Intrauterine Device (IUD) atau biasa dikenal dengan KB spiral adalah salah satu alat kontrasepsi pencegah kehamilan yang cukup populer di kalangan masyarakat. Sejumlah ahli menyatakan bahwa KB spiral dapat menjadi metode andalan karena minimnya risiko.

KB spiral umumnya ditempatkan dalam rahim wanita sehingga cenderung tak terasa sama sekali. Namun, sama seperti alat kontrasepsi lainnya, Mom perlu pertimbangkan sejumlah hal sebelum memutuskan memakai IUD ini. Untuk itu, mari mengenal apa itu KB spiral dan seputar fakta lainnya dengan menyimak ulasan di bawah ini, Mom!

Kalkulator Masa Subur

Apa itu KB spiral?

Meski namanya sudah cukup populer, beberapa wanita mungkin masih butuh penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu KB spiral. Sederhananya, KB spiral adalah salah satu jenis alat kontrasepsi guna mencegah kehamilan.

Jika menelaah artinya secara harfiah, KB spiral adalah alat pencegah kehamilan yang bentuknya seperti melilit (spiral) dan mirip huruf “T”.

Jenis KB IUD dipercaya sebagai alat kontrasepsi yang lebih praktis dan efektif ketimbang jenis lain, Mom. Salah satu alasannya adalah karena Mom tidak perlu menghabiskan biaya dan waktu seperti ketika mengonsumsi pil KB.

Keefektifan KB IUD atau spiral telah terbukti karena dipercaya mampu menghadang sel sperma agar tak memasuki rahim sehingga bisa mencegah terjadinya pembuahan. Selain itu, para ahli juga menyebutkan bahwa alat kontrasepsi ini dapat digunakan dalam jangka waktu lama lho, Mom.

Hampir semua jenis KB IUD ternyata mampu bekerja aktif selama 3 hingga 10 tahun. Nah, apakah Mom sudah tahu apa saja jenis KB IUD? Jika belum, yuk simak pembahasannya di bawah ini!

Macam-macam KB spiral

Apabila Mom berniat memakai alat kontrasepsi satu ini, maka pahamilah jenis atau macam-macam KB spiral pada ulasan berikut.

1. Lapisan tembaga

Jenis KB IUD atau spiral yang pertama adalah berlapiskan tembaga. Lapisan tembaga tersebut nantinya akan dilepas secara berkala sehingga dapat menghalangi jalan masuk sel sperma. Mom bisa menggunakannya hingga 10 tahun sejak alat tersebut dipasang, lho!

2. Mengandung hormon

Jenis selanjutnya adalah yang dilengkapi dengan kandungan hormon progestin. Jenis satu ini dipercaya ampuh mengurangi probabilitas terjadinya pembuahan atau bahkan dapat menghentikan pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi, Mom.

KB IUD hormonal dipercaya bisa bekerja efektif selama kurang lebih 3 sampai 5 tahun sejak pemasangan pertama. Namun, harga KB IUD ini lebih mahal daripada jenis sebelumnya, ya.

Baca juga: 7 Jenis Alat Kontrasepsi Wanita yang Tidak Bikin Gemuk

Manfaat menggunakan KB IUD atau spiral

Keberadaan KB IUD yang cukup populer ternyata sebanding dengan tawaran manfaatnya, Mom. Selain mampu mencegah sel sperma masuk ke rahim, penelitian dalam Journal of Midwifery & Women Health juga menegaskan keuntungan menggunakan KB IUD lainnya, yaitu:

  • Dipercaya mampu mencegah kehamilan dalam periode lama, mulai 3 hingga 10 tahun.
  • Tidak permanen, sehingga Mom dan Dad masih bisa memiliki keturunan setelah melepas alat kontrasepsi tersebut.
  • Lebih praktis pemakaiannya sehingga tidak menuntut Mom untuk melakukan kontrol secara rutin.
  • Merupakan salah satu alat kontrasepsi yang mudah digunakan dan pemeriksaannya pun cukup sederhana yaitu dengan tetap memastikan string IUD tidak bergeser dari leher rahim.
  • Terdapat macam-macam KB spiral yang siap menyesuaikan kebutuhan para wanita.
  • Merupakan salah satu alat kontrasepsi aman bagi ibu menyusui karena keberadaannya takkan mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.
  • KB IUD hormonal juga bermanfaat dalam meredakan periode kram, perdarahan, dan endometriosis karena meringankan aliran menstruasi.
  • Harga KB spiral cukup terjangkau jika melihat ragam manfaatnya.

Efek samping KB spiral

Meskipun menawarkan banyak keuntungan, layaknya alat kontrasepsi lain, pemasangan KB IUD juga dapat menyebabkan sejumlah efek samping seperti:

1. Dapat menghambat menstruasi

Salah satu efek samping KB spiral adalah keterlambatan menstruasi. Artinya, jika Mom memasang alat kontrasepsi tersebut, maka kemungkinan besar jadwal menstruasi Anda akan menjadi sedikit berantakan. Namun, hal ini sebenarnya tetap bergantung pada jenis KB IUD yang Mom pilih.

2. Nyeri saat proses pemasangan

Efek samping KB spiral selanjutnya adalah rasa tidak nyaman dan nyeri saat proses pemasangan. Namun, para ahli kesehatan menegaskan bahwa Mom tak perlu khawatir sebab tak semua wanita merasakan rasa nyeri tersebut.

Di samping itu, rasa nyeri yang dimaksud juga tak berlangsung lama kok, Mom. Tapi, untuk berjaga-jaga, Mom sebaiknya mengajak Dad untuk menemani Anda ketika memasang KB IUD ini.

3. Adanya bercak perdarahan

Efek samping lain yang dapat muncul adalah bercak perdarahan. Keluarnya bercak darah ini dikarenakan tubuh Mom masih berusaha beradaptasi dengan alat kontrasepsi tersebut. Namun, Mom tak perlu khawatir karena kondisi tersebut dinilai cukup wajar terjadi dan akan membaik seiring berjalannya waktu.

4. Rasa mual

Sejumlah pemakaian alat kontrasepsi memang cenderung memberi efek samping mual. Namun, rasa mual yang didapat dari pemakaian KB IUD akan cukup berbeda dari alat kontrasepsi lainnya, Mom.

Apabila Anda merasa terganggu dengan efek samping ini, Mom bisa menguranginya dengan meningkatkan konsumsi air mineral serta jus buah-buahan segar.

Baca juga: 13 Cara Melancarkan Haid yang Terlambat 2 Bulan Secara Alami

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan memasang KB IUD

Sebelum memutuskan hendak memasang alat kontrasepsi ini, Mom sebaiknya memperhatikan sejumlah pertimbangan seperti biaya KB spiral, prosedur pemasangan dan sebagainya. Berikut ulasan lengkap khusus untuk Mom.

Biaya KB spiral

Biaya pemasangan alat kontrasepsi ini memang dianggap lebih mahal dari pencegah kehamilan lainnya seperti pil atau suntik KB. Namun, hal itu tentu sebanding dengan manfaat jangka lama yang bisa Mom peroleh.

Umumnya, biaya KB spiral di rumah sakit cukup beragam, mulai dari Rp500.000. Tapi harga KB spiral tersebut belum termasuk konsultasi dengan ahlinya ya, Mom. Apabila dinilai terlalu mahal, Mom bisa memasangnya di puskesmas terdekat dengan tawaran harga yang lebih terjangkau.

Prosedur pemasangan

Pemasangan KB IUD sejatinya dapat dilakukan kapan saja asalkan Mom sedang tidak mengandung. Prosedurnya pun bisa dibilang cukup mudah. Mulanya, dokter akan melakukan pengecekan ukuran serta posisi rahim Anda.

Setelah itu, dilakukan uji kesehatan guna memastikan Mom tidak mempunyai infeksi seksual menular. Namun, jikalau ditemukan, maka dokter akan memberi Mom antibiotik. Untuk lebih lengkapnya, simak prosedur pemasangan KB IUD yang dijelaskan oleh National Health Service berikut.

  • Vagina disarankan dalam posisi terbuka terlebih dahulu (luas bukaan dapat disesuaikan seperti saat tes smear atau skrining serviks).
  • Memasukkan KB IUD ke dalam rahim.
  • Untuk mengurangi rasa tidak nyaman ketika pemasangan, pasien dapat diberikan bius lokal setelah berdiskusi dengan dokter atau perawat sebelumnya.
  • Setelah dipasang, redakan rasa kram dengan obat saran dokter.
  • Lakukan pengecekan kembali setelah 3 atau 6 minggu untuk memastikan penempatannya masih sesuai.
  • Jauhi larangan bagi pengguna KB spiral seperti menarik benangnya dan terlalu agresif ketika berhubungan intim yang dapat mengancam posisi alat bergeser.

Efek KB spiral bagi suami

Penempatan alat kontrasepsi di dalam vagina mungkin dapat menimbulkan pertanyaan di benak Mom mengenai efek KB spiral bagi suami ketika sedang berhubungan intim.

Tapi Mom, hasil penelitian World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa ternyata hampir tak ada efek KB spiral bagi suami yang perlu Anda cemaskan. Bahkan, pihak pria cenderung tak merasakan keberadaan alat kontrasepsi ini. Jadi, beritahu Dad untuk tak perlu risau, ya.

Bisakah KB IUD atau spiral bergeser dalam rahim?

Dalam beberapa kasus, KB IUD dipercaya dapat bergeser dengan sendirinya dalam rahim lho, Mom.

Untuk memberi penjelasan mengenai hal ini, seorang dokter spesialis kandungan dan kebidanan di RS Mayapada Jakarta Selatan atas nama dr. Tirsa Verani Kembuan, Sp.OG menyatakan bahwa pergeseran alat kontrasepsi biasanya disebabkan oleh adanya kontraksi pada rahim.

Melepas KB IUD

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, KB IUD dapat bertahan mulai 3 hingga 10 tahun. Sehingga, jika melebihi batas waktu tersebut, maka alat kontrasepsi ini dinilai kadaluarsa dan harus segera dikeluarkan dari rahim.

Melansir pernyataan American Academy of Family Physicians, alasan lain mengapa KB IUD harus dilepas di antaranya adalah saat efek samping tak kunjung membaik, adanya gejala kontraindikasi atau bahkan permintaan pribadi dari pasien.

Mom tak perlu khawatir karena proses pelepasan alat kontrasepsi IUD akan dilakukan dengan lembut dan hati-hati. Namun, Anda perlu bersiap karena prosesnya mungkin bisa menyebabkan perut Anda kram selama kurang lebih 1 menit.

Nah, itulah pembahasan lengkap mengenai pengertian, jenis serta efek samping KB spiral yang perlu Mom kenali. Meski sudah mengetahui manfaat dan efek sampingnya dari artikel di atas, Mom sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter secara langsung agar tak terjadi hal-hal yang dapat membahayakan Anda ataupun suami, ya.

Baca juga: 10 Cara Mencegah Kehamilan Setelah Berhubungan, Efektif!