasi
  • Menggunakan sex toys yang kotor dan tidak dilapisi kondom
  • Air mani atau cairan vagina masuk melalui mata

Gejala atau ciri-ciri penyakit klamidia

Mom, mengenali gejala klamidia sebenarnya cukup sulit. Sebab hampir 95% pasien perempuan tidak mengalami gejala atau ciri-ciri apa pun ketika mengidap penyakit ini. Meski begitu, ciri-ciri penyakit klamidia biasanya terasa beberapa minggu sejak penderita pertama kali terpapar.

Pada perempuan, ciri-ciri penyakit klamidia adalah sebagai berikut.

  • Pendarahan ketika tidak sedang dalam masa menstruasi
  • Rasa gatal berlebihan dan panas di area sekitar vagina
  • Rasa sakit ketika berhubungan seks
  • Merasakan nyeri pada bagian bawah lambung disertai demam
  • Muncul nyeri atau rasa terbakar ketika buang air kecil
  • Adanya iritasi pada rektum
  • Mengalami keputihan abnormal (keputihan lebih banyak dari biasanya dan warnanya cenderung kuning)

Sedangkan pada laki-laki ciri-ciri penyakit klamidia adalah seperti di bawah ini.

  • Merasa seperti terbakar dan sakit berlebihan ketika buang air kecil
  • Mengalami iritasi pada rektum
  • Testis terasa nyeri ketika ditekan dan bengkak
  • Penis mengeluarkan cairan yang encer atau putih kental menyerupai susu
  • Penis mengeluarkan cairan nanah

Baca juga: Penyakit Menular Seksual (STD) - Gejala, Jenis & Cara Mencegah

Cara pengobatan klamidia

Untuk mengobati klamidia tentunya harus dilakukan dengan mengonsumsi obat yang diresepkan dokter. Selain mengonsumsi obat, cara yang dapat dicoba guna mempercepat penyembuhannya antara lain sebagai berikut.

1. Menghindari berhubungan seksual sementara waktu

Cara pengobatan klamidia adalah dengan tidak melakukan hubungan seks atau kontak seks dengan siapa saja selama masa pengobatan.

Hal tersebut dilakukan guna mencegah penularan penyebaran infeksi, Mom. Selain itu, biasanya pasangan Anda juga disarankan oleh dokter untuk mendapat pengobatan yang sama meskipun tanpa gejala apapun.

2. Pengobatan antibiotik

Selain tidak boleh berhubungan seksual sementara waktu, pengobatan klamidia adalah dengan mengonsumsi obat-obatan antibiotik seperti doxycycline dan azithromycin. Obat-obatan tersebut tentunya harus berdasarkan resep dokter ya, Mom.

Lalu meski nantinya kondisi tubuh Anda sudah membaik, antibiotik ini harus tetap diminum hingga habis.

Setelah melalui proses pengobatan menggunakan antibiotik, sebaiknya Mom kembali melakukan tes untuk memastikan bahwa infeksi telah benar-benar sembuh.

3. Konsumsi suplemen echinacea

Upaya lain yang dilakukan sebagai pengobatan klamidia adalah dengan minum suplemen echinacea. Echinacea merupakan tanaman yang sering digunakan untuk meningkatkan sistem imun, Mom.

Kandungan anti radang yang ada pada tanaman ini dipercaya dapat membantu mengurangi gejala klamidia. Untuk mengkonsumsi suplemen echinacea, pastikan Mom telah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, ya.

4. Menjalankan diet sehat

Meski pengobatan klamidia dengan menjalankan program diet sehat belum terbukti secara ilmiah dapat mengurangi gejalanya, namun beberapa makanan seperti buah, probiotik, dan sayur sangat dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai salah satu penyembuhan penyakit menular seksual ini.

Makanan tersebut memang tidak akan menyembuhkan klamidia secara langsung, Mom. Namun setidaknya fungsi dari makanan itu adalah untuk menjaga sistem kekebalan tubuh supaya tetap terjaga dan mampu melawan infeksi.

Baca juga: Penyebab dan Gejala Sifilis yang Harus Diwaspadai

Pencegahan penyakit klamidia

Sebelum Mom dinyatakan terinfeksi klamidia, ada baiknya Anda melakukan pencegahan terhadap penyakit ini. Beberapa cara pencegahan penyakit klamidia yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.

1. Membatasi jumlah pasangan dalam berhubungan seksual

Bergonta-ganti pasangan seksual hanya akan menjadikan tingginya risiko Mom tertular penyakit kelamin. Sehingga mulai saat ini, cobalah untuk berkomitmen setia pada satu pasangan untuk menghindari penyakit menular seksual (PMS).

2. Menggunakan kondom ketika berhubungan seksual

Kondom berfungsi untuk mencegah perpindahan bakteri melalui air mani dan cairan vagina. Kondom dapat melindungi Mom dan pasangan dari penyebaran penyakit kelamin, termasuk klamidia. Oleh sebab itu, usahakan menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual ya, Mom.

3. Melakukan tes secara rutin dan berkala

Apabila Mom termasuk orang yang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit menular seksual, maka ada baiknya Anda melakukan tes secara rutin. Dengan melakukan cek berkala, Mom dapat terus memastikan kondisi kesehatan dan sesegera mungkin menjalani pengobatan apabila diperlukan.

5. Menjaga kebersihan sex toys

Cara lain untuk mencegah klamidia adalah dengan rajin membersihkan sex toys. Setiap kali akan digunakan, pastikan sex toys sudah tercuci dengan bersih agar terhindar dari infeksi. Akan tetapi Mom tidak dianjurkan untuk berbagi sex toys dengan pasangan, ya.

Itulah berbagai informasi tentang pengertian, penyebab hingga ciri-ciri penyakit chlamydia yang penting untuk Mom ketahui. Apabila Anda memiliki risiko tinggi terhadap infeksi menular seksual, tidak ada salahnya untuk melakukan tes secara rutin, ya. Hal ini perlu dilakukan agar bisa selalu memantau kondisi kesehatan reproduksi Anda. Semoga sehat selalu, Mom!