Kondisi emosional Mom yang tidak stabil usai melahirkan bisa terbagi menjadi dua, yakni Baby blues dan postpartum depression (depresi pasca-melahirkan). Keduanya dipengaruhi oleh peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan hCG saat seorang perempuan hamil.

Ketiga hormon itu berperan penting dalam tumbuh kembang janin hingga bisa terbentuk menjadi manusia sempurna dan siap lahir ke dunia. Akan tetapi, jumlahnya yang berlebih bisa memengaruhi kondisi fisik dan mental ibu sejak ia hamil bahkan setelah melahirkan.

Banyak orang berpandangan bahwa baby blues dan depresi pasca-melahirkan adalah hal yang sama. Padahal, dua gangguan tersebut amat berbeda. Yuk Mom, kita simak apa perbedaannya.

Perbedaan gejala Baby Blues dan Postpartum Depression

Baby blues adalah kondisi mood swing yang terjadi pada ibu setelah melahirkan, dia bisa marah dan senang dalam waktu singkat. Sedangkan depresi merupakan kondisi mental yang lebih parah, bisa berbahaya bagi si ibu, bayi, bahkan orang di sekitarnya bila tidak bisa ditangani dengan baik.

Baby blues biasanya terjadi setelah melahirkan dan berlangsung selama 14 hari pasca bayi lahir. Namun, depresi bisa bertahan lebih lama dari itu. Karena itulah, jika kondisi emosional Anda tak kunjung stabil setelah bayi berusia dua minggu, segeralah mengunjungi psikiater atau psikolog untuk mencari pertolongan.

Kedua kondisi ini juga memiliki gejala yang berbeda, seperti kami paparkan di bawah ini:

Gejala baby blues

  • Mood swing Ibu mengalami perubahan suasana hati yang drastis dalam waktu cepat. Sekejap senang, sekejap sedih. Contoh: Satu detik Anda merasa bahagia dan bangga bisa mengurus bayi, detik berikutnya Anda menangis karena merasa belum bisa jadi ibu yang baik.

  • Malas makan atau mengurus diri sendiri karena merasa sangat lelah secara fisik maupun mental.

  • Mudah tersinggung, kewalahan dengan emosi sendiri, dan cemas berlebihan.

Gejala depresi pasca-melahirkan (Postpartum depression)

  • Anda merasa tak berdaya, sedih, tidak berharga, merasa kesepian sepanjang waktu dan sering sekali menangis.

  • Merasa tidak melakukan tugas sebagai ibu dengan baik.

  • Tidak bisa merasakan ikatan dengan bayi.

  • Tidak bisa makan, tidur, ataupun mengurus bayi karena kewalahan dengan segala macam emosi yang Anda alami.

  • Mengalami serangan panik (panic attack) atau kecemasan yang sangat berlebihan.

  • Mendengar bisikan-bisikan yang membuat Anda menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Baca juga: Semua Hal yang Perlu Mom Tahu tentang Sindrom Baby Blues

Cara menangani kondisi baby blues

Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kondisi baby blues yang dialami. Jangan ragu untuk minta bantuan suami atau keluarga dalam melakukannya.

Berikut ini adalah langkah yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan baby blues:

  • Istirahat yang cukup, tidur 8 jam sehari. Istirahatlah saat bayi Anda tidur.

  • Konsumsi makanan sehat dan membantu proses pemulihan Anda dari persalinan. Anda akan merasa lebih baik jika tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

  • Berolahraga. Berjalan kaki di sekitar rumah atau senam pagi di halaman belakang bisa membantu perasaan Anda menjadi lebih baik.

  • Menerima bantuan. Ingatlah, menerima bantuan untuk mengurus bayi atau mengurus rumah bukan sebuah dosa. Hal ini bisa membantu Anda beristirahat dan tidak merasa kelelahan, yang bagus untuk mengurangi stres dan baby blues.

  • Bersantai dan rileks. Sesekali ambil waktu sejenak untuk menenangkan pikiran Anda. Hilangkan kecemasan tentang tugas rumah yang menumpuk, fokus saja pada diri Anda dan si kecil.

Tips menangani kondisi depresi pasca melahirkan

Mengalami depresi bukanlah hal yang mudah bagi siapapun, Anda bahkan mungkin malu untuk mengakuinya pada diri sendiri. Akan tetapi, penerimaan dan pengakuan bahwa Anda mengalami depresi sangat penting. Dengan diketahuinya kondisi depresi, bisa ditangani lebih cepat sebelum berkembang menjadi lebih parah dan akibatnya bisa buruk bagi diri Anda sendiri.

Bila gejala baby blues berlangsung lebih dari 2 minggu, segeralah menemui dokter dan ungkapkan kondisi mental Anda yang sebenarnya. Dia akan memberikan obat yang bisa mengurangi gejala depresi, atau merujuk Anda ke psikiater atau psikolog yang bisa membantu Anda.

Hamil dan melahirkan merupakan perubahan besar dalam hidup seorang perempuan, perasaan bahagia yang meluap karena kehadiran bayi, juga fluktuasi hormon di dalam tubuh bisa membuat Anda kewalahan mengendalikan emosi diri. Hal inilah yang bisa memicu terjadinya baby blues maupun depresi.

Karena itu, jangan pernah memendam semuanya sendiri. Bila merasakan kondisi Anda tidak baik-baik saja, segeralah memeriksakan diri. Atau setidaknya berkonsultasi dengan dokter kepercayaan Anda.