(Foto jarum dan botol obat suntik, sumber: Pixabay)

Imunisasi adalah hal penting yang dilakukan oleh semua orang tua untuk bayinya. Vaksin atau imunisasi adalah bentuk perlindungan utama dari berbagai penyakit berbahaya yang bisa mengancam jiwa si kecil.

Karena itulah, Mom tak boleh melewatkan jadwal imunisasi bayi yang lengkap sejak ia baru lahir hingga berusia satu tahun.

Imunisasi dilakukan dengan menyuntikkan virus atau bakteri yang telah dilemahkan ke dalam tubuh anak.

Hal ini bertujuan untuk membuat sistem imun si kecil mengenali jenis virus dan bakteri yang disuntikkan tersebut agar bisa membangun kekebalan tubuh terhadapnya jika di kemudian hari terpapar virus atau bakteri yang sama.

Karena pentingnya imunisasi ini untuk melindungi kesehatan anak dalam jangka panjang, pemerintah bahkan memberikan subsidi pada lima imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi.

Di antara jenis vaksin wajib yang disubsidi pemerintah adalah vaksin hepatitis B, vaksin BCG, Vaksin Polio, Vaksin DPT-HB-Hib, dan vaksin campak. Beberapa jenis vaksin juga harus diberikan secara berulang untuk memastikan perlindungannya efektif terhadap penyakit berbahaya.

Jadwal imunisasi dasar lengkap untuk bayi menurut IDAI

Mengetahui jadwal imunisasi bayi memberikan arahan bagi orang tua kapan harus membawa anaknya untuk divaksin.

Berikut adalah panduan lengkap jadwal imunisasi bayi sesuai rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) :

  • Bayi usia 0-1 bulan. Vaksin hepatitis B dan polio-1

  • Usia 2 bulan. Vaksin DPT-HB-Hib-1, vaksin BCG, PCV, Rotavirus, dan Polio-2

  • Usia 3 bulan. Vaksin DPT-HB-Hib-2 dan Polio-3

  • Bayi usia 4 bulan. Vaksin DPT-HB-Hib-3, Polio-4, PCV, dan Rotavirus

  • Usia 6 bulan bayi diberikan vaksin PCV dan Rotavirus

  • Bayi usia 9 bulan diberikan vaksin campak

  • Usia 12 bulan diberikan vaksin Japanese encephalitis dan PCV

  • Usia 15 bulan diberikan vaksin MMR dan Hib

  • Bayi usia 18 bulan diberikan vaksin polio, DPT-Hib, dan vaksin campak

  • Usia 24 bulan diberikan vaksin Japanese Encephalitis

  • Usia 2-5 tahun diberikan vaksin DPT, MMR, dan vaksin tifoid

  • Pada usia 5-18 tahun, diberikan vaksin DPT, Polio, Campak, MMR, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, Vaksin PCV, TT, Hepatitis B

Manfaat mengikuti jadwal imunisasi bayi sesuai yang anjuran

Dengan memberikan imunisasi dasar lengkap, bisa mencegah bayi mengalami penyakit mematikan. Sehingga harapan hidupnya lebih lama, dan angka kematian bayi bisa ditekan.

Beberapa jenis penyakit penyakit berbahaya yang bisa dicegah dengan vaksin:

  • Hepatitis B merupakan penyakit pada organ hati yang bisa berlangsung seumur hidup

  • Penyakit Difteri bisa membuat bayi kesulitan bernapas, lumpuh dan mengalami gagal jantung.

  • Tetanus membuat si kecil mengalami kaku otot dan mulut dengan rasio kematian cukup tinggi yakni 1 banding 5

  • Pertusis merupakan penyakit batuk rejan yang seringkali mengakibatkan kematian pada bayi.

  • Penyakit tuberkolosis (TB) yang menyerang paru-paru dan berkembang meningitis bisa dicegah dengan vaksin BCG.

  • Penyakit polio termasuk jenis yang menular dan bisa mengakibatkan kelumpuhan permanen. Saat ini WHO telah menyatakan bahwa Indonesia Bebas Polio, namun pemberian vaksin polio tetap dianjurkan untuk mencegah penyakit berbahaya ini muncul kembali.

  • Vaksin Hib bisa mencegah terjadinya penyakit Meningitis, infeksi telinga, infeksi paru-paru, penyakit yang menyerang darah dan persendian.

  • Penyakit campak dan rubella yang bisa dicegah dengan vaksin MR. Campak adalah penyakit menular yang menyebabkan demam tinggi dan ruam, komplikasinya bisa mengakibatkan kebutaan, ensefalitis, bahkan kematian. Sedangkan rubella merupakan infeksi virus berbahaya yang bisa berakibat fatal jika dialami oleh ibu hamil.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang perlu diantisipasi oleh orang tua

Banyak orang tua yang enggan melakukan imunisasi karena pascaimunisasi biasanya bayi mengalami demam ringan hingga demam tinggi, bengkak dan kemerahan di bagian tubuh yang disuntik, bayi pun menjadi rewel dan sering menangis.

Meski demikian, Mom dan Dad tak perlu khawatir. Karena hal tersebut adalah reaksi umum yang dinamakan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Kondisi ini biasanya akan hilang setelah berlangsung selama 3-4 hari. Mom bisa memberi si kecil penurun panas, kompres air hangat dan lebih sering menyusuinya.

KIPI umumnya tidak akan menimbulkan penyakit berat yang bisa membahayakan bayi. Namun bila setelah beberapa hari kondisi si kecil tak kunjung membaik, segeralah membawanya ke dokter. Semoga informasi ini bermanfaat.

Baca juga: Pentingnya Imunisasi BCG pada Anak dan Kenali Efek Sampingnya