Pernahkah Mom mendengar istilah toxic parents? Toxic parents adalah sebutan untuk tipe orang tua yang tidak menghargai perasaan serta pendapat anak atau bahkan melakukan kekerasan verbal dan fisik. Tindakan orang tua demikian memiliki dampak buruk bagi kesehatan mental anak lho, Mom.

Namun, yang menjadi permasalahan adalah beberapa orang tua tidak sadar apakah selama ini mereka termasuk toxic parents atau bukan. Sehingga, penting bagi Mom dan Dad untuk tahu seperti apa ciri-ciri toxic parents dan bagaimana pola asuh yang seharusnya diterapkan. Yuk langsung saja simak penjelasannya di bawah ini, Mom!

Apa itu toxic parents?

Mom, secara sederhana toxic parents adalah hubungan tidak sehat antara orang tua dan anak. Orang tua secara tidak sadar melakukan berbagai tindakan yang dapat membebani psikologis anak. Tindakan tersebut antara lain seperti tidak pernah merasa bersalah dan minta maaf pada anak, tidak pernah berkompromi dengan anak, atau juga bersikap egois sebagai orang tua.

Dengan berbagai tindakan di atas, orang tua bisa menjadi ‘racun’ atau toxic sehingga mengakibatkan luka psikologis anak baik saat ini maupun di masa depan. Jika dibiarkan,  dampak dari luka pengasuhan ini akan bertahan lama.

Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki rasa percaya diri rendah, tidak bisa mengontrol emosi, dan sering menyalahkan diri sendiri.

Ciri-ciri toxic parents

Orang tua kerap kali tidak sadar bahwa mereka sedang menjadi toxic parents untuk anaknya. Untuk menghindari dan menyadari pola asuh yang Mom dan Dad lakukan selama ini, simak ciri-ciri toxic parents berikut.

1. Berkata kasar dan melakukan kekerasan fisik kepada anak

Kesalahan yang dilakukan seorang anak merupakan hal yang wajar, terlebih jika anak belum tau mana yang benar dan salah. Ketika anak melakukan kesalahan, orang tua sebaiknya mengajarkan bagaimana hal yang seharusnya dan meningkatkan kembali rasa percaya diri anak.

Golongan toxic parents biasanya akan dengan mudah memarahi anak yang berujung dengan kata-kata kasar. Padahal berdasarkan penelitian anak sangat mudah mengingat setiap kata yang dilontarkan orang tua. Memarahi anak dengan kata kasar justru menimbulkan trauma dan luka batin yang akan terus mereka ingat.

Hal lain yang biasanya dilakukan orang tua toxic adalah melakukan kekerasan fisik pada anak. Sekalipun sebagai orang tua, Mom dan Dad tidak berhak melakukan tindak kekerasan pada anak, ya. Kekerasan fisik seperti tamparan dan pukulan justru akan memperburuk keadaan.

2. Terlalu kritis pada anak

Ciri-ciri toxic parents adalah mengkritik terlalu pedas pada anak. Mengkritik sebenarnya merupakan hal wajar, karena bertujuan agar anak belajar dan mengerti sesuatu dengan benar. Namun, orang tua yang toxic seringkali melakukan kritik terhadap segala hal yang dilakukan oleh anak secara ekstrim.

Dengan bersikap terlalu kritis dan tidak menghargai usaha anak secara terus-menerus, akan menjadikan mereka mulai enggan berusaha. Ketika ingin mencoba sesuatu, mereka cenderung takut dimarahi orang tuanya sendiri. Tentu hal tersebut tidak baik terhadap perkembangan anak bukan, Mom?

3. Mudah menyalahkan anak atas emosinya

Toxic parents menganggap anak bertanggung jawab atas emosinya, sehingga saat mereka kesal, marah, ataupun sedih, mereka akan menyalahkan si anak. Ketika emosi, semua hal yang berkaitan dengan anak menjadi menyebalkan.

Jika Anda merasa masih bersikap demikian, baiknya segera dihentikan ya, Mom. Orang tua tidak boleh melampiaskan emosinya pada anak-anak. Sebab kalimat-kalimat yang toxic parents lontarkan hanya akan melukai hati si kecil.

Baca juga: Ini Tanda dan Cara Keluar dari Toxic Relationship

4. Egois

Egois juga bisa menjadi ciri-ciri toxic parents lho, Mom. Egois tersebut adalah ketika orang tua mengukur sesuatu dengan kacamata atau pandangannya sendiri, tanpa memikirkan apa yang dirasakan sang anak.

Biasanya, orang tua yang egois cenderung bersikap seolah-olah perilaku anak membuat mereka menderita. Padahal bisa saja anak menyimpan perasaan dan tidak dapat mengungkapkannya pada orang tuanya.

5. Mengungkit biaya untuk anak

Selalu mengungkit besarnya biaya yang telah dikeluarkan untuk anak. Apakah Mom dan Dad pernah melakukannya? Jika pernah, sebaiknya jangan lagi mengulangi hal tersebut sebab itu merupakan salah satu ciri-ciri toxic parents.

Orang tua akan menjadikan ini senjata agar anak menuruti segala keinginan atau kemauan mereka. Tak jarang obrolan tersebut juga digunakan toxic parents untuk mempertahankan dominasinya. Padahal itu dapat menjadi racun yang bisa membebani anak lho, Mom.

Sebagai orang tua, sudah sewajarnya Mom dan Dad bertugas memenuhi kebutuhan anak. Maka tidak seharusnya orang tua mengungkit biaya yang telah dikeluarkan untuk anak hingga membuat anak merasa bersalah.

6. Ekspektasi berlebihan kepada anak

Mengharapkan anak tumbuh menjadi orang yang sukses di masa depan memanglah wajar, Mom. Namun jika hal tersebut dilakukan secara berlebihan dan malah membuat psikologis anak terganggu, berarti pola asuh Anda termasuk toxic parents.

Orang tua seharusnya memperhatikan kemampuan dan kesanggupan anak dalam mengerjakan segala sesuatu, agar anak tidak merasa tertekan dalam melakukannya. Ekspektasi berlebihan yang diberikan orang tua tanpa memikirkan anak dapat menjadi racun bagi mereka, Mom.

7. Tidak memberikan ruang privasi bagi anak

Setiap orang tentu memiliki kehidupan yang sifatnya privasi, termasuk anak. Kehidupan pribadi anak tidak harus selalu diketahui orang tua. Pola asuh toxic parents kerap kali menghilangkan batasan privasi dan tidak memberikan ruang pada kehidupan pribadi anak.

Jika anak tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan privasinya, mereka akan merasa tidak nyaman dan kehilangan kepercayaan diri. Dengan begitu, mereka bisa tumbuh sebagai pribadi dengan kepercayaan diri rendah dan tertutup.

8. Mengambil keputusan tanpa melibatkan anak

Ciri-ciri toxic parents adalah orang tua akan mengambil keputusan yang berkaitan dengan kehidupan anak tanpa mendengarkan pendapat mereka. Orang tua cenderung bersikap otoriter sehingga segala kehidupan anak harus dikontrol secara penuh.

Pola asuh demikian biasanya hanya mempertimbangkan perasaan dan harga diri orang tua saja, Mom. Maka dari itu, ketika menentukan sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan anak, sebaiknya Mom mendengarkan pendapatnya serta mengajaknya diskusi terlebih dulu, ya.

Baca juga: 10 Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus yang Baik & Benar

Bahaya toxic parents terhadap mental anak

Pola asuh toxic memiliki bahaya yang fatal bagi perkembangan anak lho, Mom. Hal demikian layaknya bom waktu yang melahirkan efek besar bagi kehidupan anak. Ini dia bahaya toxic parents yang penting untuk Mom ketahui.

1. Trauma berkepanjangan

Toxic parents memiliki potensi besar terhadap trauma yang ada pada anak. Akibatnya, trauma tersebut bisa saja mempengaruhi kehidupan mereka dalam rentang waktu yang lama, baik secara fisik maupun mental.

2. Anak menjadi sosok pemarah

Anak akan merekam dan meniru perilaku orang tuanya. Toxic parents yang menonjolkan emosi dan amarah berlebihan pada anak akan menjadikan mereka berpotensi menerapkan hal yang sama dalam kehidupannya. Hal tersebut bagai lingkaran setan dalam keluarga, kemarahan orang tua menjadikan anak pribadi yang juga mudah marah.

3. Anak sulit menghargai diri sendiri

Toxic parents biasanya terus berusaha mencari kesalahan dan kekurangan anak. Dengan begitu, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sulit menghargai dirinya sendiri. Mereka tidak akan bisa melihat kelebihan yang ada pada dirinya, rasa percaya dirinya rendah, dan kesulitan memilah hal apa yang seharusnya dia dapatkan.

4. Berisiko mengidap gangguan kecemasan

Berdasarkan penelitian, pola asuh toxic parents menyebabkan anak berisiko memiliki gangguan kecemasan atau anxiety disorder ketika ia tumbuh dewasa. Hal ini dikarenakan toxic parents membuat anak cenderung sulit mengidentifikasi tanda kecemasan awal yang dialaminya.

5. Anak sering menyalahkan diri sendiri

Ketakutan dan trauma pada masa kecil yang selalu dituntut untuk menjadi perfeksionis menjadikan anak mengalami keterpurukan apabila ada sesuatu yang tidak berjalan baik. Anak akan lebih mudah menyalahkan dirinya sendiri atas hal yang sebenarnya bukan kesalahannya.

Tidak cukup sampai di situ, Mom. Rasa bersalah yang timbul pada diri anak membuat mereka melakukan tindak kekerasan pada diri sendiri seperti melukai diri menggunakan benda tajam, membenturkan kepala, hingga bunuh diri.

Baca juga: Bullying di Sekolah - Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mencegah

Cara mendidik anak agar tidak menjadi toxic parents dalam islam

Dalam islam, anak merupakan amanah dari Allah yang harus dijaga dan disayangi, bukan begitu, Mom? Kasih sayang pun bermakna luas, sehingga sebagai orang tua, Mom dan Dad harus pandai menerapkan kasih sayang yang tepat untuk anak agar tidak menjadi toxic parents.

Memang diperlukan kesabaran yang luar biasa dalam mendidik anak, Mom. Oleh sebab itu Ruangmom telah merangkum bagaimana cara mendidik anak agar tidak menjadi toxic parents.

1. Bersikap lemah lembut namun tegas

Sebagai orang tua, Mom perlu bersikap lemah lembut pada anak. Posisikan diri Anda agar bisa menjadi teman cerita dan mendengarkan keluh kesah buah hati. Dengan begitu, anak akan merasa nyaman dengan orang tuanya sendiri.

Namun di sisi lain, ada kalanya Mom juga bersikap tegas. Tegas di sini dalam arti anak dididik menjadi pribadi yang bisa menghormati orang lebih tua.

2. Berlaku adil kepada anak

Bersikap adil kepada anak pernah dicontohkan oleh Rasulullah lho, Mom. Suatu ketika Basyir bin Sa’ad memberi seorang hamba sahaya.

Lalu Rasulullah bertanya, “Apakah semua anakmu kau berikan sama seperti ini?”

Basyir kemudian menjawab, “Tidak.”

Rasulullah pun SAW bersabda, “Kembalikanlah!” (HR. Bukhari & Muslim).

Mom, cerita tersebut menunjukkan bahwa orang tua harus bersikap adil pada anaknya dan tidak boleh membeda-bedakan satu sama lain. Adil yang diberikan bisa berupa materi maupun non-materi ya, Mom.

3. Mengajarkan bersikap mandiri dan tanggung jawab

Mom tentu senang ketika melihat anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab, bukan? Hal tersebut perlu ditanamkan sedini mungkin pada anak, Mom.

Misalnya, anak mulai dibiasakan memakai baju sendiri atau makan sendiri. Kemandirian akan membuat anak tidak bergantung pada orang tuanya dalam hal-hal kecil yang bisa dilakukan sendiri.

Sedangkan tanggung jawab dapat diajarkan dengan melatih anak sholat 5 waktu. Dengan begitu, mereka mengerti bahwa kewajiban seorang muslim adalah beribadah dan ia harus bertanggung jawab akan hal itu.

4. Mengajarkan adab yang baik

Keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak. Sehingga salah satu hal dasar yang harus Mom ajarkan adalah mengenai akhlak dan adab. Dua hal tersebut sangat penting sebagai pondasi yang dapat anak gunakan ketika berinteraksi dengan lingkungannya.

Ajarkanlah akhlak dan adab yang baik sesuai ketentuan Allah SWT dan Rasulnya, Mom. Dengan demikian anak akan mengerti bagaimana cara berbuat baik kepada sesamanya.

Mendidik anak memang bukanlah hal yang sepenuhnya mudah, Mom. Jika Anda merasa memiliki ciri-ciri toxic parents, sebaiknya segera perbaiki hal tersebut. Sebab apabila terus menerus dibiarkan, anak akan mengalami berbagai gangguan psikologis yang berpengaruh besar pada mentalnya. Yuk, jaga masa depan si kecil mulai dari sekarang, Mom!