Sebagian dari Mom mungkin masih cukup asing dengan istilah husband stitch. Jika diartikan secara bahasa, makna husband stitch adalah jahitan suami.

Namun, dalam arti luas, istilah ini merupakan prosedur jahitan tambahan yang dilakukan pada beberapa wanita setelah melewati proses persalinan.

Perlu diketahui terlebih dahulu, husband stitch adalah hal berbeda dari jahitan pasca melahirkan pada umumnya, Mom.

Untuk mengetahui apa itu husband stitch, yuk langsung saja simak ulasan lengkapnya di bawah ini mulai dari pengertian, asal mula, aturan, hingga dampaknya terhadap kesehatan.

Download aplikasi ruangmom

Apa itu Husband Stitch?

Dikutip dari Medical News Today, husband stitch adalah jahitan tambahan yang mungkin saja diberikan pada beberapa pasien setelah menjalani persalinan pervaginam.

Sebagai catatan, tindakan ini sendiri dilakukan dengan tujuan untuk mengencangkan vagina seperti sedia kala atau kondisi sebelum menjalani proses persalinan.

Persalinan secara normal biasanya akan menyebabkan robekan pada vagina yang terkadang bisa melebar hingga ke rektum. Maka dari itu, dalam kondisi seperti ini dokter mungkin akan melakukan prosedur penjahitan.

Pada dasarnya, husband stitch adalah prosedur jahitan ekstra yang dilakukan pada wanita setelah melalui proses persalinan normal yang menimbulkan robekan perineum atau luka akibat tindakan episiotomi oleh dokter.

Setiap wanita yang menjalani persalinan normal umumnya mendapatkan jahitan pasca melahirkan, tetapi jahitan husband stitch melebihi yang diperlukan untuk memperbaiki robekan sehingga menimbulkan kerugian bagi kesehatan wanita.

Selain itu, tidak ada keuntungan bagi seorang wanita ketika telah mendapatkan tindakan ini dalam proses persalinannya.

Pasalnya, vagina merupakan otot yang bisa mengembang selama proses kelahiran dan nantinya akan kembali lagi ke kondisi semula seperti saat sebelum melahirkan.

Baca juga: Bagaimana Ciri-Ciri Jahitan Kering Pasca Melahirkan Normal?

Asal Mula Prosedur Husband Stitch

Di dalam miss V, terdapat sebuah otot yang dapat merenggang untuk jalur keluarnya bayi selama persalinan. Namun, pada beberapa kondisi, celah ini ternyata tidak cukup lebar bagi kepala si bayi, sehingga akan mengganggu jalannya proses tersebut.

Ketika seorang ibu mengalami kondisi ini, dokter biasanya akan memutuskan untuk melakukan prosedur episiotomi, yang mana tujuannya adalah supaya dapat mencegah robekan lebih serius pada daerah miss V.

Episiotomi adalah prosedur di mana dokter akan menyayat area perineum, yakni antara lubang miss V dan anus. Cara ini bertujuan untuk memperluas jalan keluarnya bayi, sehingga proses persalinan nantinya dapat berlangsung dengan lebih mudah.

Dokter atau bidan juga bisa melakukan prosedur episiotomi ketika pasien mengalami komplikasi selama proses persalinan.

Dikutip dari Medical News Today, tindakan mulai dilakukan sejak pertengahan tahun 1950-an. Dokter akan mengencangkan vagina dengan cara menambahkan jahitan pada pasien yang sebelumnya mendapatkan prosedur episiotomi selama masa persalinan.

Praktek ini sendiri bertujuan untuk mempertahankan bentuk dan ukuran vagina pasien setelah melahirkan. Pada masa itu, prosedur ini juga dikenal dengan istilah selipan vagina (vagina tuck) atau simpul suami (husband’s knot).

Lantas, Apakah Husband Stitch Diperbolehkan?

Hal penting yang harus Mom ketahui terkait husband stitch adalah bahwa tindakan ini bukan termasuk prosedur medis resmi. Ditambah lagi dengan banyaknya kisah dari para pasien yang mengaku telah menerima prosedur ini tanpa melalui persetujuan dari mereka terlebih dahulu.

Padahal menurut World Health Organization atau yang lebih dikenal dengan singkatan WHO, dokter perlu meminta persetujuan pasien terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan episiotomi atau anestesi lokal.

Baca juga: Jahitan Pasca Melahirkan Robek, Apa yang Harus Dilakukan?

Dampak Husband Stitch Terhadap Kesehatan

Pada dasarnya, seluruh prosedur episiotomi dan sayatan di vagina akan memerlukan jahitan. Walaupun kebanyakan wanita bisa sembuh tanpa masalah, beberapa di antaranya mungkin saja mengalami komplikasi atau masalah.

Dikutip dari Medical News Today, berikut merupakan dampak buruk yang bisa terjadi setelah menjalani praktik husband stitch.

  • Pendarahan di daerah jahitan secara terus-menerus
  • Peningkatan rasa nyeri pada bekas area sayatan
  • Kebocoran feses atau urine
  • Rasa nyeri ketika berhubungan intim
  • Prolaps rahim
  • Pembentukan jaringan parut
  • Tanda-tanda infeksi lainnya seperti bau tak sedap, nanah, maupun bengkak pada area sekitar sayatan
  • Peningkatan risiko untuk menjalani prosedur episiotomi lagi pada kelahiran berikutnya

Selain karena bukan prosedur medis resmi, banyaknya laporan kasus tindakan tanpa persetujuan juga membuat kelangsungan kegiatan ini menerima banyak penolakan di masyarakat.

Tak berhenti sampai di situ saja, ternyata prosedur husband stitch juga mengakibatkan banyak dampak buruk bagi kesehatan si pasien.

Jika seorang pasien mencurigai bahwa dia mendapatkan tindakan tersebut ketika menjalani proses persalinan, maka ia harus mendiskusikan atau menanyakan perihal kekhawatirannya ini pada dokter ataupun bidan yang dipercayainya.

Sebab, seorang tenaga medis akan dinyatakan bersalah ketika memberikan tindakan ekstra ini tanpa melalui persetujuan dari pasien terlebih dahulu.

Selain itu, Mom juga dapat menghindari terjadinya tindakan ini dengan memastikan dokter tidak akan memberikan tindakan tersebut serta mendiskusikannya tentang rencana kelahiran yang diinginkan.

Itu dia pembahasan mengenai husband stitch yang patut Mom ketahui. Mengingat beberapa dampaknya di atas, ada baiknya Mom memikirkannya baik-baik sebelum memutuskan melakukan prosedur ini.

Anda juga bisa mengkonsultasikannya terlebih dahulu bersama dokter kandungan. Semoga bermanfaat!

Sumber: Medical News Today, Healthline, Sirens Conference

Direview oleh: dr. Febianza Mawaddah Putri

Kapan Boleh Jongkok Setelah Melahirkan Normal?