Testis merupakan salah satu organ reproduksi yang sangat penting. Pasalnya, fungsi testis adalah memproduksi sperma dan hormon testosteron bagi pria. Oleh karena itu, penting bagi Mom dan Dad untuk mengetahui anatomi, cara merawat, hingga kemungkinan risiko gangguannya. Yuk langsung simak penjelasannya di bawah ini!

Download aplikasi ruangmom

Apa itu Testis?

Testis adalah salah satu organ reproduksi yang dimiliki pria. Memiliki bentuk oval dan terbungkus dalam kantong, testis terletak pada bagian kanan dan kiri di belakang penis. Banyak orang menyebut testis sebagai biji kemaluan atau buah zakar.

Umumnya testis akan tumbuh saat pria memasuki usia remaja atau mengalami masa pubertas. Ketika mulai tumbuh, kulit pelindung testis atau skrotum akan mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap dan ditumbuhi rambut.

Anatomi Testis

anatomi testis

Sebagai organ reproduksi pria, testis memiliki anatomi cukup rumit yang dibagi berdasarkan struktur dan fungsinya, Dad.

Bagian terluar penis ditutupi oleh lapisan kulit yang disebut skrotum dimana berfungsi untuk melindungi testis. Sedikit lebih dalam, testis diselubungi lapisan jaringan berserat disebut tunica. Tunica sendiri memiliki beberapa lapisan, dengan tunica vaginalis berada pada lapisan terluar dan tunica albuginea pada lapisan terdalam.

Di dalam testis terdapat lobulus, dimana tiap lobulus memiliki ratusan tubulus seminiferus yang berfungsi memproduksi sperma dan hormon. Setelah siap, sperma akan disalurkan oleh rete testis untuk kemudian disimpan pada epididimis hingga sperma matang.

Fungsi Testis pada Reproduksi Pria

Setelah mengetahui bagaimana anatomi testis, mungkin Dad penasaran sebenarnya apa fungsi testis lelaki? Simak penjelasannya di bawah ini, ya.

1. Memproduksi dan menyimpan sperma

Fungsi testis pada alat reproduksi pria adalah untuk memproduksi dan menyimpan sperma agar kualitasnya tidak menurun. Sel sperma memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan proses pembuahan dan kehamilan.

2. Memproduksi hormon

Selain memproduksi dan menyimpan sperma, fungsi testis adalah menghasilkan hormon androgen yang berguna untuk mengatur pertumbuhan alat reproduksi pria serta memunculkan ciri khas seperti tumbuhnya jenggot. Tak hanya itu, androgen juga bisa mempengaruhi fungsi seksual pria.

Jenis hormon androgen yang paling umum yaitu testosteron, di mana berfungsi mendukung perkembangan tubuh pria selama masa pubertas. Hormon ini juga memiliki fungsi menentukan tingkat produksi sperma lho, Dad.

Baca juga: Mengenal KB Vasektomi & Pengaruhnya Terhadap Performa Seks Pria

Fakta Seputar Testis

Fungsi testis lelaki sudah Dad pahami. Nah, tak hanya itu, testis juga memiliki berbagai fakta menarik yang patut Dad ketahui, yaitu:

  • Melansir pernyataan Dr. Philip Werthman, ahli urologi dari Amerika Serikat, rata-rata testis dapat menghasilkan 200 ribu sperma tiap menit jika dalam kondisi sehat.
  • Sebelum ejakulasi, aliran darah pada testis akan meningkat sehingga menyebabkan ukuran testis membesar hingga 50%.
  • Perbedaan ukuran antara testis kanan dan kiri adalah hal normal sehingga Dad tidak perlu khawatir jika mengalaminya.
  • Skrotum dapat menyesuaikan bentuknya dengan suhu badan Anda. Skrotum akan membesar jika suhu badan terlalu tinggi dan dan menyusut jika suhu badan terlalu rendah.
  • Hilangnya satu testis tidak mempengaruhi kemampuan pria untuk memproduksi sperma dan membuahi sel telur.

Gangguan pada Fungsi Testis

Seperti organ tubuh lainnya, testis sebagai organ reproduksi juga rentan terkena berbagai gangguan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Simak informasi gangguan fungsi testis yang umum dialami pria berikut.

1. Cedera testis

Karena terletak pada bagian luar tubuh serta hanya dilindungi skrotum tanpa adanya tulang dan otot, testis rentan tertindih atau terkena pukulan sehingga dapat menyebabkan cedera atau gangguan pada fungsi testis, Dad.

Saat mengalami cedera, testis bisa membengkak dan lebam sehingga pria merasakan nyeri hebat. Apabila testis terkena cedera parah, jaringan testikel akan rusak dan menimbulkan pendarahan, bahkan hingga merembes ke skrotum.

2. Hernia inguinalis

Hernia inguinalis adalah kondisi saat bagian usus menonjol ke pangkal paha atau skrotum melalui sela-sela yang ada dalam perut. Akibatnya seseorang akan merasakan sakit ketika membungkuk, batuk, atau mengangkat benda berat.

Hernia inguinalis dapat menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan pada testis. Meski bisa dialami pria dan wanita, pria berisiko lebih besar untuk mengalami kondisi ini.

3. Penyakit menular seksual

Bergonta-ganti pasangan dalam hubungan seksual dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi testis akibat infeksi penyakit menular seksual. Salah satu penyakit yang muncul adalah klamidia.

Umumnya klamidia ditandai dengan gejala seperti penis mengeluarkan nanah atau cairan encer berwarna putih susu, testis bengkak dan nyeri ketika ditekan, serta terjadi iritasi pada rektum.

4. Torsio testis

Pernahkah Dad mendengar istilah testis terpuntir? Torsio testis adalah sebutan untuk testis terpuntir dalam dunia kesehatan. Torsio testis terjadi saat jaringan seperti tali yang menghubungkan testis dan korda spermatika kusut atau tertekuk, akibatnya fungsi testis menjadi terganggu.

Kerusakan fungsi testis akan mengakibatkan nyeri pada skrotum, buang air kecil lebih banyak, dan pembengkakak pada testis.

5. Orchitis

Orchitis atau peradangan pada testis disebabkan karena infeksi menular seksual karena aktivitas seks tidak aman. Gejala orchitis yang umum dirasakan adalah pembengkakan pada salah satu atau kedua testis, nyeri, mual, dan demam.

Jika tidak segera mendapatkan penanganan, kerusakan fungsi testis akan mengakibatkan testis menyusut, abses skrotum, hingga kemandulan, Dad.

6. Varikokel

Varikokel merupakan pembengkakan pembuluh darah vena pada testis atau skrotum, mirip seperti varises pada kaki. Kondisi ini akan mengakibatkan pembengkakan dan rasa sakit saat testis disentuh.

Varikokel yang terjadi hanya pada salah satu testis menghambat pertumbuhan testis lainnya dan dalam kasus tertentu dapat menyebabkan kemandulan.

7. Hidrokel

Hidrokel terjadi saat terdapat penumpukan cairan berlebih pada rongga di dalam skrotum. Umumnya kondisi ini muncul pada bayi lahir prematur, namun bukan tidak mungkin juga dapat dialami pria dewasa.

Hidrokel tidak memerlukan pengobatan khusus karena dapat hilang secara alami, namun jika terus mengalami pembesaran bahkan mengakibatkan rasa sakit dan tidak nyaman, ada baiknya Dad segera berkonsultasi ke dokter.

8. Kanker testis

Jika merasakan nyeri dan melihat adanya benjolan pada salah satu testis, Dad harus waspada karena bisa jadi itu pertanda kanker testis. Kanker testis adalah kondisi tumbuhnya sel kanker pada jaringan testis.

Kerusakan fungsi testis akibat kanker akan menyebabkan sel kanker menyebar bahkan kemandulan apabila tidak segera ditangani.

Baca juga: Mom, Ternyata Infertilitas Juga Bisa Terjadi pada Pria, Kenali 5 Tandanya!

Cara Menjaga Kesehatan Testis

Untuk memastikan kondisi testis tetap sehat, Dad bisa menerapkan beberapa cara mudah versi Ruangmom ini.

1. Lakukan pemeriksaan secara rutin

Pemeriksaan testis rutin bisa Dad lakukan sendiri tanpa perlu pergi ke dokter. Pada pagi hari, Anda cukup menggunakan jari kemudian raba dan gulung testis. Periksa apakah terdapat bengkak, benjolan, atau rasa nyeri. Jika melihat ada yang tidak normal, Dad dapat segera pergi ke klinik kesehatan.

2. Hindari pakaian ketat

Pakaian ketat seperti jeans dapat meningkatkan risiko cedera pada testis dan menghambat aliran udara, lho. Akibatnya suhu testis terlalu tinggi dan tidak bisa memproduksi sperma dengan maksimal. Untuk itu sebaiknya Dad memilih celana yang longgar, ya.

3. Konsumsi makanan bergizi

Cara menjaga kesehatan fungsi testis lainnya adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi. Makanan kaya antioksidan seperti beri dan kacang-kacangan dapat menetralkan sisa-sisa metabolisme dalam tubuh yang bisa meningkatkan produksi sperma.

4. Gunakan pelindung saat berolahraga

Meski terlihat sepele, saat berolahraga testis memiliki risiko lebih tinggi untuk terpukul hingga tertendang, Dad. Agar terhindar dari cedera, ada baiknya Dad menggunakan pelindung tambahan saat berolahraga, ya.

5. Mandi secara teratur

Mandi secara teratur tidak hanya bermanfaat untuk menjaga kebersihan tubuh, tapi juga kesehatan organ reproduksi. Setelah mandi, pastikan untuk selalu mengeringkan area penis dan skrotum, karena area genital yang terlalu lembab dapat memicu tumbuhnya bakteri penyebab infeksi.

6. Lakukan vaksinasi MMR

Cara menjaga kesehatan fungsi penis yang tak kalah penting adalah melakukan vaksinasi MMR. Kandungan dalam vaksin MMR dapat mencegah terjadinya peradangan akibat infeksi virus pada testis.

Demikian pembahasan seputar fungsi testis pada reproduksi pria, termasuk beberapa fakta, risiko gangguan, hingga cara menjaga kesehatannya. Yuk lakukan mulai sekarang demi menjaga fungsi testis tetap normal! Baca juga artikel Ruangmom lainnya untuk tips tentang kesehatan reproduksi lainnya.

Sumber: Alodokter, Hellosehat, Sehatq

Baca juga: Benarkah Ukuran Penis Kecil bisa Pengaruhi Kesuburan Pria?