Di masa ini, jenis-jenis kontrasepsi yang tersedia untuk Mom cukup beragam. Mulai dari pil KB, KB suntik, IUD, dan bahkan sterilisasi.

Sterilisasi merupakan jenis kontrasepsi yang bersifat permanen. Menurut American College Obstetricians and Gynecologists, sterilisasi dilakukan dengan cara mengangkat atau mengikat tuba fallopi. Dengan melakukan ini, sel telur tidak bisa lagi turun ke rahim, sehingga pembuahan tercegah.

Prosedur ini biasanya dilakukan segera setelah bayi lahir. Jenis kontrasepsi ini tentunya sangat efektif, dengan kemungkinan hamil hanya 1 dari 100 untuk tahun pertama setelah operasinya.

Di CeritaMom kali ini, kami akan membahas pengalaman sterilisasi Mom Fatima (nama disamarkan) setelah melahirkan Caesar.

Tentunya, ada banyak pertimbangan yang mengharuskan seorang Mom menjalani prosedur ini. Ada alasan psikologis, dan ada juga yang karena komplikasi setelah melahirkan.

Perjuangan apa yang dilewati Mom Fatima sampai dia harus sterilisasi? Mari kita baca CeritaMom-nya!

Terpaksa Sterilisasi Setelah Caesar Anak Terakhir

Setiap pasangan pasti mengharapkan buah hati. Alhamdulillah, saya diberi amanah empat anak yang semuanya perempuan. Kami sangat ingin memiliki anak laki-laki untuk melanjutkan bisnis kami.

Saya pun mencoba berbagai upaya, mulai dari makan makanan yang dianjurkan dokter, konsultasi dengan dokter, dan lain-lain. Tapi, belum ditakdirkan untuk memilikinya.

Kemudian, juga saya merasa sangat sedih ketika suami saya mencoba untuk mencari istri kedua agar bisa memiliki anak laki-laki.

Hati saya sangat hancur dan campur-aduk, beberapa kali kami berkelahi tentang hal ini.

Hingga akhirnya suami saat itu sudah ingin menikah, kedekatan dengan perempuan lain sudah sangat lama hingga ketika mau menikah, Alhamdulillah saya hamil anak laki-laki.

Kami pun sangat senang. Alhamdulillah, perempuan itu juga menemukan jodohnya dan menikah dengan laki-laki lain.

Ketika waktu HPL sudah lewat beberapa hari, persalinan tak kunjung datang. Kemudian pada malam hari saya merasakan air merembes dari celana saat saya santai sambil bersih-bersih rumah.

Hingga, keesokannya tiba saya pun belum ada rasa mules dan kami bergegas untuk periksa ke bidan terdekat.

Setelah diperiksa ternyata ketuban sudah pecah tapi belum ada pembukaan. Kemudian saya dan keluarga disuruh berangkat ke klinik untuk diinduksi karena posisi rumah sakit jauh dari rumah kami.

Tapi, bidan di klinik itu tidak sanggup, pada akhirnya kami pergi ke rumah sakit naik mobil ambulans.

Setelah tiba di rumah sakit saya terpaksa di caesar. Hati saya saat itu penuh dengan kekhawatiran, karena anak ini adalah satu-satunya yang kami idam-idamkan.

Alhamdulillah, setelah operasi caesar berjalan dengan lancar, saya pun harus melakukan sterilisasi karena saya pernah operasi juga sebelumnya sehingga dokter menyarankan untuk itu dan kami terima dengan kondisi yang tidak bisa saya sebutkan.

Alhamdulillah, lahir dengan selamat anak terakhir kami dengan jenis kelamin laki-laki yang penuh dengan liku kehidupan dan perjuangan.

Sungguh mengharukan perjuangan dan pengalaman steril kandungan Mom Fatima. Pertimbangan setiap Mom tentunya berbeda-beda, yang terpenting adalah keputusan steril tidak bisa paksaan satu pihak. Tetap semangat untuk Mom di luar sana!

Baca juga: CeritaMom: Cerita Melahirkan Caesar