Varisela atau yang lebih akrab dengan sebutan cacar air adalah penyakit yang dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Cacar air pada anak umumnya terjadi ketika usia anak di bawah 10 tahun. Gejala cacar air ditandai dengan munculnya bintik kemerahan berisi cairan yang sangat gatal di seluruh badan.

Tidak hanya anak kecil, penyakit ini juga menyerang orang dewasa dengan gejala yang muncul biasanya lebih parah dari anak-anak. Orang yang sudah pernah mengidap cacar jenis ini tidak akan tertular lagi.

Cacar air merupakan penyakit ringan bagi sebagian besar penderitanya, khususnya setelah diadakannya program vaksinasi cacar air pada pertengahan tahun 1990 an. Meski begitu, penyakit ini tetap dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius pada penderita yang kekebalan tubuhnya lemah, misal penderita HIV/AIDS.

Penyebab cacar air

Varisela disebabkan oleh virus varicella-zoster yang sejenis dengan virus herpes. Penyakit ini dapat dengan mudah menyebar kepada orang lain. Penyakit ini akan menular jika Mom menyentuh atau kontak langsung dengan cairan dari cacar tersebut, atau bisa juga disebabkan oleh percikan ludah ketika batuk atau bersin oleh penderita di sekitar Anda.

Setelah tertular, seseorang tersebut akan melewati masa inkubasi selama 10 hingga 21 hari. Lalu akan muncul ruam pada kulit sampai akhirnya mengering. Anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun rentan terkena penyakit cacar ini.

Tidak hanya itu, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko, diantaranya:

  • Belum pernah mendapat imunisasi cacar air

  • Ibu hamil yang belum pernah melakukan vaksinasi varicella

  • Bekerja di tempat umum, seperti sekolah atau rumah sakit

Gejala cacar air

Gejala cacar air biasanya muncul ruam, ruam tersebut akan menjadi lepuh dan paling sering terlihat pada wajah, kulit kepala, perut dan punggung. Setelah dua hari biasanya tersebut akan mengering.

Kebanyakan cacar air tidak meninggalkan bekas luka kecuali penderitanya terinfeksi oleh bakteri dari sentuhan dan goresan.

Selain itu, terdapat beberapa gejala lainnya seperti:

  • demam

  • lemas dan kelelahan

  • pusing

  • mual dan tubuh terasa tidak segar

  • nyeri tenggorokan

  • tidak nafsu makan

Pengidap penyakit ini biasanya mengalami tiga tahap perubahan pada ruam, yaitu:

  • ruam menjadi bentol-bentol kecil gatal

  • bentol tersebut akan terisi cairan seperti air dan mulai gatal

  • bintik-bintik akan mengering dan akan mengelupas sendiri

Namun, tidak selalu bentol-bentol akan mengering bersamaan. Biasanya akan ada bentol yang sudah mengering dan mengelupas dan yang masih basah.

Pencegahan cacar air

Untuk mencegah penyakit cacar ini, ada upaya yang bisa dilakukan. Mom dianjurkan untuk melakukan vaksinasi cacar air atau vaksinasi varicella. Vaksinasi ini merupakan langkah agar risiko komplikasinya bisa dicegah dengan efektif.

Baca Juga: Jadwal Imunisasi Lengkap untuk Bayi Sesuai Rekomendasi IDAI

Imunisasi ini tidak termasuk ke dalam imunisasi rutin seperti vaksinasi difteri, tetapi tetap dianjurkan untuk diberikan.

Penularan cacar yang sangat cepat, mengakibatkan seseorang mudah tertular. Anda dapat mencegahnya dengan mengisolasi pengidap cacar dan menghindari tempat umum seperti pasar, kantor, dan sekolah.

Obat cacar air

Tujuan pengobatan cacar ini adalah untuk mengurangi keparahan gejala yang dialami oleh pasien, dengan obat ataupun tidak. Mom bisa melakukan beberapa pengobatan sendiri di rumah untuk meringankan gejalanya.

  • Memperbanyak minum dan mengonsumsi makanan yang lembut

  • Tidak menggaruk ruam atau luka saat gatal, karena bisa menyebar ke seluruh badan

  • Mengenakan pakaian dengan bahan lembut dan ringan

Selain pengobatan mandiri di rumah, Anda bisa mengonsumsi obat untuk mengurangi gejalanya. Agar obat dapat berfungsi dengan baik, obat sebaiknya digunakan dalam 24 jam saat ruam pertama muncul. Mom bisa menggunakan obat seperti :

  • Antivirus, jarang diresepkan untuk anak sehat yang tidak memiliki gejala parah. Orang dewasa yang berisiko memiliki gejala lebih parah dapat memanfaatkan obat antivirus ini. Namun, harus diberikan lebih awal.

Sebaiknya, Mom tidak mengonsumsi aspirin atau ibuprofen. Penggunaan aspirin dapat menyebabkan kondisi serius, sindrom Reye. Selain itu, ibuprofen dapat membuat infeksi yang lebih parah.

Untuk cacar ini, pengobatan secara spesifiknya belum ada. Karena pengobatan biasanya hanya dilakukan untuk mengurangi gejalanya saja. Biasanya hanya akan diberikan obat pereda demam agar demam yang dialaminya turun. Bisa juga menggunakan bedak atau lotion untuk mengurangi rasa gatal yang disebabkan.

Meskipun sudah diobati, anak yang sedang mengalami cacar air sebaiknya jangan pergi ke sekolah atau bermain dengan teman-temannya sampai luka cacar benar-benar kering. Dikarenakan penyakit ini sangat menular.

Kapan harus konsultasi dengan dokter?

Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian. Segera hubungi dokter ketika gejala cacar menjadi lebih parah, seperti:

  • Demam lebih dari 4 hari

  • Gatal semakin parah

  • Anak susah dibangunkan

  • Munculnya ruam merah berbintik

  • Keluhan leher kaku

  • Susah bernapas

  • Susah berjalan

  • Terjadi pendarahan di bintik-bintik

  • Mual dan muntah lebih dari 3 kali

  • Pucat karena kesakitan

  • Tidak kunjung baikan

  • Bintik tampak mengeluarkan nanah

Kesimpulan

Seperti yang sudah disebutkan diatas, sebagai upaya pencegahan dianjurkan untuk melakukan vaksinasi cacar air.

Cacar atau varicella ini memang bisa sembuh dengan sendirinya, namun tidak berlaku untuk semua jenis cacar. Ada gejala yang perlu mendapat perhatian seperti bintik-bintik pada kulit, muntah, leher kaku, kejang, sulit berjalan, bicara, dan menjaga keseimbangan tubuhnya. Segera hubungi dokter jika kondisi anak makin parah.

Baca Juga: Penyakit Cacar Api pada Anak, Gejala dan Obatnya