Pencegahan Stunting yang Perlu Diketahui Semua Orang Tua. Apa saja upaya penjecegahan stunting yang dapat Mom dan Dad lakukan? Stunting adalah kondisi ketika anak lebih pendek dibandingkan anak lain seusianya. Mom dapat melakukan pencegahan stunting. Yaitu dengan memahami cara pencegahan stunting dengan baik. Cara pencegahan stunting dapat Mom lakukan dengan memastikan kondisi tubuh Mom sehat. Menghindari beberapa pantangan saat hamil juga merupakan cara pencegahan stunting. Jika stunting terjadi pada anak yang masi bayi Mom dapat melakukan beberapa cara pencegahan stunting. Ataupun Mom dapat mengetahui bagaimana penanganan stunting terhadap anak bayi yang baru lahir. Edukasi seputar penanganan stunting idealnya harus diketahui saat proses kehamilan hingga anak lahir. Agar nantinya pencegahan stunting ini tidak berdampak terlalu buruk pada anak. Lalu Apa saja penjegahan stunting yang dapat Mom lakukan? dan bagaimana pengobatan stunting serta cara mengatasi stunting ? Selengkapnya berikut ini.

1. Pada masa kehamilan

Penuhi nutrisi penting selama hamil

Rutin mengkonsumsi asam folat, yodium dan zat besi. Ketiga nutrisi ini penting untuk membantu tumbuh kembang janin di dalam rahim. Selain itu, juga menurunkan risiko komplikasi kehamilan yang bisa berakibat janin lahir prematur, cacat, dan stunting.

Cukupi juga asupan protein Anda selama masa kehamilan, protein ini bisa didapat dari produk ikan non merkuri, daging ayam, dan daging sapi. Pastikan semua protein hewani itu telah dimasak dengan matang sebelum dikonsumsi oleh ibu hamil.

Bila asupan gizi ibu hamil tidak tercukupi selama masa kehamilan, akan berdampak pada tumbuh kembang janin. Pada akhirnya, anak yang dilahirkannya akan menderita stunting.

Katakan tidak pada rokok dan alkohol

Hindari alkohol. Konsumsi alkohol selama kehamilan bisa berisiko menyebabkan fetus alcohol syndrome yang bisa membuat anak terkena stunting di kemudian hari.

Ibu hamil juga harus menghindari paparan asap rokok. Paparan asap rokok bisa berakibat bayi lahir prematur atau mengalami berat lahir rendah.

Mintalah suami untuk tidak merokok di rumah atau di dekat Anda selama kehamilan. Gunakan masker saat keluar rumah atau ketika pergi ke tempat umum untuk perlindungan esktra.

Rutin memeriksakan kandungan

Selain itu, rutinlah melakukan pemeriksaan kehamilan. Setidaknya sebulan sekali. Agar tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu hamil bisa dipantau, bila terjadi sesuatu bisa dideteksi lebih dini dan mendapat penanganan tepat sebelum terjadi komplikasi yang lebih buruk.

2. Ketika anak masih bayi

Memberikan ASI eksklusif

ASI adalah nutrisi dan perlindungan utama bayi sejak ia baru dilahirkan. Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, untuk memastikan tumbuh kembang yang optimal, juga memperkuat sistem kekebalan tubuhnya.

MPASI dengan protein

Setelah bayi berusia enam bulan, Anda bisa mulai mengenalkan MPASI (Makanan Pengganti ASI) padanya. Mulailah dengan tekstur yang lembut, sajikan nutrisi lengkap dalam MPASI-nya dalam berbagai jenis sumber makanan. Termasuk protein.

Karbohidrat, protein, vitamin, dan nutrisi lainnya sebisa mungkin ada dalam MPASI yang diberikan pada bayi.

Masukkan protein hewani yang mengandung asam amino esensial untuk mencegah stunting pada anak sejak ia memulai MPASI.

Menjaga lingkungan tempat bayi bertumbuh

Stunting bisa terjadi karena faktor lingkungan yang kurang bersih, sehingga menyebabkan infeksi yang berisiko stunting. Oleh sebab itu, pastikan MPASI yang Anda persiapkan untuknya bersih dan higienis.

Selain ASI dan MPASi, jangan lupa untuk memberi bayi vaksin secara berkala sesuai anjuran pemerintah. Selain melindungi si kecil dari penyakit berbahaya, vaksin juga bisa melindungi anak dari stunting yang diakibatkan oleh infeksi penyakit tertentu.

Adakah metode pengobatan stunting?

Bila anak Anda telanjur mengalami stunting, apakah yang mesti dilakukan? Bisakah kondisi ini diobati?

Ahmad Syafiq, Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengatakan bahwa jika anak terlanjur didiagnosa mengalami stunting, bisa diupayakan untuk membantu meningkatkan tinggi badannya.

Dia juga menyampaikan, banyak orang tua yang mengabaikan masalah tinggi badan anak karena dianggap genetik. Sehingga anak bertubuh tinggi atau pendek adalah hal yang lumrah.

“Padahal, genetik hanya menyumbang 20% terhadap tinggi badan,” ujarnya seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Karena itulah, orang tua diharapkan dapat memantau perkembangan tinggi badan anak agar sesuai dengan standar ideal dari WHO. Bila tidak sesuai dengan standar tersebut, maka harus diwaspadai kemungkinan stunting.

Adapun standar ideal tinggi badan anak menurut WHO ialah:

Anak laki-laki:

  • Usia 1 tahun: 72–78 cm

  • Usia 2 tahun: 82–92 cm

  • Usia 3 tahun: 83–95 cm

  • Usia 4 tahun: 84–97 cm

  • Usia 5 tahun: 85–98 cm

Anak perempuan: - Usia 1 tahun: 70–78 cm - Usia 2 tahun: 80–92 cm - Usia 3 tahun: 82–95 cm - Usia 4 tahun: 83–96 cm - Usia 5 tahun: 84–97 cm

Bila anak Anda tidak memenuhi standar ideal tinggi badan tersebut, dan terindikasi stunting, maka orang tua perlu melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan tinggi badan anak.

Upaya tersebut bisa berupa pemberian suplemen atau susu pertumbuhan untuk menambah tinggi badan anak, juga makanan bergizi dan berkalsium tinggi. Mayoritas anak laki-laki akan berhenti pertumbuhan tinggi badannya pada usia 18 tahun. Sementara anak perempuan pada usia 16 tahun atau dua tahun setelah mulai menstruasi.

Orang tua juga perlu memperhatikan lompatan pertumbuhan anak yang biasanya hadir saat berusia sembilan tahun.

Hal-hal yang bisa dilakukan orang tua untuk menambah tinggi badan anak:

1. Berikan suplemen/susu penambah tinggi badan

Menambah tinggi badan anak yang terdiagnosa stunting bisa dilakukan dengan memberikannya asupan susu setiap hari. Susu tersebut harus mengandung protein asam amino esensial, lemak, kalsium, magnesium, zinc, vitamin A, dan juga vitamin D. Semua nutrisi tersebut sangat penting untuk pertumbuhan tinggi badan anak.

2. Tidur yang cukup dan rutin olahraga

Dalam masa pertumbuhan, waktu tidur sangat penting bagi tumbuh kembang si kecil. Tidur yang cukup akan merangsang hormon pertumbuhan anak bekerja dengan optimal.

Selain itu, produksi hormon pertumbuhan juga bisa ditingkatkan dengan rajin berolahraga. Dorong anak untuk bermain di luar rumah yang menuntut kegiatan fisik. Biarkan dia mengikuti ekskul olahraga di sekolah agar produksi hormon pertumbuhannya semakin banyak.

Tinggi badan anak akan terus bertambah sebelum ia mencapai masa pubertas. Dengan hormon pertumbuhan yang baik, maka tumbuh kembang anak bisa optimal.

3. Makanan bergizi

Selain memberikan susu pertumbuhan dan menerapkan pola tidur dan olahraga yang cukup, Anda juga perlu menerapkan pola makan sehat dan bernutrisi. Berikan makanan yang kaya kandungan protein, vitamin, kalsium, dan zat besi.

Pastikan menu hidangan bervariasi setiap hari agar anak tidak bosan. Misalnya hari ini sajikan menu ikan, besoknya menu daging. Jangan lupa untuk menyajikan sayur dan buah dalam setiap menu makan anak.

4. Pantau tumbuh kembang anak di Posyandu/Klinik Tumbuh Kembang Anak

Setelah memberikan makanan bergizi, tidur yang cukup juga rutin berolahraga, jangan lupa untuk memantau tumbuh kembang anak dengan membawanya ke posyandu atau klinik tumbuh kembang anak. Hal itu diperlukan untuk mengetahui apakah tinggi badan anak bertambah atau tidak, dan apakah ada masalah dalam tumbuh kembangnya, supaya bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Semoga informasi ini bermanfaat.