Penyebaran Virus Corona yang begitu cepat dan jumlah korban tewas terus bertambah. Saat tulisan ini diterbitkan, Kamis (12/3/2020), sudah 34 orang di Indonesia yang dinyatakan positif terinfeksi virus tersebut dan 1 pasien di Bali meninggal dunia.

Kenyataan itu jelas mengkhawatirkan, khususnya bagi para orangtua.

“Jelas saya cemas. Jadi untuk sementara, saya memang mengurangi kontak dengan orang banyak. Misalnya tidak ke mall dulu. Kalau biasanya anak-anak sudah terbiasa untuk cium tangan dengan orang yang lebih tua, termasuk pada guru-guru di sekolahnya, hal ini sudah tidak dilakukan lagi,” tutur Amanda (37) kepada RuangMom.

Tindakan Amanda itu wajar dilakukan. Pemahaman akan virus Corona dan cara penularannya wajib dipelajari oleh para orangtua.

Walau demikian, tahukah Mom bahwa anak-anak, terutama yang berusia di bawah 15 tahun, relatif sedikit yang terinfeksi dan menjadi korban virus bernama resmi COVID-19 tersebut?

Hingga saat ini para ilmuwan tengah mempelajari fenomena tersebut, untuk mengetahui apakah benar anak-anak lebih kebal dari serangan Corona. Kalau benar, apa penyebabnya?

“Kami hanya menemukan relatif sedikit kasus pada anak. Penelitian lebih lajut diperlukan untuk memahami mengapa,” kata Direktur Jenderal World Health Organization, Tedros Adhanom Gheberyesus

Penularan virus corona pada anak relatif lebih sedikit

Sampai artikel ini ditulis virus corona semakin menyebar ke berbagai negara. Jumlah kasus positif di seluruh dunia telah mencapai 118.596 korban, dengan jumlah korban tewas tercatat 4.262 orang.

Namun, dari sekian banyaknya jumlah korban, hanya segelintir anak yang didiagnosis terinfeksi Virus Corona.

Di China, tempat epidemi bermula, hingga awal Maret 2020, jumlah anak yang positif terinfeksi COVID-19 hanya sekitar 1 persen dari total penderita dan tidak ada yang dikabarkan meninggal dunia. Selain itu, anak yang positif terinfeksi virus tidak menunjukkan gejala yang sama parahnya dengan pasien lain yang lebih tua.

Sebuah penelitian lain menemukan bahwa hanya sembilan bayi yang terinfeksi di China dari 8 Desember 2019 hingga 6 Februari 2020.

Baca juga: Serba-Serbi Virus Corona yang Harus Mom Ketahui

Para ahli mengatakan bahwa virus corona memang tidak menyebar dengan baik pada anak-anak. Hal ini dikarenakan anak-anak cenderung lebih sering mencuci tangan dan menutupi mulut mereka. Seperti yang kita ketahui, dua perilaku ini merupakan langkah awal untuk mencegah paparan virus corona.

Walau demikian, hal itu bukan berarti bahwa anak-anak kebal dari Virus Corona, tegas Justin Lessler, ahli epidemi wabah infeksi dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, kepada Wired.

Mengapa gejala virus corona pada anak relatif lebih ringan?

Sebuah studi di New England Journal of Medicine mengatakan bahwa kemungkinan anak-anak untuk bisa terinfeksi virus ini memang cenderung lebih kecil. Kalaupun pada akhirnya terinfeksi, gejala yang timbul yang akan lebih ringan jika dibandingkan orang dewasa.

Sembilan bayi yang terinfeksi COVID-19 di China tidak mengalami komplikasi parah sehingga mereka tidak memerlukan perawatan intensif. Begitupula seorang anak di Jerman dan bayi di Wuhan yang dinyatakan positif terkena virus 30 jam setelah dilahirkan; ibu bayi adalah pasien coronavirus.

Para peneliti mengambil kesimpulan sementara bahwa beberapa bayi kemungkinan tertular virus yang lebih ringan, sehingga tidak selalu bermanifestasi dalam gejala fisik. Sementara sebagian besar anak sepertinya tidak terlalu rentan terhadap Virus Corona.

“Dari semua yang kami lihat, dan untuk alasan yang belum jelas bagi kami, tampaknya ini (Virus Corona) terutama berdampak pada orang dewasa,” Richard Martinello, seorang profesor penyakit menular di Yale School of Medicine, mengatakan kepada Business Insider pada awal Februari.

Jumlah kasus yang rendah di antara anak-anak tentu menjadi fakta yang positif. Menurut para ahli kesehatan, karena anak-anak cenderung mencuci tangan, menutupi mulut, dan menahan diri dari menyentuh orang lain - perilaku yang dapat menyebarkan kuman.

“Jika kita dapat melindungi anak-anak - satu, itu baik untuk mereka, tetapi dua, itu baik untuk penduduk,” Aaron Milstone, seorang ahli epidemiologi dan profesor pediatri di Universitas Johns Hopkins, mengatakan kepada Business Insider. “Jika itu menembus populasi anak-anak, penyebarannya akan semakin luas.”

Baca juga: Gejala dan Tanda-Tanda Infeksi Virus Corona pada Bayi

Hal senada pun ditegaskan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang mengatakan kalau tingkat penularan Virus Corona pada anak relatif kecil, sehingga orangtua tak perlu khawatir berlebihan.

Dokter anak yang mewakili IDAI, Darmawan Budi S mengatakan, “Pada anak-anak angka penularan lebih rendah dan keparahan penyakitnya lebih ringan.”

Darmawan menerangkan, sebenarnya Virus Corona yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan berbeda dengan gangguan pernapasan lain yang terjadi pada anak. Biasanya, anak-anak yang masih memiliki kekebalan tubuh yang rendah akan lebih mudah tertular, menularkan penyakit, dan memiliki gejala yang parah.

Namun pada Virus Corona, anak-anak yang tertular relatif sedikit dan gejalanya pun ringan.

“Bisanya penyakit pernapasan itu berat pada anak-anak dan orang tua. Tetapi, kajian sementara di China angka penularan pada anak di bawah 10 tahun sangat kecil,” ucap Darmawan kepada CNN Indonesia.

Gejala infeksi COVID-19 pada anak-anak

Dokter-dokter China melaporkan anak-anak yang terinfeksi Virus Corona memperlihatkan beberapa gejala, mulai dari sering batuk, hidung tersumbat, pilek, diare hingga sakit kepala. Namun, kurang dari setengah anak-anak mengalami demam.

Mayoritas anak-anak dan remaja dengan COVID-19 di China mengalami infeksi ringan dan bisa pulih dalam satu hingga dua minggu. Bahkan bayi, yang dinilai lebih rentan terhadap infeksi pernapasan yang parah, ternyata mengalami infeksi yang relatif ringan.

Gejalanya memang sulit dibedakan dari infeksi virus lainnya, seperti influenza dan rhinovirus. Namun sejauh ini, anak-anak yang terinfeksi Virus Corona berasal dari keluarga yang orangtuanya juga terinfeksi virus tersebut.

Oleh karena itu, Mom, cara terbaik untuk mengetahui apakah buah hati Anda terpapar Virus Corona adalah dengan segera memeriksakannya ke rumah sakit atau dokter terdekat bila gejala di atas tak kunjung membaik. Terutama bila ada anggota keluarga yang telah dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.