Apa itu protektif? Menurut psikolog, protektif adalah bentuk cinta dengan cara memperhatikan keselamatan orang yang disayangi.

Tentunya, hal ini sangat disarankan untuk dilakukan dalam sebuah hubungan.

Akan tetapi, jika dilakukan secara berlebihan, sikap over protektif juga bisa berubah menjadi sifat posesif yang sering dianggap sebagai sebuah red flag.

Alih-alih melindungi, sifat posesif justru malah membuat pasangan merasa terkekang dan hubungan menjadi tidak sehat.

Seringkali, sikap protektif dianggap sama dengan perilaku posesif. Padahal, keduanya memiliki pengertian yang berbeda.

Lantas, apa itu protektif dan bedanya dengan posesif? Nah, untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak pembahasannya di artikel berikut ini!

Download aplikasi ruangmom

Apa itu Protektif?

Menurut Carla Marie Manly, PhD., seorang Psikolog Klinis dari Well and Good, protektif adalah sebuah bentuk cinta.

Berdasarkan penjelasannya, seseorang yang jatuh cinta akan sangat memperhatikan keselamatan belahan hatinya.

Dengan kata lain, ketika seseorang jatuh cinta, hal yang dilakukan untuk menunjukkan sikap protektif adalah dengan melindungi orang tersebut dengan sekuat tenaga.

Akan tetapi, jika dilakukan secara berlebihan, sikap over protektif justru dapat berujung pada perilaku posesif.

Lantas, apakah over protektif adalah perilaku yang mempengaruhi kenyamanan seseorang terhadap pasangannya?

Menurut pernyataan Gracia Ivonika M. Psi. yang dilansir oleh KlikDokter, nyaman atau tidaknya seseorang dengan perilaku posesif sangat tergantung pada pribadi masing-masing.

Akan tetapi, umumnya sikap posesif cenderung menuju pada perilaku yang menghadirkan rasa takut, hingga perasaan tidak aman.

Sedangkan, sikap protektif artinya merujuk pada segala perilaku perlindungan yang didasari rasa cinta dan menghormati pasangan.

Baca juga: 13 Tips Membangun Keluarga Bahagia Bersama Suami Tercinta

Perbedaan Posesif dan Protektif

Seringkali, banyak orang menjadi posesif dengan dalih peduli atau ingin bersikap protektif terhadap pasangannya.

Padahal, hal-hal yang dilakukan cenderung menuju kepada rasa kepemilikan berlebihan dan membuat pasangannya merasa tidak aman.

Nah, agar Anda bisa menghindari sikap protektif yang berlebihan, berikut ini penjelasan tentang perbedaan posesif dan protektif.

1. Posesif Fokus Pada Rasa Memiliki, Protektif Lebih Melindungi

Melansir dari WebMD, posesif umumnya perbuatan dengan dasar rasa takut kehilangan yang berlebihan.

Inilah mengapa, seseorang yang berperilaku posesif cenderung lebih memperdulikan status kepemilikan daripada keselamatan atau kenyamanan pasangan.

Hal ini sangat berbeda dengan perilaku protektif. Seseorang dengan perilaku protektif justru lebih bisa menghargai pasangan dan mendahulukan hal-hal yang dapat membuatnya bahagia.

2. Posesif Lebih Mengekang, Protektif Lebih Fleksibel

Hal lain yang membedakan antara posesif dan protektif adalah keinginan untuk mengekang pasangan.

Seorang yang berperilaku posesif umumnya tidak akan ragu untuk menginterogasi pasangan hingga terlibat terlalu dalam di kehidupan pribadinya.

Contohnya seperti tidak membolehkan pasangan untuk berteman dengan lawan jenis. Padahal, mungkin saja orang-orang tersebut adalah rekan kerja yang berada dalam satu tim.

Sebaliknya, seseorang yang berperilaku protektif justru tidak akan menempatkan pasangannya dalam posisi kekangan.

Hal ini karena mereka akan lebih mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pasangan untuk membuatnya bahagia.

Baca juga: Apa Itu Playing Victim? Ini Arti, Ciri dan Cara Menghadapinya

3. Protektif Hanya Memantau, Posesif Cenderung Terlibat Lebih Jauh

Orang dengan perilaku protektif adalah orang yang lebih mementingkan kenyamanan pasangannya.

Inilah mengapa, mereka peduli dengan cara memantau dari jauh, bukan terlibat pada hal-hal yang pribadi.

Misalnya seperti mengikuti kemana saja pasangan pergi dan selalu memeriksa handphone-nya. Jika sudah begini, maka dapat dikatakan bahwa hubungan tersebut tidaklah sehat.

4. Posesif Penuh Rasa Curiga, Protektif Lebih Percaya

Berbeda dengan rasa posesif, protektif adalah ketika seseorang yang dapat memberikan rasa percaya kepada pasangan.

Maknanya, jika bersikap protektif, maka Anda akan percaya saat pasangan menjelaskan tentang apa yang ia lakukan.

Sedangkan, jika bersikap posesif, maka Anda akan selalu curiga dan menganggap pasangan tengah menjalin hubungan dengan orang lain di belakang.

Padahal, perasaan ini bisa saja merupakan sesuatu yang tidak benar. Oleh karena itu, lebih baik hindari menjadi posesif agar Anda tidak mudah bersifat paranoid.

5. Protektif Cenderung Menuntun, Posesif Lebih Senang Mengatur

Sikap protektif adalah ketika seseorang memiliki kecenderungan untuk menuntun demi kebaikan Anda.

Ia melakukan hal tersebut tanpa ada unsur amarah atau ancaman. Selain itu, orang dengan sikap protektif akan lebih menganjurkan sesuatu dibandingkan melarang.

Sedangkan, seseorang yang posesif umumnya cenderung memiliki kecenderungan untuk mengatur kehidupan Anda dengan cara melarang bahkan mengancam.

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Overthinking Agar Jiwa Lebih Tenang

Cara Mengelola Perilaku Posesif

Umumnya, seseorang dengan perasaan yang over protektif atau posesif akan merasakan ketidakbahagiaan hubungan tersebut.

Pasalnya, ia terus dihantui rasa curiga dan paranoid yang berlebihan terhadap pasanganya.

Inilah mengapa, jika merasa bahwa pasangan Anda bersikap terlalu protektif, harus ada tindakan untuk memperbaiki masalah tersebut sebelum merusak hubungan dalam jangka panjang.

Nah, adapun beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengelola perilaku posesif adalah sebagai berikut:

1. Lakukan Pembicaraan Dua Pihak

Setelah menyadari perilaku posesif yang dilakukan pasangan, cobalah untuk mengajaknya berdiskusi.

Pasalnya, menyimpan masalah atau berdebat tentang hal tersebut tidak akan membuat situasi lebih baik.

Justru, bicarakan dengan pasangan untuk memahami dari mana datangnya emosi negatif, rasa tidak aman dan kecemburuan tersebut.

Mungkin saja, rasa posesif tersebut muncul dari pengalaman hubungan yang pahit sehingga mereka berlaku berlebihan agar tidak kehilangan Anda.

Setelah menemukan akar masalahnya, barulah Anda dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat dijadikan sebagai solusi dari sikap posesif tersebut.

2. Diskusikan Aturan Hubungan Agar Lebih Nyaman

Dalam menjalani hubungan, aturan hubungan harus dibuat berlandaskan kenyamanan kedua belah pihak.

Inilah mengapa, jika Anda merasa tidak nyaman atas sikap pasangan, cobalah untuk bersikap lebih terbuka.

3. Kenalkan dengan Lingkaran Pertemanan Terdekat

Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengelola perilaku over protektif adalah dengan mengenalkannya dengan circle pertemananmu.

Ini dapat dilakukan untuk membuatnya merasa diakui dan lebih mudah berinteraksi dengan teman-teman Anda. Alhasil, rasa percaya dapat tumbuh dan tidak ada alasan untuk paranoid .

4. Berkonsultasi ke Psikolog

Jika memang sudah berlebihan, cara lain yang dapat ditempuh untuk mengelola perilaku over protektif adalah dengan berkonsultasi ke psikolog.

Melalui tenaga ahli seperti psikolog, diharapkan ia dapat mengetahui akar masalah perilakunya dan merubah dirinya menjadi lebih baik lagi.

Dari uraian di atas, diharapkan Anda dapat mengetahui apa itu protektif beserta perbedaannya dengan perilaku posesif.

Dengan begitu, Anda dapat memperlakukan pasangan dengan lebih baik sehingga terhindar dari perilaku mengekang terhadap pasangan.

Nah, untuk mengetahui insight edukatif lainnya, yuk kunjungi artikel lain di blog Ruangmom!

Baca juga: Apa itu Gaslighting Dalam Hubungan dan Contoh Perilakunya