Kasus positif infeksi virus corona di seluruh dunia sampai saat ini masih terus bertambah, terakhir dilaporkan oleh World Health Organization (WHO) mencapai 31.481 orang. Dari jumlah tersebut, mayoritas pasien berusia di atas 49 tahun. Tetapi bukan berarti corona pada bayi dan anak-anak luput dari risiko infeksi virus ini.

Pasien termuda dari virus corona dilaporkan berada di Wuhan, Tiongkok, yang dinyatakan positif 30 jam setelah dilahirkan. Sampai saat ini pun masih dicari tahu apakah penularan terjadi sejak dalam kandungan atau setelah bayi dilahirkan.

Kasus kedua infeksi corona pada bayi baru lahir juga terjadi di Tiongkok, tepatnya 16 hari setelah dilahirkan. Diduga kuat ada kerentanan dan bahaya corona pada bayi baru lahir.

Dikutip dari BBC, para bayi ini dilaporkan belum memiliki gejala khas infeksi virus corona seperti batuk atau demam, namun menunjukkan tanda lain seperti sesak napas. Tim dokter yang menangani lantas langsung memeriksakan bayi dan benar positif virus corona.

Para bayi yang sudah positif infeksi virus corona ini kondisinya masih stabil dan berada dalam pengawasan tim dokter setempat.

“Sangat mungkin bayi tertular dengan cara yang konvensional, yakni dengan menghirup droplet virus yang berasal dari batuk ibu,” ungkap ahli epidemiologi Mailman School of Public Health di Columbia University, Stephen Morse.

Bayi termasuk kategori rentan infeksi virus corona

Meski jumlah kasus positif virus corona pada bayi dan anak-anak dikatakan masih sedikit dibandingkan orang dewasa, Baby Center menuliskan bahwa ibu hamil, bayi, anak-anak dan lansia masih termasuk dalam kategori rentan infeksi virus corona. Kelompok ini cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih lemah, sehingga lebih rentan terhadap infeksi.

Virus corona novel atau novel coronavirus (nCoV) ini termasuk dalam keluarga virus yang berasal dari hewan dan berisiko mematikan bagi manusia. Selain virus corona novel, ada juga virus SARS dan MERS yang sempat mewabah juga beberapa waktu lalu.

Gejala dan tanda-tanda infeksi virus corona pada bayi

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan gejala dan tanda-tanda infeksi virus corona pada bayi umumnya mirip seperti pilek. Termasuk seperti demam tinggi, batuk (terutama batuk kering), dan sesak napas.

Yang berbahaya, pada sebagian orang dewasa dengan infeksi virus corona seringkali tidak menunjukkan gejala apapun, tapi kemudian hasilnya positif. Jika orang tua mengalami kondisi seperti ini, besar kemungkinan tanpa disadari bayi dan anak-anak bisa tertular. Dalam beberapa kasus, infeksi virus corona juga bisa berkembang menjadi pneumonia yang mengancam jiwa.

Dilansir Parents, masa inkubasi yang pasti untuk penularan virus corona belum diketahui. Namun CDC mengatakan bahwa gejala biasanya muncul waktu antara 2 hingga 14 hari setelah seseorang terpapar virus. Infeksi virus corona mirip dengan pilek dan flu musiman, karena sama-sama memengaruhi saluran pernapasan. “Satu-satunya cara untuk membedakan adalah dengan melakukan tes klinis,” jelas Miryam Wahrman, PhD, dari William Paterson University, New Jersey.

Pada gejala khas seperti demam, batuk dan sesak napas, tingkat keparahannya bervariasi antar individu. Beberapa orang mengalami gangguan pernapasan parah yang bahkan bisa sampai menyebabkan kematian, sementara yang lain memiliki efek yang lebih minimal.

Dikutip dari New York Times, Dr Mark Mulligan dari NYU Langone Medical Center mengatakan bahwa selain mengenali tanda dan gejala infeksi virus corona pada bayi, orang tua tetap perlu mengutamakan tindakan pencegahan guna meminimalkan penularan.

Misalnya seperti membiasakan anak sering mencuci tangan dengan sabun dan air minimal 20 detik. Khususnya bagi bayi yang kadang suka memasukkan tangan ke dalam mulut, jangan lupa bersihkan tangannya secara teratur ya, Mom. Hindari dulu bepergian keluar rumah jika tidak terlalu penting.

Apabila memungkinkan, jauhi bayi dan anak-anak dari orang yang sedang sakit, terutama dengan gejala batuk dan bersin. Pasalnya virus corona pada bayi dan anak-anak bisa tertular ketika menghirup droplet virus dari bersin atau batuk orang yang terinfeksi.

Penularan juga bisa terjadi jika bayi dan anak-anak menyentuh benda yang sebelumnya dipegang oleh orang yang terinfeksi. Para ahli penyakit menular mengatakan menjaga pertahanan dan imun tubuh adalah cara terbaik menyikapi wabah infeksi virus corona pada bayi dan anak-anak.