Mom, baru-baru ini dunia sedang dihebohkan dengan penyakit cacar monyet yang ditetapkan oleh WHO sebagai Public Health Emergency of International Concern atau kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat secara global.

Namun, sudahkah Mom tahu apa itu penyakit cacar monyet? Penyakit ini memiliki gejala mirip dengan penyakit cacar air, seperti demam dan ruam kulit yang melepuh. Nah, biar Mom makin paham, lebih baik langsung saja simak ulasan lengkapnya berikut, yuk!

Download aplikasi ruangmom

Apa itu Penyakit Cacar Monyet?

Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus zoonosis (virus yang ditularkan dari hewan ke manusia). Cacar monyet disebut juga dengan monkeypox. Dinamakan penyakit cacar monyet lantaran inang utama dari virus ini adalah monyet.

Monkeypox pertama kali muncul di Republik Demokratik Kongo, Afrika Selatan pada tahun 1970. Awalnya gejala penyakit ini mirip dengan penyakit cacar air atau smallpox, namun lebih ringan.

Penularan dari hewan ke manusia terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau mukosa dari hewan pengerat dan primata, termasuk monyet, tikus, atau tupai yang terinfeksi.

Lantas, apakah cacar monyet menular dari orang satu ke orang lainnya? Yup Mom, cacar monyet adalah penyakit yang dapat menular dari manusia ke manusia.

Penularan ini terjadi akibat kontak dekat dengan sekret pernapasan, lesi kulit orang yang terinfeksi, droplet (percikan air liur) saat bersin atau batuk, kontak tatap muka secara rutin dengan orang yang terinfeksi maupun benda yang sudah terkontaminasi.

Selain itu, penularan juga bisa terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin yang dapat menyebabkan cacar monyet bawaan maupun kontak dekat selama dan setelah melahirkan.

Penyebab Cacar Monyet

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus dari hewan (virus zoonosis), yaitu virus monkeypox . Virus ini ditularkan oleh gigitan hewan liar seperti tupai, tikus bergantung Gambia, monyet, dan dormice.

Virus monkeypox berasal dari genus Orthopoxvirus dari keluarga Poxviridae. Kasus pertama virus ini ditemukan pada seorang anak laki-laki berusia 9 bulan di Kongo pada tahun 1970. Sejak itu, sebagian besar kasus monkeypox dilaporkan dari pedesaan, daerah hutan hujan di Cekungan Kongo, lalu meluas hingga seluruh Afrika Tengah dan Barat.

Baca juga: Jenis Imunisasi Bayi Baru Lahir, Ini Jadwal dan Urutannya

Gejala Cacar Monyet

Gejala cacar monyet muncul 6 hingga 13 hari setelah terinfeksi, namun bisa juga lebih lama yaitu 5 hingga 21 hari. Ciri-ciri penyakit cacar monyet umumnya mirip dengan cacar air, yakni ditandai dengan flu.

Menurut WHO, kemunculan gejala cacar monyet dibagi menjadi dua periode infeksi, yaitu sebagai berikut.

Periode Invasi

Periode invasi berlangsung dalam 0-5 hari pasca terpapar virus pertama kali. Adapun gejala cacar monyet yang muncul seperti:

  • Demam
  • Sakit kepala hebat
  • Sakit punggung
  • Nyeri otot
  • Lemas hebat (asthenia)
  • Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening)

Limfadenopati inilah yang menjadi pembeda penyakit cacar monyet dengan jenis cacar serupa lainnya Mom.

Periode Erupsi Kulit

Periode erupsi kulit berlangsung 1-3 hari pasca demam muncul. Utamanya gejala cacar monyet pada fase ini adalah ruam kulit, Mom. Ruam awalnya muncul di wajah, lalu menyebar ke seluruh tubuh.

Area yang paling terdampak ruam adalah wajah, telapak tangan serta kaki. Selain itu, ruam juga bisa ditemukan pada membran mukosa di tenggorokan, area alat kelamin, hingga jaringan mata dan kornea.

Ruam biasanya diawali dengan bintik-bintik hingga berubah menjadi lepuhan kulit yang berisi cairan. Dalam waktu beberapa hari, ruam tersebut mengering dan membentuk keropeng di kulit. Umumnya perkembangan ruam ini terjadi dalam kurun waktu sekitar 10 hari.

Sementara itu, agar keropeng pada kulit mengelupas dengan sendirinya, dibutuhkan waktu sekitar 3 minggu.

Komplikasi Cacar Monyet

Mom sebenarnya tak perlu khawatir berlebihan pasalnya penyakit cacar monyet adalah penyakit yang memiliki tingkat kesembuhan tinggi. Akan tetapi, bukan tidak mungkin penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi.

Risiko komplikasi monkeypox lebih tinggi terjadi pada anak-anak, orang dengan daya tahan tubuh lemah, orang yang belum mendapat vaksinasi, serta orang yang tinggal di negara endemis atau daerah dengan sanitasi buruk.

Komplikasi tersebut di antaranya:

  • Bronkopneumonia
  • Sepsis
  • Radang otak (ensefalitis)
  • Infeksi kornea (keratitis)

Baca juga: Gejala Flu Singapura pada Anak, Ini Ciri & Cara Mengatasi

Pengobatan Penyakit Cacar Monyet

Setelah Mom mengenali gejalanya, mari kita bahas pengobatan penyakit ini. Sebenarnya hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk cacar monyet.

Meski begitu, cacar monyet adalah penyakit yang menimbulkan gejala ringan serta dapat sembuh dengan sendirinya dalam 2 hingga 4 minggu, Mom.

Selain itu, penyakit ini bisa ditangani dengan mengendalikan gejala-gejala yang muncul, seperti berikut.

Perawatan Suportif

Perawatan suportif memang tidak dapat menghentikan infeksi virus yang sedang berlangsung Mom, namun setidaknya mampu membantu meningkatkan kekuatan daya tahan tubuh guna melawan infeksi. Beberapa hal yang dapat dilakukan di antaranya:

  • Memperbanyak waktu istirahat
  • Minum air putih dengan cukup
  • Memenuhi asupan nutrisi
  • Melakukan karantina mandiri
  • Membatasi kontak sosial dengan orang-orang di lingkungan sekitar

Pengobatan dengan Antivirus

Selain dari perawatan bersifat suportif, Mom juga bisa memberikan pengobatan melalui antivirus.

Meskipun tidak ada obat khusus untuk infeksi virus monkeypox, namun dilansir dari CDC (Center for Disease Control and Prevention), obat yang digunakan untuk mengobati cacar (smallpox) bisa membantu memulihkannya.

Obat tersebut adalah tecovirimat (TPOXX), direkomendasikan bagi mereka yang mengalami kondisi parah dengan sistem kekebalan lemah. Namun, penggunaan obat ini masih terbatas Mom, jadi pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu.

Jika si kecil atau anggota keluarga di rumah memiliki gejala cacar monyet, ada baiknya Mom segera membawanya ke dokter guna mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Pencegahan Cacar Monyet

Guna mencegah penularan penyakit cacar monyet, hal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan vaksin cacar. Selain itu, menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan pengerat maupun orang yang sedang terinfeksi juga penting.

Langkah lain yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyakit cacar monyet adalah:

  • Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer terutama sebelum makan, menyentuh wajah, dan sebelum membersihkan luka.
  • Memasak bahan makanan utamanya daging hingga matang.
  • Menghindari berbagi alat makan dengan orang lain, terlebih orang yang terinfeksi monkeypox.
  • Tidak menyentuh benda apapun yang pernah disinggahi oleh hewan yang sakit.
  • Vaksinasi, terutama pada orang yang terinfeksi monkeypox dan orang dengan faktor risiko tinggi.

Itulah penjelasan lengkap seputar penyakit cacar monyet. Meski penyakit cacar monyet di Indonesia belum ada kasusnya, namun sebaiknya Mom tetap waspada dan melakukan tindakan pencegahan dengan mengajak si kecil menerapkan gaya hidup bersih dan sehat seperti di atas.

Source: World Health Organization, Centers for Disease Control and Prevention

Direview oleh: dr. Febianza Mawaddah Putri

Baca juga: Penyakit Cacar Api pada Anak: Gejala dan Obatnya