Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah masalah serius yang terjadi di seluruh dunia. KDRT tidak mengenal batasan geografis, ekonomi, atau sosial, dan dapat terjadi di mana saja. Guna mencegah terjadinya tindak KDRT, ketahui informasi selengkapnya melalui artikel berikut!

Apa Itu Kekerasan dalam Rumah Tangga?

KDRT adalah tindakan kekerasan fisik, emosional, seksual, atau ekonomi yang dilakukan oleh satu anggota keluarga terhadap anggota keluarga lainnya.

Tindak KDRT ini bukan hanya tentang tindakan fisik seperti pemukulan, Mom. Melainkan juga mencakup perbuatan lain, seperti pelecehan verbal, pengendalian, penolakan hak-hak dasar, kelalaian dalam memenuhi tanggung jawab, dan manipulasi.

Selain itu, KDRT tidak hanya terbatas pada pasangan suami-istri, tetapi juga dapat melibatkan anggota keluarga lainnya. Misalnya, anak-anak, orang tua, saudara-saudara, dan bahkan mertua.

Kalkulator Dana Darurat

Macam Macam Kekerasan dalam Rumah Tangga

Perlu Mom pahami, bahwa KDRT dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Berikut adalah macam-macam KDRT yang sering terjadi menurut Undang-Undang no. 23 tahun 2004, yaitu:

1. Kekerasan Fisik

Merupakan jenis kekerasan yang melibatkan penggunaan kekuatan fisik untuk menyakiti atau merugikan anggota rumah tangga lainnya. Jenis KDRT ini dapat berupa tindakan,seperti pukulan, tendangan, gigitan, menjambak rambut, atau penggunaan benda tumpul sebagai senjata.

Contohnya adalah seorang suami yang secara rutin memukul atau menendang istrinya setiap kali bertengkar atau mengalami ketegangan dalam rumah tangga.

2. Kekerasan Psikis

Merupakan bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang melibatkan penghinaan, pengancaman, manipulasi, atau pengendalian emosional seseorang tanpa melibatkan kontak fisik langsung.

Contohnya adalah ketika suami berkata kasar, menghina, dan mengisolasi istrinya dari teman dan keluarga. Kekerasan ini dapat merusak kesehatan emosional dan psikologis korban.

3. Kekerasan Seksual

Jenis kekerasan ini melibatkan pemaksaan atau tekanan untuk melakukan aktivitas seksual yang tidak diinginkan. Tindak kekerasan ini termasuk pemerkosaan, atau tindakan seksual yang tidak mendapatkan izin dari salah satu pihak dalam hubungan.

Contohnya seorang suami yang memaksa istrinya untuk melakukan hubungan seksual tanpa izin atau setelah si istri menolak. Tindakan ini merupakan bentuk kekerasan seksual yang serius.

4. Penelantaran Rumah Tangga

Jenis kekerasan dalam rumah tangga ini melibatkan penolakan hak-hak dasar anggota keluarga, untuk mendapatkan perawatan yang memadai. Tindak KDRT ini bisa berarti penolakan finansial, makanan, pakaian, atau perawatan medis.

Contohnya adalah suami yang tidak memberikan jumlah uang yang cukup untuk keluarga, sehingga anak-anak mengalami malnutrisi atau kondisi kesehatan yang buruk.

Baca juga: Ini Hak Anak dalam Keluarga yang Wajib Dipenuhi Orang Tua

Faktor Penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga

KDRT adalah masalah yang kompleks dan dapat disebabkan oleh sejumlah faktor yang berinteraksi. Faktor-faktor tersebut, di antaranya adalah:

1. Faktor Individu Perempuan

Penyebab pertama adalah faktor individu perempuan yang dapat meningkatkan risiko mereka menjadi korban KDRT. Misalnya, perempuan dengan tingkat pendidikan yang rendah mungkin memiliki lebih sedikit peluang untuk mandiri secara ekonomi dan lebih rentan terhadap penindasan.

2. Faktor Pasangan

Pasangan juga bisa memberikan pengaruh besar pada terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Misalnya, pasangan yang mendominasi hubungan mungkin lebih cenderung melakukan tindak KDRT.

Selain itu, gangguan kesejahteraan mental, seperti gangguan kepribadian atau kecanduan alkohol juga bisa meningkatkan risiko kekerasan.

3. Faktor Ekonomi

Mom juga harus tahu kalau kondisi ekonomi dapat memainkan peran signifikan dalam KDRT. Sebab, masalah finansial dapat meningkatkan ketegangan dalam rumah tangga dan menyebabkan kekerasan.

4. Faktor Sosial Budaya

Aspek sosial dan budaya juga berkontribusi pada kekerasan dalam rumah tangga. Misalnya, budaya patriarki yang menempatkan laki-laki dalam posisi dominan dan perempuan dalam posisi subordinasi, dapat menciptakan lingkungan di mana KDRT terhadap perempuan dianggap wajar.

Upaya untuk Mencegah KDRT

Cara-cara untuk mencegah tindakan KDRT memerlukan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan:

  • Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi peraturan dan Undang-Undang terkait kekerasan dalam rumah tangga serta konsekuensinya.
  • Pemantauan dan pelaporan tindakan KDRT untuk membantu mengidentifikasi masalah dengan cepat.
  • Mengembangkan sistem informasi pengendalian KDRT, dengan pengumpulan data rutin dan berbagi informasi dengan lembaga-lembaga yang kredibel.
  • Pendampingan pada keluarga yang berpotensi melakukan tindak KDRT.

Proses Pelaporan Kekerasan dalam Rumah Tangga

Hingga kini, banyak korban KDRT yang tidak melapor, karena tidak mengetahui prosedurnya. Nah, apabila Mom atau anggota keluarga lain adalah salah satunya, cobalah ikuti panduan berikut:

1. Mengadukan Kekerasan Langsung

Mom bisa mengadukan tindak kekerasan secara langsung kepada pihak berwajib, yaitu polisi (di Ruang Pelayanan Khusus Perempuan dan Anak). Jika kondisi tidak memungkinkan, maka proses pengaduan bisa diwakilkan kepada keluarga atau orang lain.

2. KDRT yang Terjadi pada Anak-Anak

Sementara itu, jika korban KDRT adalah seorang anak, maka laporan dapat diajukan oleh orang tua, wali, pengasuh, advokat, atau bahkan oleh anak tersebut sendiri.

Sudah Tahu Apa Saja Macam Macam Kekerasan dalam Rumah Tangga?

Pada kesimpulannya, KDRT adalah masalah serius yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan individu dan masyarakat. KDRT terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, emosional, seksual, dan penelantaran kewajiban.

Sehingga, penting bagi kita untuk mengambil tindakan, guna melindungi korban, memberikan dukungan, dan mencegah tindak KDRT melalui sosialisasi dan pendidikan.

Sumber daya seperti RuangMom.com yang menyediakan artikel kekerasan dalam rumah tangga dapat menjadi sumber informasi bagi Anda. Dengan meningkatkan kesadaran, kita dapat berperan dalam mengakhiri KDRT dan menciptakan lingkungan yang lebih aman untuk semua orang.