Memiliki keluarga bahagia tentu menjadi dambaan semua orang. Keluarga bahagia adalah keluarga yang selalu rukun, harmonis, saling menyayangi, saling melindungi, dan sering menghabiskan waktu bersama atau quality time.

Memiliki keluarga yang bahagia pasti membuat hati nyaman, nyaman berlama-lama berada di rumah, nyaman berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya dan nyaman beraktivitas sehari-hari. Memiliki keluarga harmonis juga bermanfaat untuk perkembangan anak. Anak yang punya keluarga bahagia, dengan situasi di rumah yang rukun, pasti tidak mudah terjerumus ke aktivitas atau pergaulan negatif. Ini karena ia telah memperoleh perhatian dan kasih sayang yang cukup sejak dari rumah.

Kalkulator Dana Darurat

Membentuk keluarga kecil bahagia membutuhkan usaha dari semua anggota keluarga. Masing-masing harus berusaha dan berkomitmen untuk menjaga hubungan agar selalu hangat dan selalu beraura positif.

Ciri-ciri keluarga bahagia bukan hanya tampak pada sisi kondisi psikis berupa kebahagiaan batin saja, tapi juga tercermin dari kesehatan jasmani yang baik. Lalu apa saja rahasianya agar memiliki keluarga bahagia? Yuk simak artikel lengkapnya berikut ini.

Tips keluarga bahagia awet dan menenangkan

1. Seringlah makan malam bersama

Mungkin kedengarannya sepele, tapi jangan remehkan manfaat makan malam bersama keluarga. Anak yang sering makan malam bersama keluarga diketahui memiliki keterampilan sosial yang lebih baik. Anak lebih mudah tumbuh menjadi pribadi yang sopan manakala berbicara dengan orang yang lebih tua.

Selain itu, makan malam bersama keluarga juga bermanfaat untuk memberikan rasa aman pada anak. Ketika makan malam, semua anggota keluarga berkumpul di satu meja dalam posisi berdekatan.

Ini berdampak pada psikologis anak, di mana kelak apabila ia mendapat masalah, ia tak akan sungkan untuk berdiskusi dengan keluarga, karena kedekatan antaranggota keluarga telah terbangun. Jika memang Mom atau suami sedang sibuk, tak masalah jika meluangkan waktu 1 kali saja untuk makan malam bersama keluarga.

Cek inspirasi resep : 11 Menu Makan Malam untuk Keluarga Sehat & Mudah Dibuat 

2. Saling bertukar cerita

Salah satu faktor yang menjadi penyebab perselingkuhan, disfungsi keluarga, anak tak betah di rumah, yaitu faktor kebosanan.

Nah, untuk mengatasinya, cobalah untuk sering-sering bertukar cerita dengan anggota keluarga lain. Mom bisa berbagi cerita dengan suami dan anak.

Ketika anak-anak pulang sekolah, cobalah bertanya “tadi belajar apa saja di sekolah?”, atau “ada cerita apa hari ini di sekolah?”.

Apabila Mom adalah wanita karir, cobalah sesekali membawakan sesuatu untuk anak selepas pulang bekerja. Sesuatu itu bukan hanya terbatas pada barang, kok. Cerita atau kisah yang seru, juga bisa jadi oleh-oleh yang menarik untuk anak. Buat mereka selalu menanti-nantikan kehadiran orang tua karena Mom dan suami pasti akan membawa oleh-oleh kecil untuknya.

3. Jangan lupakan pasangan

Seringkali setelah dikaruniai anak, suami jadi lebih memperhatikan anak, atau sebaliknya, Mom jadi mencurahkan perhatian sepenuhnya pada anak. Padahal, suami juga butuh perhatian.

Keluarga bahagia adalah yang mampu menyeimbangkan perhatian pada pasangan maupun anak. Tidak ada yang merasa terabaikan. Kehadiran anak bukanlah mengganti cinta pasangan, tapi melengkapi kebahagiaan keluarga. Jadi, sesibuk apapun mengurus anak, jangan lupa untuk memperhatikan pasangan pula.

Jangan hilangkan kebiasaan-kebiasaan romantis ketika masih pacaran dahulu, seperti rutin memberi kejutan, liburan berdua, atau sekedar menonton acara televisi berdua. Perbanyak quality time bersama pasangan agar hubungan selalu hangat tiap saat.

4. Batasi kegiatan anak setelah sekolah

Anak-anak biasanya gemar sekali mengikuti aktivitas selepas sekolah, seperti ekstrakurikuler, atau sekedar bermain bersama teman-teman sebayanya.

Apalagi anak usia remaja, mereka pasti sering hangout dengan teman-teman dengan frekuensi yang cukup sering.

Nah, alih-alih menuruti jadwal anak di luar rumah, cobalah untuk membatasi kegiatan semacam itu. Lebih baik ajak mereka pergi keluar bersama keluarga. Misalnya bersepeda, berenang, dan semacamnya.

5. Bicara dengan nada lembut

Jangan terbiasa berbicara dengan nada tinggi, apalagi sampai berteriak-teriak. Turunkan nada bicara Anda. Rumah haruslah menjadi lingkungan yang aman dan menenangkan.

Sekalipun ketika Mom atau suami sedang kesal, jangan sampai kehilangan kendali dan berteriak. Itu hanya menunjukkan bahwa keluarga Mom tidak damai.

Bertutur kata dengan lemah lembut adalah cerminan bahwa Mom mampu mengendalikan diri meski sedang marah sekalipun.

6. Jangan bertengkar di depan anak

Hindari berdebat dan bertengkar di depan anak. Anak bisa terguncang psikologisnya, merasa takut, tidak aman dan terancam. Dalam jangka panjang, ia bisa tumbuh menjadi orang yang rendah diri, sulit menaruh kepercayaan pada orang lain, dan mudah minder.

Apabila anak terlanjur melihat perdebatan Mom dan suami, segera hampiri dia lalu minta maaflah. Katakan “Maaf, ya sudah membuat kamu takut dan kuatir. Ibu dan ayah baru saja berselisih paham. Sekarang semuanya sudah baik-baik saja, kok”.

7. Jangan bekerja terlalu banyak

Memang tidak dapat dipungkiri Mom dan suami bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, termasuk anak. Namun menghabiskan waktu untuk bekerja tanpa punya waktu bersama keluarga justru tidak bagus dampaknya.

Anak-anak hanya akan merasa bosan di rumah, tidak merasa diperhatikan dan ia akan mudah merasa bahwa dirinya tidak berharga. Akhirnya, ia jadi rawan mencari pelampiasan di luar rumah karena tak memperoleh perhatian dan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya.

Jadi, meski sibuk bekerja, berusahalah untuk menyeimbangkan waktu bersama keluarga juga.

8. Saling terbuka dan komunikasi

Ciri-ciri keluarga bahagia adalah saling terbuka. Semua bebas berkomunikasi tentang apa saja tanpa ada yang ditutup-tutupi. Rasa nyaman berbicara ini timbul karena kepercayaan. Percaya bahwa dengan bercerita ke keluarga, maka akan ada pihak yang membela, menguatkan, tanpa menyudutkan.

Dalam keluarga bahagia, semua bebas berkomunikasi tanpa mengkhawatirkan apapun, tidak ada batas yang membuat takut atau ragu.

9. Saling mendukung untuk kebaikan

Cara memiliki keluarga bahagia berikutnya ialah saling mendukung. Apapun rencana yang akan dilaksanakan, sepanjang itu bernilai positif, pasti akan didukung sepenuhnya.

Dukungan ini bukan hanya berupa kata-kata penyemangat semata, tapi juga berupa pemenuhan kebutuhan agar cita-cita itu bisa tercapai. Misalnya, apabila anak berencana untuk mengikuti les berenang, Mom dan suami mendukung sepenuhnya, dengan cara mencarikan tempat les renang yang bagus, membelikan perlengkapan renang, atau mendampingi anak ketika les berlangsung.

10. Kurangi waktu bermain gadget

Tidak dipungkiri, gadget memang sudah menjadi kebutuhan di zaman sekarang. Namun gunakanlah seperlunya saja, jangan sampai ketergantungan.

Terlalu fokus dengan gadget membuat komunikasi verbal secara langsung jadi berkurang. Padahal, salah satu kunci keluarga kecil bahagia adalah komunikasi dan keterbukaan, bahkan dalam hal yang sulit sekalipun.

Mom perlu membuat batasan bagi anggota keluarga agar mereka bersedia mengurangi intensitas penggunaan gadget ketika sudah di rumah. Alih-alih sibuk dengan ponsel, bukankah lebih seru melakukan hobi bersama keluarga?

11. Sering habiskan waktu bersama

Apabila Mom sudah punya anak, penting untuk menjadwalkan waktu khusus agar dapat bermain bersama anak, lengkap dengan suami. Tak harus berkunjung ke taman rekreasi atau tempat wisata, bermain di area rumah saja sudah cukup, kok Mom.

Bermain dengan anggota keluarga mampu menumbuhkan ikatan emosional antara Mom, anak dan suami.

Sering-seringlah melakukan aktivitas-aktivitas quality time bersama keluarga, misalnya berolahraga bersama, memasak bersama, atau melakukan hobi bersama-sama.

Baca Juga: 30 Panggilan Sayang untuk Pasangan Paling Unik

12. Bagi tugas & saling membantu

Mungkin Mom tidak bisa menuntut suami dan anak agar mau membantu tugas Mom sehari-hari di rumah. Tapi setidaknya lakukanlah sekali seminggu, mungkin di akhir pekan. Bagilah tugas pada masing-masing orang.

Misalnya, Mom memasak sarapan, ayah mencuci kendaraan dan mengepel rumah. Anak perempuan merapikan kamarnya sendiri dan membantu Mom memasak. Anak laki-laki merapikan kamarnya sendiri sekaligus menyapu rumah.

13. Punya tabungan

Keluarga bahagia bukan hanya tampak dari keharmonisannya, tapi juga dari sisi finansial. Ini karena salah satu penyebab konflik rumah tangga adalah masalah finansial. Jadi, perencanaan keuangan yang matang perlu dilakukan.

Milikilah tabungan, baik untuk dana pendidikan anak di masa depan maupun tabungan dana darurat agar keuangan keluarga tetap stabil. Menyiapkan dana pendidikan anak sejak dini penting untuk menjamin Mom dan suami mampu memberikan pendidikan terbaik untuknya.

Itulah ketigabelas cara memiliki keluarga bahagia. Bagi anak, keluarga adalah agen sosialisasi pertama dan utama. Ia belajar berperilaku, bertutur kata, bersosialisasi, dari apa yang ia lihat di keluarga. Jadi, sudah siap mewujudkan keluarga kecil bahagia, Mom?

Baca Juga: Dana Darurat, 11 Manfaat dan Cara Menabungnya