Kondisi vagina yang ”menolak” adanya penetrasi disebut dengan vaginismus pada ilmu kedokteran. Hal ini cukup umum ditemukan pada wanita lho, Mom.

Menurut sebuah penelitian, sebagian besar wanita mengalami vaginismus secara ringan beberapa waktu dalam hidupnya.

Walaupun umum ditemukan, jika Mom mengalami gejala vaginismus, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter karena hal ini berhubungan dengan kesehatan psikis Anda. Simak informasi seputar penyakit vaginismus ini yuk, Mom.

Apa itu Vaginismus?

Penyakit vaginismus adalah suatu keadaan di mana otot pada vagina menjadi tegang sehingga mengakibatkan rasa sakit saat benda asing masuk seperti penis (penetrasi) ataupun tampon.

Rasa yang timbul akibat penetrasi tersebut bisa sekedar tidak nyaman hingga rasa sakit yang tak dapat ditoleransi.

Adapun penyakit vaginismus dibagi menjadi empat tipe, yaitu:

Vaginismus Primer

Vaginismus primer sering disebut juga penyakit vaginismus seumur hidup. Pada kondisi ini, vagina tidak dapat melakukan penetrasi sama sekali karena mengencangnya otot-otot sekitar yang menyebabkan rasa sakit.

Vaginismus Sekunder

Pada kondisi ini, wanita yang telah melakukan penetrasi sebelumnya tiba-tiba merasakan sakit atau rasa tidak nyaman. Hal tersebut bisa terjadi karena trauma melahirkan ataupun faktor lain.

Vaginismus Global

Penderita vaginismus global akan merasakan sakit pada apapun yang masuk ke vagina termasuk tampon.

Vaginismus Situasional

Rasa sakit yang dialami oleh penderita vaginismus situasional hanya muncul pada waktu tertentu, seperti saat melakukan hubungan seksual. Namun ketika dilakukan pemeriksaan oleh dokter ataupun menggunakan tampon tidak merasakan sakit.

Faktor Penyebab Vaginismus

Hingga saat ini, para dokter masih belum mengetahui penyebab pasti penyakit vaginismus. Biasanya vaginismus dikaitkan dengan anxiety atau gangguan kecemasan. Namun, masih belum jelas apakah penderita vaginismus memang memiliki riwayat kecemasan sebelum atau sesudah menderita penyakit ini.

Diperkirakan vaginismus bisa terjadi karena beberapa faktor, di antaranya yaitu faktor emosional, fisik, atau gabungan antara keduanya. Berikut beberapa faktor kemungkinan yang bisa menyebabkan kondisi ini.

1. Faktor Emosional

Penyebab vaginismus bisa terjadi karena adanya kejadian yang menyebabkan trauma. Trauma yang dimaksud antara lain sebagai berikut.

  • Ketakutan akan kehamilan ataupun rasa sakit yang akan terjadi saat penetrasi

  • Kecemasan karena takut pasangan tidak puas dengan apa yang ia lakukan atau karena perasaan merasa bersalah

  • Masalah pada hubungan percintaan, seperti pasangan yang sering melakukan kekerasan sehingga sang wanita merasa lemah

  • Trauma seperti pernah dilecehkan atau mengalami pemerkosaan

  • Trauma masa kecil karena pikiran akan sex yang buruk atau terpapar dengan pornografi terlalu sering

2. Faktor Fisik

Faktor fisik meliputi penyakit yang Mom derita ataupun beberapa kesalahan saat melakukan penetrasi sehingga menyebabkan penyakit vaginismus. Lantas, apa jenis penyakit tersebut? Ini dia daftarnya.

  • Adanya infeksi pada saluran kemih atau infeksi karena jamur

  • Efek samping dari penyakit seperti kanker atau lichen sclerosus

  • Trauma sehabis melahirkan

  • Telah mengalami menopause

  • Pernah operasi pada bagian panggul

  • Kesalahan saat foreplay atau kurangnya lubrikasi saat penetrasi

  • Karena efek samping dari obat tertentu

Selain itu, penyakit vaginismus juga dapat terjadi karena gabungan antara dua faktor di atas. Contohnya ada beberapa kasus yang terjadi karena pasien mengonsumsi obat tertentu dan pernah mengalami pelecehan seksual.

Baca juga: Penyebab Gancet Saat Seks Menurut Medis, Bukan Mitos!

Gejala Penyakit Vaginismus

Perlu diketahui, gejala vaginismus ini bisa berbeda-beda pada setiap wanita ya, Mom. Namun, gejala awal yang biasanya dialami oleh hampir semua pasien adalah rasa sakit saat penetrasi, menggunakan itu tampon ataupun ketika dilakukan pemeriksaan kesehatan vagina.

Beberapa wanita penderita vaginismus mendeskripsikan rasa sakit yang mereka alami saat penetrasi sebagai rasa terbakar dan perih atau benda yang masuk seperti menabrak dinding vagina.

Beberapa gejala lain yang mungkin dialami oleh penderita vaginismus antara lain:

  • Penetrasi yang menyakitkan atau biasa disebut dyspareunia diikuti otot-otot sekitar vagina yang menegang dan rasa sakit seperti terbakar dan perih

  • Ketidakmungkinan atau kesulitan saat melakukan penetrasi

  • Rasa sakit saat berhubungan seksual dengan atau tanpa penyebab yang jelas

  • Merasa sakit saat memakai tampon atau menstrual cup

  • Sakit saat melakukan pemeriksaan dokter rutin atau gynecological examination

  • Otot sekitar vagina menjadi tegang atau nafas terasa terhenti saat akan melakukan hubungan seksual

Penderita vaginismus dapat merasakan rasa sakit yang ringan hingga tidak tertahankan, tergantung pada masing-masing orang. Rasa sakitnya pun bisa hanya perasaan tidak nyaman hingga seperti terbakar.

Vaginismus tidak membuat penderitanya tidak merasakan gairah seksual, tapi mereka dapat merasa cemas dan takut ketika akan melakukannya. Oleh sebab itu, penderita vaginismus umumnya menghindari penetrasi atau hubungan seksual.

Jika Mom merasa mengalami beberapa gejala atau bahkan semua gejala di atas, ada baiknya segera periksakan ke dokter untuk mengetahui cara penyembuhannya.

5 Cara Mengatasi Vaginismus

Ketika mendiagnosa penyakit vaginismus, dokter biasanya akan memeriksa terlebih dahulu bagian panggul dan melihat riwayat penyakit Anda.

Kondisi medis Mom bisa saja berpengaruh pada penyakit vaginismus. Misalnya, penyakit kanker atau obat yang Mom konsumsi bisa memicu reaksi otot sekitar vagina penyebab vaginismus.

Biasanya, dokter akan memberi pengobatan pada penyakit tersebut sebelum memulai terapi vaginismus. Berikut cara mengatasi vaginismus sekaligus sebagai terapi vaginismus.

1. Senam Kegel

Senam kegel membiasakan pergerakan otot dari yang semula tegang ke relaksasi. Jika dokter mendiagnosa bahwa Anda mengalami vaginismus, Mom bisa lakukan senam kegel sekitar 20 kali atau lebih.

Cara melakukan senam kegel adalah dengan merasakan pergerakan otot yang bisa Mom kendalikan saat buang air kecil. Berikut langkah-langkahnya.

  • Tegangkan otot sekitar vagina

  • Tahan selama 2 sampai 10 detik

  • Lepaskan tegangan pada otot

2. Edukasi dan Konseling

Memberi informasi kepada pasien tentang proses penetrasi atau respon tubuh yang natural terjadi saat penetrasi bisa membuat penderita mengerti apa yang terjadi pada tubuhnya. Penderita penyakit vaginismus pun dapat memahami rasa sakit yang muncul saat penetrasi.

3. Membicarakan Kondisi Emosional

Hal ini bisa membantu pasien menyelesaikan masalah emosional yang ia rasakan. Seperti trauma, masalah identitas, ataupun perasaan yang ia alami saat akan melakukan hubungan seksual.

4. Mengurangi Kesensitifan Saat Penetrasi

Penderita akan didorong melakukan terapi vaginismus untuk membiasakan mereka dengan adanya sentuhan di sekitar vagina. Setiap hari pasien akan diminta untuk menyentuh area di sekitar vagina tanpa merasakan ketakutan.

Sentuhan ini akan semakin mendekat ke vagina jika penderita telah menunjukkan kemajuan selama terapi. Sebagai langkah akhir pasien dianjurkan untuk membuka labia tanpa merasa otot disekitar vagina menegang.

5. Terapi Penetrasi

Pada terapi vaginismus penetrasi, pasien diarahkan untuk memasukkan jari hingga ruas pertama sambil melakukan senam kegel. Dianjurkan untuk memakai cairan lubrikasi saat memasukkan jari atau melakukannya saat mandi.

Mulailah dengan satu jari, lalu lakukan hingga Anda dapat memasukkan 3 jari. Jika merasa tidak nyaman atau otot masih menegang, Mom bisa mengambil waktu libur untuk melakukan terapi ini selama beberapa hari sesuai anjuran dokter.

Jika sudah mulai terbiasa dengan jari, Mom akan diminta memasukkan plastik berbentuk corong kecil. Jika berhasil memasukkan tanpa merasa sakit, Mom akan dianjurkan untuk mendiamkannya selama 10-15 menit agar vagina terbiasa dengan tekanan yang ada.

Berbagai jenis terapi vaginismus di atas tidak bisa disamaratakan untuk setiap wanita. Ini dikarenakan masing-masing individu memiliki waktunya sendiri untuk berhasil sembuh dari kondisi tersebut.

Itu tadi penjelasan seputar penyakit vaginismus. Tenang saja, cara mengatasi vaginismus sangat jarang hingga ke tahap operasi. Kebanyakan akan dianjurkan untuk melakukan terapi seperti yang telah disebutkan di atas. Jika Anda merasa mengalami gejala dari penyakit ini segera konsultasikan ke dokter, ya!

Baca juga: Walau Jarang Terjadi, Tetap Waspada Varises Vagina pada Ibu Hamil