Sebagai wanita, Mom harus lebih waspada terhadap penyakit yang menjangkit sistem reproduksi kewanitaan, yaitu endometriosis. Memahami apa itu endometriosis, gejala, penyebab, dan bahayanya bisa membuat Mom lebih awas dalam mencegah agar tidak mudah terjangkit penyakit ini. Apalagi penyakit endometriosis erat kaitannya membuat wanita susah hamil.

Pengertian Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium yang membentuk lapisan dalam dinding rahim, tumbuh di luar. Endometrium bisa jadi tumbuh di saluran telur, usus, indung telur, vagina, hingga rektum. Mom tidak boleh meremehkan kondisi tersebut. Bila tidak segera ditangani dengan tepat, maka bisa menyebabkan kemandulan. Untuk menghindari dampak bahaya endometriosis, mari simak apa saja gejala dan pemicu pertumbuhan abnormal jaringan endometrium dalam tubuh.

Gejala Endometriosis

Jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim mengalami fase yang sama dengan endometrium yang tumbuh di dalam rahim. Jaringan ini akan menebal dan luruh seiring dengan tidak terjadinya pembuahan. Endometrium yang tumbuh di dalam rahim akan luruh menjadi darah menstruasi tiap bulan. Namun, endometrium yang tumbuh di luar rahim, setelah luruh akan mengendap dan tidak keluar menjadi darah menstruasi karena memang letaknya tidak di dalam rahim.

Pengendapan yang terjadi akan mengakibatkan Mom mengalami rasa nyeri yang amat sakit, utamanya di area perut bawah dan sekitar panggul. Rasa nyeri ini juga akan lebih terasa saat sebelum dan selama siklus menstruasi, saat dan setelah berhubungan seks, serta ketika buang air.

Waspadai juga bila Mom mengalami perdarahan di luar siklus menstruasi, perdarahan yang berlebih saat menstruasi, dan keluarnya darah ketika buang air kecil maupun besar. Bila mengalami gejala di atas ataupun gangguan lain yang menyangkut siklus menstruasi, lebih baik segera berkonsultasi pada dokter.

Penyebab Endometriosis

Untuk menghindari terjadinya endometriosis, Mom bisa menjauhi pemicunya. Namun, sayangnya belum diketahui secara pasti penyebab kondisi ini. Kebanyakan kasus endometriosis baru diketahui setelah munculnya gejala. Dokter sering menanyakan pada pasien, apakah gaya hidup yang dianut sudah cukup sehat. Jika gaya hidup yang dianut tidak cukup sehat, bisa jadi hal itulah yang menjadi pemicunya karena berhubungan juga dengan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, pemicu bisa timbul dari tingginya kadar estrogen, kemudian faktor keturunan, paparan lingkungan, dan adaptasi sel dengan lingkungan. Jadi, supaya bisa terhindar dari endometriosis, Mom bisa menjauhi beberapa faktor risiko ini.

Pengobatan Endometriosis

Mengetahui sebab dan gejala endometriosis tidak cukup bila tidak membahas tentang penanganan yang bisa dilakukan. Mungkin Mom bertanya-tanya: Apakah endometriosis bisa disembuhkan? Apakah bisa tetap hamil dengan kondisi ini? Apakah dampaknya sangat berbahaya?

Untuk menjawabnya, Mom harus tahu dulu tingkat keparahan yang dialami. Semakin parah kondisi yang Mom miliki, tentu tingkat kesembuhan total akan berkurang. Kondisi yang belum parah bisa disembuhkan dengan pemberian terapi hormon untuk menghentikan produksi estrogen atau mengkonsumsi makanan sehat untuk penderita kista endometriosis. Bisa juga dengan pemberian obat antiinflamasi nonsteroid. Sedangkan untuk kesembuhan total, tentu harus dengan jalan operasi pengangkatan jaringan endometrium supaya memiliki kesempatan untuk bisa hamil.

Kapan harus ke dokter

Supaya Mom tahu pengobatan mana yang harus diambil untuk menyembuhkan endometriosis, berkonsultasi dengan dokter merupakan jawaban terbaik. Jangan pernah ragu untuk pergi ke dokter dan melakukan konsultasi serta cek kondisi kesehatan bila mengalami gangguan kesehatan yang menyangkut sistem reproduksi. Terlebih bila mengalami nyeri yang luar biasa saat menstruasi dan perdarahan abnormal di luar siklus. Semakin awal Mom tahu, maka semakin efektif pengobatan yang diberikan. Semoga sehat selalu ya, Mom!