Pria penggemar olahraga bersepeda kerap dikaitkan dengan gangguan ereksi dan impotensi. Padahal menurut penelitian, bersepeda selama satu jam dapat membakar rata-rata 600 hingga 850 kalori.

Selain itu bersepeda juga bagus untuk kesehatan jantung dan metabolisme. Lalu benarkah bersepeda menyebabkan gangguan kesuburan pada pria? Kita cek faktanya di sini yuk, Dad!

Fakta gangguan kesuburan pada pria karena bersepeda

Penelitian tahun 2018 yang melibatkan 2.500 pesepeda, mengungkap tidak ada hubungan antara bersepeda dengan disfungsi seksual pria.

Menurut salah satu profesor peneliti, Benjamin Beyer dari University of California, San Francisco duduk di sofa atau di duduk menatap layar komputer selama delapan jam sehari justru jauh lebih berbahaya bagi kesehatan organ vital pria.

Dalam penelitian tahun 2014 oleh University College London melibatkan 5.282 pria yang rutin bersepeda, juga menyebutkan olahraga ini tidak menyebabkan disfungsi ereksi.

Akan tetapi, bagi pria berusia 50 tahun, bersepeda dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat. Aktivitas bersepeda terkait dengan peningkatan kadar protein PSA sebagai penanda kanker prostat.

Hal ini disebabkan oleh tekanan pada sadel ke area vital dapat menyebabkan cedera pada prostat dan akibatkan inflamasi.

Posisi duduk saat bersepeda agar tak sebabkan gangguan kesuburan

Gangguan yang umum terjadi saat bersepeda biasanya dirasakan di area vital pria. Posisi duduk saat bersepeda umumnya akan bertumpu pada tulang duduk atau tuberositas iskia.

Bagian tubuh ini dikelilingi oleh jaringan lemak dan otot yang dapat menopang tubuh dengan nyaman.

Namun saat duduk di sepeda karena sadel sepeda tidak cukup lebar untuk menyangga tulang duduk, menyebabkan terjadinya penekanan pada daerah perineum. Yaitu daerah antara anus dan organ intim. Pada perineum inilah letak saraf pudendal yang memasok aliran darah ke penis pria.

Saraf pudendal tersebut mengandung jaringan ereksi, arteri dan susunan saraf ke penis. Tekanan pada area tersebut dapat mengganggu dan merusak arteri serta saraf. Padahal, keduanya memiliki peranan penting dalam membantu proses ereksi.

Gejala awal yang menandakan gangguan saraf di area ini adalah mati rasa atau dikenal dengan istilah kesemutan pada area organ intim.

Bersepeda lebih dari tiga jam setiap minggu, menurut penelitian juga bisa meningkatkan risiko gangguan impotensi pria.

Manfaat bersepeda untuk kehidupan seks

Di samping risiko gangguan organ vital pria, bersepeda justru diketahui melatih dan membangun beberapa kelompok otot tubuh, khususnya tubuh bagian bawah.

Otot-otot itu sebagian berfungsi dalam hubungan seksual. Sehingga dengan bersepeda secara moderat akan membantu anda memelihara kehidupan seksual yang baik.

Sebuah survey tahun 2014 lalu oleh Cycle to Work Day melibatkan 2.500 pesepeda di Inggris mengungkap 89 persen responden merasa lebih fit dan bertahan lama di ranjang saat melakukan sesi bercinta.

Selain itu, 39 persen responden tersebut mengaku sejak rutin bersepeda energi dan kehidupan seksual mereka mengalami peningkatan.

Tips bersepeda agar tak sebabkan gangguan kesuburan pada pria

Untuk mendapatkan segudang manfaat olahraga bersepeda sekaligus mengurangi risiko gangguan kesuburan organ vital pria, sebaiknya ikuti beberapa saran di bawah ini.

  • Atur intensitas bersepeda, jangan lebih dari tiga jam seminggu.

  • Ganti sadel sepeda dengan dudukan lebih lebar, dan atur posisi punggung tetap tegak agar dapat mengurangi tekanan di area perineum.

  • Saat bersepeda, jangan dalam posisi duduk terus menerus. Variasikan dengan mengangkat bokong sambil mengayuh, atau sesekali turun dan tuntun sepeda untuk melancarkan peredaran darah di area vital.

  • Saat terserang kesemutan di area vital, segera berhenti dan beristirahat.

  • Pilih celana bersepeda yang nyaman, jika memungkinkan dengan tambahan bantalan untuk perlindungan.

  • Rendahkan posisi stang, untuk mengurangi tekanan di area perineum.

  • Pastikan minum cukup air saat bersepeda, untuk menghindari dehidrasi serta risiko gangguan infeksi pada saluran kemih.

Baca juga: Faktor Genetik Penyebab Infertilitas Pada Pria?