Pernahkah Mom mendengar istilah gaslighting? Gaslighting adalah bentuk manipulasi kekerasan emosional pada sebuah hubungan. Pada kebanyakan kasus, korban tidak menyadari bahwa dirinya sedang dimanipulasi. Justru mereka malah merasa bersalah dan meragukan diri sendiri.

Jika dibiarkan terus-menerus, gaslighting relationship bisa memberikan dampak buruk bagi korban, baik secara fisik maupun psikis. Oleh karena itu, agar Mom tidak terjebak pada tindakan gaslighting, kenali tanda-tandanya dalam artikel ini.

Apa itu gaslighting?

Gaslighting adalah istilah yang berasal dari film berjudul Gaslight pada tahun 1938. Film tersebut menceritakan tentang seorang suami yang sering melakukan tindakan manipulasi kepada istrinya dengan meyakinkan bahwa sang istri sudah gila.

Tindakan itu lantas membuat korban akhirnya mempertanyakan dirinya sendiri dan selalu merasa bersalah. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa gaslighting adalah salah satu bentuk toxic relationship, Mom. Kondisi ini tidak hanya terjadi dalam hubungan pernikahan, melainkan bisa juga di lingkungan keluarga, pertemanan, pacaran, maupun lingkup pekerjaan.

Tanda-tanda gaslighting relationship

Gaslighting artinya suatu tindakan yang membuat pelakunya mampu menguasai korban, baik secara tindakan maupun emosional. Nah, beberapa tanda jika suatu hubungan terjadi gaslighting adalah sebagai berikut.

1. Pelaku sering berbohong

Salah satu pertanda terjadinya gaslighting adalah seseorang sering berbohong. Namun, kebohongan tersebut dilakukannya secara terang-terangan. Ketika kebohongannya bisa saja terungkap, mereka tidak akan mundur dari kebohongan tersebut. Justru mereka akan berbohong dengan sangat meyakinkan.

Kondisi semacam ini akan membuat korban jadi bingung, mempertanyakan memorinya, dan kebenarannya. Semakin sering terjadi, akhirnya korban malah merasa bahwa dirinya lah yang bersalah.

2. Pelaku sering mengalihkan kesalahan

Sejatinya, dalam suatu hubungan diperlukan adanya kerjasama antara dua belah pihak. Jika salah satu pihak bersalah, maka pihak lainnya wajib mengingatkan. Inilah pentingnya mendiskusikan masalah bersama.

Tidak seperti pelaku gaslight yang cenderung denial atau tidak mau disalahkan. Saat diajak diskusi oleh pasangan, ia selalu mengalihkan kesalahan tersebut pada pasangannya. Alhasil korban merasa bahwa pelaku gaslight selalu benar. Apabila pelaku berbuat salah, maka itu adalah dampak dari kesalahan yang korban lakukan pada pelaku.

3. “Niatku nggak seperti itu, jangan salahkan aku dong”

Tanda lain dari tindakan gaslighting adalah sering menghindari tanggung jawab atas kesalahan yang diperbuat. Hal tersebut membuat pasangannya akan merasa bingung dan frustasi karena rasa sakitnya tidak diakui oleh pelaku.

Salah satu contoh kalimat yang sering digunakan pelaku gaslighting adalah “niat aku nggak seperti itu, kamu jangan salahin aku”. Kalimat tersebut diungkapkan dengan tujuan supaya mereka tidak perlu bertanggung jawab.

4. “Sepertinya kamu butuh bantuan”

Kalimat semacam “sepertinya kamu butuh bantuan” mungkin terdengar seperti seseorang yang sedang menunjukkan rasa perhatian. Namun, bagi gaslighter ini merupakan cara agar mereka bisa memanipulasi korbannya.

Mereka menciptakan skenario dimana seolah Anda adalah orang yang sedang punya masalah dengan diri sendiri. Sehingga kondisi tersebut perlahan memunculkan keraguan pada diri Anda, padahal selama ini Anda hanya sedang dimanipulasi.

5. “Kamu terlalu dramatis”

Contoh gaslighting selanjutnya yaitu pelaku sering menuduh korban telah bereaksi secara berlebihan. Biasanya, perempuan selalu dianggap terlalu bersikap dramatis dalam menanggapi masalah. Untuk itu, Anda juga harus pintar melihat masalah secara objektif, benarkah Anda terlalu dramatis, atau Anda justru sedang di-gaslighting?

6. Pelaku sering menyebar gosip pada orang lain

Ciri-ciri gaslighting adalah pelaku sering menyebarkan gosip atau rumor tentang seseorang pada orang lain. Namun orang yang mendengar tidak merasa bahwa pelaku tersebut sedang bergosip.

Umumnya, pelaku akan membumbui cerita dengan kebohongan sana sini. Sehingga orang lain akan mengira bahwa tokoh yang diceritakan pelaku memiliki kondisi emosional tidak stabil.

7. Sering menggunakan rayuan untuk memanfaatkan korban

Siapa sih yang tidak suka dirayu oleh pasangan sendiri, betul tidak, Mom? Sayangnya, ini juga sering dijadikan senjata bagi pelaku gaslighting untuk memanipulasi pasangannya. Biasanya mereka akan merayu, bersikap lembut, dan memberikan apa yang diinginkan korban agar korban mau mengikuti kemauannya.

8. Memutar balikkan fakta

Last but not least, pelaku gaslighting adalah mereka yang sering memutar balikkan fakta. Tindakan ini biasanya dilakukan saat pasangannya ingin mendiskusikan suatu masalah di masa lalu.

Contoh gaslighting, misalnya suatu hari pelaku menampar wajah korban. Kemudian korban ingin membahasnya, namun pelaku selalu menundanya. Dan jika suatu saat dibahas, pelaku akan memutar balikkan fakta yang terjadi. Mungkin mereka bisa mengatakan bahwa itu tidak sengaja, atau mereka sedang khilaf, dan lain sebagainya.

Kejadian ini dapat diulang-ulang sehingga membuat korban meragukan ingatannya atas kejadian tersebut.

Baca juga: Ini Tanda dan Cara Keluar dari Toxic Relationship

Cara menghadapi pelaku gaslighting

Mom, apabila Anda merasa terjebak dalam gaslighting relationship, sebaiknya Anda belajar untuk tidak menyalahkan diri sendiri. Kemudian, Anda bisa menghadapinya dengan melakukan hal-hal berikut.

1. Kenali perilaku tersebut sebagai gaslighting

Cara menghadapi pelaku gaslighting adalah mengenalinya sebagai orang yang melakukan tindakan manipulatif. Ini sering tidak disadari, oleh karena itu Anda perlu waspada jika seseorang atau pasangan Anda melakukan sesuatu yang membuat Anda meragukan diri sendiri.

2. Kumpulkan bukti interaksi dengan pelaku

Guna melacak kejadian sebenarnya, Mom dapat mengumpulkan semua bukti interaksi dengan pelaku. Sehingga saat ia mulai menyangkal kesalahannya, Anda memiliki bukti untuk menunjukkan kebenarannya.

3. Buatlah batasan

Hal penting lainnya adalah membuat batasan yang jelas antara Mom dan pelaku. Ini bisa dilakukan dengan membatasi percakapan atau menghindar saat pelaku mulai membuat Anda ragu dan cemas.

4. Jangan takut berbicara

Mom, saat menghadapi pelaku gaslighting, diperlukan keberanian dalam berbicara. Jangan malah diam saja sehingga menyediakan ruang bagi mereka untuk terus memanipulasi Anda. Jika pelaku mulai berulah, sebaiknya Anda atau berterus terang padanya. Ini akan membuat mereka merasa terpojok hingga akhirnya pergi meninggalkan Anda.

5. Hindari perdebatan

Poin yang dimaksud pada nomor 4 bukan berarti Mom harus berdebat dengannya, ya. Justru jika Mom mencoba membuktikan bahwa Anda benar dan ia salah, ini akan membuat Mom jadi frustasi. Oleh karena itu, bicaralah baik-baik dan hindari perdebatan dengan mereka, atau sebisa mungkin jauhkan diri Anda dari pelaku gaslighting.

6. Cintai diri sendiri

Apa yang dilakukan pelaku gaslighting bisa menguras fisik hingga mental seseorang. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa tindakan tersebut dapat meningkatkan risiko seseorang terkena PTSD atau post-traumatic stress disorder.

Untuk itu penting bagi Mom mengurangi stres dengan cara mencintai diri sendiri. Misalnya melakukan aktivitas yang Anda sukai, seperti membaca, travelling, berkebun, memasak, dan lain sebagainya. Pertanyaannya, sudahkah Mom mencintai diri sendiri?

Kesimpulan

Gaslighting adalah contoh hubungan yang toxic. Ketika Mom dihadapkan pada situasi tersebut, ada baiknya Anda tidak perlu menyalahkan diri sendiri, sebab pelaku memang sengaja memanipulasi Anda supaya merasa bersalah. Selain itu, Mom juga bisa mencari orang terdekat yang dapat diajak bercerita, untuk sekedar mendengar masalah Anda.

Baca juga: 60+ Kata-Kata Untuk Suami Istri yang Bertengkar Agar Kembali Harmonis