Memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK) bukanlah suatu hal yang mudah bagi orang tua manapun. Pasalnya, mereka membutuhkan pendampingan khusus serta perhatian ekstra dari Mom dan Dad demi mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.

Untuk itu, ketahui yuk bagaimana cara menangani anak berkebutuhan khusus yang tepat agar si kecil tetap bisa meraih masa depannya!

Anak Berkebutuhan Khusus

Pengertian anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan juga keluarbiasaan tertentu, baik secara fisik, sosial, mental-intelektual, hingga emosional. Keterbatasan ini akan berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak di usianya.

Perlu dipahami sebelumnya, kondisi ini bukanlah merupakan penyakit menular ya Mom, jadi anak dengan kebutuhan khusus tetap memiliki hak untuk bersosialisasi karena tidak akan berdampak pada orang lain.

Jenis dan Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus

Mom, anak dengan kebutuhan khusus memiliki kondisi yang berbeda-beda. Maka dari itu penanganan yang harus dilakukan pada masing-masing kondisi pun tidak sama. Ini dia beberapa jenis-jenis anak berkebutuhan khusus beserta karakteristiknya yang penting Anda ketahui.

1. Tunanetra

Tunanetra adalah kondisi di mana anak kehilangan sebagian atau seluruh penglihatannya. Meski sudah diberi alat bantu, kondisi ini masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus bagi anak.

2. Tunarungu

Tunarungu merupakan kondisi ketika anak memiliki gangguan pada pendengarannya, sehingga ia tidak dapat melakukan komunikasi verbal secara optimal. Keterbatasan pendengaran ini biasanya akan menghambat anak dalam berbicara.

3. Down syndrome atau tunagrahita

Kondisi anak yang mengalami keterbelakangan perkembangan mental dengan IQ di bawah rata-rata disebut dengan down syndrome atau tunagrahita. Keterbelakangan tersebut membuat anak mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran akademik dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar.

4. Autisme

Autisme disebabkan oleh gangguan yang terjadi pada sistem saraf pusat. Gangguan tersebut menyebabkan anak mengalami gangguan pada perilaku, interaksi, serta komunikasi.

5. ADHD (Attention Deficit Disorder with Hyperactive)

Terlalu aktif ternyata bisa jadi merupakan gangguan pada anak lho, Mom. Gangguan ini dinamakan dengan ADHD (Attention Deficit Disorder with Hyperactive). ADHD ditandai dengan ketidakmampuan anak dalam mengendalikan diri atau biasa disebut hiperaktif.

Mereka selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Hal demikian menyebabkan anak menjadi sulit berkonsentrasi dalam kegiatan akademik, mudah bingung, sering mengabaikan perintah, bahkan kesulitan dalam mengeja huruf.

6. Tunalaras

Tunalaras terjadi ketika anak sulit menyesuaikan diri dalam bertingkah laku sehingga mengakibatkan ia berperilaku di luar norma atau aturan dalam lingkungannya. Keadaan demikian dapat merugikan diri anak itu sendiri maupun orang lain, Mom.

Baca juga: Terapi Anak Hiperaktif dan Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi

7. Lamban belajar (slow learner)

Lamban belajar dialami oleh anak yang mengalami potensi intelektual sedikit di bawah rata-rata, namun tidak sampai pada tunagrahita. Kelambanan yang terjadi pada anak ditandai dengan keterlambatan berpikir, merespon, serta beradaptasi.

Anak dengan kondisi demikian memerlukan waktu lebih lama dibandingkan yang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non-akademik.

8. Rett’s Disorder

Rett’s Disorder adalah jenis gangguan perkembangan pada anak yang terjadi sejak anak berusia 18 bulan. Gangguan perkembangan ini ditandai dengan hilangnya kemampuan berbicara dan berbahasa secara tiba-tiba. Koordinasi motorik juga semakin menurun disertai dengan kemundurannya dalam kemampuan sosial.

9. Kesulitan belajar spesifik

Kesulitan belajar spesifik pada anak yang dimaksud adalah kesulitan secara akademik, terutama kemampuan menulis, membaca, berpikir, dan berhitung. Hal ini dikarenakan adanya faktor disfungsi neurologis. Disfungsi neurologis sendiri disebabkan oleh adanya lesi (defek) dari otak yang terjadi pada periode awal pertumbuhan otak.

10. AD (Asperger Disorder)

Sebenarnya Asperger Disorder tidak jauh berbeda dengan autisme, Mom. Gangguan ini sama-sama menyebabkan anak sulit berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Namun gangguan Asperger Disorder masih lebih ringan dibandingkan autisme.

Anak dengan kondisi Asperger Disorder memiliki kemampuan bahasa dan bicara yang lebih baik. Hanya saja interaksinya monoton serta ekspresi yang ditampilkan cenderung murung. Mereka juga hanya berbicara ketika sedang minat saja.

Baca juga: Apa Itu Impulsif? Pahami Tanda dan Cara Atasinya pada Anak

Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus

Karena memiliki kebutuhan khusus, anak-anak tersebut tentunya membutuhkan perhatian dan kasih sayang lebih, khususnya dari Mom dan Dad. Untuk itu, berikut cara menangani anak berkebutuhan khusus yang bisa Anda terapkan.

1. Pemantauan sejak dini

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa cara menangani anak berkebutuhan khusus adalah dengan memberikan pengawasan lebih dibanding anak-anak pada umumnya.

Mom harus selalu memantau tumbuh kembang anak agar nantinya Anda mengetahui setiap tahapan yang dilalui anak. Bila tidak terjadi pertumbuhan fisik dan mental dalam kurun waktu yang lama, Mom bisa lebih waspada dan langsung memeriksakan ke ahlinya.

2. Adaptasi dengan anak

Sebagai orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus, Anda tentu harus beradaptasi terkait pola asuh dan didikan yang akan diberikan pada anak. Proses adaptasi yang berjalan baik akan membantu Mom memahami kondisi serta potensi buah hati tercinta.

3. Beri motivasi dan perhatian

Mom, perlu dipahami bahwa motivasi dan perhatian sangat diperlukan sebagai cara menangani anak berkebutuhan khusus. Dengan motivasi yang diberikan orang tua kepada anak, akan menjadikan mereka tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik lagi.

Tentu ini bukan merupakan hal yang mudah, namun semua sangat penting agar anak tidak merasa minder serta mengetahui potensi yang ada pada diri mereka.

4. Pemikiran orang tua harus terbuka

Sebelum menangani anak berkebutuhan khusus dengan baik, Mom tentunya harus membuka pikiran terlebih dulu. Sikap terbuka menandakan Anda telah menerima segala kondisi yang ada pada anak saat ini. Hal yang penting untuk diingat, bahwa memiliki anak berkebutuhan khusus bukanlah sebuah aib yang harus ditutupi, Mom.

5. Ajarkan kemandirian sedari dini

Meski memerlukan perhatian yang lebih, bukan berarti Mom perlu memanjakan anak secara berlebihan, ya. Latihlah anak untuk menjadi mandiri sehingga mereka bisa survive dengan lingkungannya. Ini menjadi cara menangani anak berkebutuhan khusus dengan bijak.

Anda harus membiasakan aktivitas dasar seperti makan, mandi, atau memakai baju untuk bisa dilakukan anak sendiri.

6. Bekerja sama dengan sekolah

Penting bagi Mom untuk terus melakukan kerja sama dengan pihak sekolah secara intens. Komunikasi yang baik antara Anda dan guru akan membuat anak lebih mudah dalam beradaptasi di sekolahnya. Hal ini juga bertujuan untuk mengetahui perkembangan mental, karakter, dan sikap anak.

Selain itu, pemilihan sekolah juga perlu diperhatikan demi menghindari tindak bullying yang marak terjadi di bangku sekolah.

7. Memberikan terapi pada anak

Saat ini banyak terapi penyembuhan yang bisa dilakukan sebagai cara menangani anak berkebutuhan khusus. Jadi Mom tidak perlu khawatir lagi mengupayakan kesembuhan pada si kecil. Tidak ada salahnya mencoba membawa anak terapi secara rutin agar dapat mengatasi gangguan yang terjadi pada perkembangannya.

8. Ajari anak mengeksplorasi diri

Biasakan meluangkan waktu untuk membuat keterampilan yang dapat melatih fokus dan konsentrasi anak ya, Mom. Memang diperlukan energi ekstra dalam merawat anak berkebutuhan khusus, namun Anda pasti bangga jika si kecil berhasil tumbuh sebagai anak yang hebat dengan segala keterbatasannya.

Untuk itu, sering-seringlah meluangkan waktu bersama buah hati agar Mom mengetahui potensi yang dimiliki anak sehingga mereka bisa terus mengeksplorasi bakat tersebut.

Baca juga: Melatih Mental Berani, 5 Cara Mengasahnya pada Anak

9. Tingkatkan kedekatan emosional

Kedekatan emosional merupakan salah satu hal penting dalam cara menangani anak berkebutuhan khusus yang tidak boleh dilewatkan, Mom. Ketika anak telah merasa dekat dengan orang tuanya secara emosional, maka ia akan lebih merasa aman dan terbuka untuk menceritakan perasaannya.

10. Biasakan hukuman dan sanksi bagi anak

Untuk mengajarkan anak dengan kebutuhan khusus tentang norma maupun aturan yang berlaku dalam lingkungannya, tak ada salahnya Mom menerapkan sanksi serta hukuman bagi anak agar ia tahu mana hal yang boleh dilakukan dan tidak. Namun, jangan memberi sanksi berupa kekerasan, ya.

Berbagai tantangan mungkin akan Mom alami selama melakukan pendampingan anak berkebutuhan khusus. Namun jika Anda telaten dan bersabar, tak ada yang akan sia-sia. Jangan putus asa dan teruslah beri dukungan kepada si kecil agar tumbuh kembangnya bisa optimal, Mom. Semoga berhasil!