Tahukah Mom, penyakit bipolar adalah salah satu dari banyaknya gangguan kesehatan mental yang telah menjadi sorotan di seluruh dunia. Menurut BCI (Bipolar Care Indonesia) 2% dari keseluruhan populasi di Indonesia mengalami penyakit bipolar. Angka ini sebanding dengan 72.860 orang.

Angka pengidap bipolar disorder di Indonesia yang sangat banyak dan tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa dari mereka adalah anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Lantas bagaimana cara Mom mengetahui jika si kecil mengidap gangguan bipolar? Padahal gangguan ini cenderung sulit dideteksi.

Untuk itu, simak informasi berikut hingga selesai ya, Mom!

Apa Itu Penyakit Bipolar?

Penyakit bipolar adalah perubahan mood ekstrim dari buruk ke baik ataupun sebaliknya. Artinya, bisa saja seseorang yang sedang bahagia tiba-tiba menjadi sedih atau marah. Pengidap gangguan bipolar yang berada pada mood paling tinggi disebut dengan manik, sedangkan pada mood paling rendah disebut depresif.

Kedua perasaan tersebut bahkan bisa dirasakan oleh penderita penyakit bipolar secara bersamaan yang menyebabkan ia merasakan kesenangan yang tidak dapat dikontrol tetapi juga merasa depresi.

Mood swing yang terjadi dapat mempengaruhi energi, aktivitas, kebiasaan, tidur, dan kemampuan berpikir.

Perasaan yang muncul secara tiba-tiba dalam periode yang berbeda-beda ini disebut sebagai episodes. Pengidap bipolar disorder dapat mengalami episode yang berbeda-beda tergantung apa yang menjadi penyulutnya.

Remaja dan anak-anak mungkin memiliki episode depresi mayor atau manik yang tidak sama, namun polanya dapat bervariasi dari orang dewasa. Beberapa anak mungkin bisa mengalami menstruasi tanpa gejala mood swing di antara episode.

Penyebab Penyakit Bipolar

Hingga saat ini masih belum diketahui penyebab penyakit bipolar secara pasti. Namun, berdasarkan penelitian yang ada diperkirakan pemicunya adalah berikut ini.

  • Faktor genetik. Riwayat keluarga yang pernah mengalami bipolar dapat menjadi faktor anak berisiko mengidap penyakit yang sama.
  • Ketidakseimbangan zat pengontrol fungsi otak atau neurotransmitter.
  • Mengalami stress yang sangat berat. Stress ini bisa dipicu oleh pengalaman ditinggalkan oleh orang yang dicintai, pernah mengalami bencana alam ataupun pernah menjadi korban pelecehan.
  • Kecanduan minuman beralkohol ataupun obat-obatan terlarang.

Meskipun bipolar adalah kondisi yang berlangsung lama, penderita dapat mengatasi gejala-gejala yang muncul dengan sejumlah pengobatan, baik medis maupun psikoterapi.

Ciri-Ciri Bipolar Disorder

Pada anak-anak, ciri-ciri bipolar disorder sulit dideteksi. Ini dikarenakan perkembangannya memang lambat dan sulit membedakan karakter anak, apakah normal atau tidak. Untuk itu, orang tua wajib waspada dan berhati-hati jika anak menunjukkan perilaku yang aneh.

Ciri-ciri bipolar disorder pada anak dan remaja yang paling terlihat menonjol adalah perubahan suasana hati yang tidak seperti biasanya. Adapun gejala lainnya adalah sebagai berikut.

1. Perubahan mood secara drastis

Mom, pernahkah Anda merasakan mood swing saat sedang menstruasi? Anda patut curiga jika anak mengalami hal yang sama namun dapat jangka waktu yang sedikit. Misalnya, di pagi hari ia terlihat begitu ceria, lalu beberapa jam berikutnya tiba-tiba ia marah-marah tanpa alasan yang jelas.

2. Anak hiperaktif atau agresif

Gejala ini biasanya muncul saat anak memasuki fase mania atau fase puncak. Ia akan mengalami lonjakan semangat dan membuatnya menjadi hiperaktif. Anda perlu waspada jika ini terjadi, apalagi jika sebelumnya ia cenderung pendiam.

3. Gelisah

Jika perubahan mood pada anak sulit dideteksi karena ia belum mampu mengatakannya, maka Mom dapat mengamati cara mereka berperilaku dan berbicara. Apakah ia merasa gelisah, atau berbicara dengan cepat sehingga sulit dipahami? Bisa jadi kedua hal tersebut mengindikasikan adanya penyakit bipolar, Mom.

4. Suka menyendiri

Mom perlu curiga apabila tiba-tiba anak suka menyendiri atau menghabiskan waktu di kamar seharian. Apalagi hingga tidak suka bersosialisasi dengan orang lain. Coba tanyakan apakah ia ada masalah, karena mungkin saja ia mengalami gangguan kejiwaan seperti bipolar.

5. Kehilangan minat

Anak yang semula senang melakukan hobi bermain bola misalnya, kemudian ia kehilangan minat dengan aktivitas tersebut. Jangan mudah menyalah artikannya ya, Mom. Meskipun anak sering mudah berganti-ganti minat, namun tak ada salahnya Anda sebagai orang tua mengamati perilakunya lebih jauh. Karena dikhawatirkan itu adalah gejala bipolar.

Pola asuh anak yang mengidap gangguan bipolar

Mom, merawat anak dengan penyakit bipolar memang tidaklah mudah. Namun, bagaimanapun juga sebagai orang tua Anda harus selalu mendukungnya agar ia bisa sembuh.

Karena masih banyak orang tua yang kurang paham dalam merawat anak yang mengidap gangguan mental, berikut ruangmom berikan tipsnya.

1. Meminta kerjasama guru di sekolah

Tips yang pertama adalah mintalah kerjasama dengan gurunya di sekolah. Perlu diketahui, bahwa anak yang mengidap penyakit bipolar butuh istirahat yang ekstra selama masa-masa tidak stabil.

Jadi, Anda dapat menjelaskan hal ini kepada guru di sekolah agar mereka dapat mengerti dan memberikan keringanan sampai si kecil stabil.

2. Memberikan pengobatan secara teratur

Jika dokter telah memberikan diagnosis bahwa si kecil mengalami penyakit bipolar, diskusikan pengobatan apa yang tepat. Anda harus memastikan bahwa anak minum obat secara teratur dan menjalani terapi yang disarankan oleh dokter.

Selain itu Anda juga perlu menanyakan efek samping dari obat tersebut. Biasanya beberapa anak cenderung rentang mengalami penambahan berat badan atau perubahan kadar gula darah.

3. Jaga rutinitas kegiatan

Untuk mengatasi anak yang memiliki gangguan bipolar, Anda dapat mencoba untuk membuatkannya jadwal harian. Misalnya kegiatan dari ia bangun, olahraga, makan, hingga tidur di waktu yang sama setiap harinya.

4. Waspada dengan perilaku yang membahayakan

Tanpa disangka, bisa saja anak yang memiliki penyakit bipolar memikirkan untuk melukai dirinya sendiri. Jika hal tersebut terjadi, segera jauhkan benda-benda tajam atau membahayakan dari jangkauannya dan mintalah bantuan dengan orang yang ahli.

Baca juga: Kesehatan Mental Anak - Ciri Anak yang Alami Stres Selama di Rumah Saja

Pengobatan penyakit bipolar

Pengobatan penyakit bipolar dapat dilakukan dengan memberikan obat-obatan dan terapi. Terapi bermanfaat untuk membantu orang tua lebih memahami kondisi sang anak. Biasanya psikolog akan merekomendasikan perawatan psikoterapi atau pengobatan.

1. Terapi

Metode terapi ini salah satunya adalah mengajak anak berbicara dan mengutarakan apa yang ia rasakan. Dengan begitu ia akan kembali memiliki hubungan yang baik dengan orang lain. Beberapa jenis terapi ini adalah:

  • Psikoterapi

Psikoterapi bertujuan untuk membantu sang anak mengatasi stres dan perasaan hati yang berubah-ubah. Ajaklah ia berbicara untuk memahami masalahnya.

  • Terapi perilaku kognitif

Terapi yang satu ini dapat membantu anak belajar keterampilan problem solving dan mengubah pikiran negatif menjadi positif.

  • Terapi interpersonal

Terapi interpersonal berfokus pada meminimalkan perselisihan yang terjadi dalam keluarga dan kehidupan sehari-hari.

  • Terapi keluarga

Sesuai dengan namanya, terapi ini membantu keluarga dalam mengatasi tingkat emosi dan stres. Selain itu juga mendukung keluarga agar dapat menyelesaikan masalah.

2. Pengobatan medis

Pengobatan terhadap penderita bipolar bertujuan untuk menstabilkan suasana hati, misalnya antidepresan, antipsikotik, dan anti kecemasan. Obat ini tergantung pada tingkat keparahan masing-masing.

Itulah informasi tentang penyakit bipolar yang perlu Mom ketahui. Perlu diingat, bahwa sejumlah gangguan pada anak menyebabkan gejala seperti bipolar, meliputi attention deficit or hyperactivity disorder (ADHD), gangguan oposisi, perilaku, kecemasan hingga depresi berat.

Inilah mengapa diagnosis lebih sulit karena gejala kesehatan mental sering bersamaan dengan bipolar. Jika si kecil menunjukkan ciri-ciri di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan ahli kesehatan mental anak dan remaja agar mendapat penanganan yang tepat ya, Mom.

Baca juga: Hati-hati! Ini 7 Kekerasan Pada Anak yang Jarang Disadari