Bingung mencari contoh mainan edukatif untuk si kecil? Cobalah untuk membeli puzzle anak. Puzzle atau mainan bongkar pasang adalah ragam permainan anak berupa menyusun potongan gambar asimetris menjadi satu susunan yang utuh. Biasanya puzzle terbuat dari karton tebal. Ada juga yang terbuat dari papan kayu.

Permainan puzzle memberi sederet manfaat menakjubkan untuk anak usia dini, terutama bagi perkembangan otak. Dalam permainan ini, anak ditantang untuk menyusun potongan gambar acak. Ini baik untuk mengasah daya pikir anak.

Puzzle adalah alat bermain sederhana yang mengajarkan anak banyak skill-skill penting. Lalu sebenarnya kapan waktu terbaik anak bermain puzzle? Sejak usia berapa dikenalkan? Model puzzle seperti apa yang cocok? Dan apa saja manfaatnya bagi perkembangan otak anak? Berikut uraian lengkapnya.

Manfaat bermain puzzle

1. Melatih konsentrasi

Apakah si kecil termasuk tipe anak yang susah berkonsentrasi? Hal ini merupakan sesuatu yang umum terjadi pada anak-anak. Dilansir dari Parents.com, pakar perkembangan anak menyebutkan bahwa rentang waktu anak mampu berkonsentrasi ialah 2-5 kali lipat dari usia mereka.

Artinya, anak berusia 3 tahun mungkin mampu fokus pada satu kegiatan selama 6 sampai 15 menit. Sementara anak berusia 5 tahun, berarti sanggup fokus pada satu aktivitas selama 10-25 menit.

Puzzle anak adalah permainan yang cocok untuk membangun otot-otot konsentrasi. Menyusun puzzle menuntut anak untuk fokus mengerjakan tanpa gangguan.

2. Kecerdasan Spasial

Permainan puzzle menstimulasi anak untuk belajar mengidentifikasi bagian mana yang cocok, dengan cara menganalisis bentuk dan warna puzzle. Mereka akan membolak-balik potongan untuk menemukan susunan yang tepat.

Awalnya mungkin mereka akan terkesan saling “mencoba-coba” mencocokkan potongan satu dengan yang lain, tapi lama-lama mereka akan belajar “berpikir” lebih dulu sebelum memasangkan potongan puzzle.

3. Belajar membedakan bentuk

Balita perlu belajar membedakan bentuk-bentuk benda, seperti lingkaran, segitiga, persegi panjang dan persegi. Permainan puzzle melatih mereka mengenali keunikan dari tiap-tiap bentuk. Pengenalan pada berbagai macam bentuk benda menjadi awalan sebelum anak belajar huruf dan angka.

4. Mempelajari tema-tema khusus

Satu rangkaian puzzle biasanya punya tema khusus, misalnya puzzle bergambar dinosaurus, puzzle bergambar huruf, bunga, dan sebagainya. Puzzle anak dengan gambar/tema khusus seperti ini membantu anak mengenal banyak hal di dunia dan memperluas pengetahuannya. Untuk menambah kosakata mereka, cobalah untuk membantu anak belajar melafalkan gambar apa yang ada dalam puzzle.

5. Melatih kemampuan motorik halus

Kemampuan motorik halus melibatkan gerakan-gerakan sederhana yang melibatkan otot pergelangan tangan, kaki, jari tangan dan jari kaki. Misalnya belajar menggenggam.

Puzzle anak menjadi contoh permainan edukatif yang cocok untuk melatih kemampuan balita menggenggam, menggerakkan dan mengendalikan benda-benda kecil. Latihan ini bermanfaat sebelum mereka belajar menggenggam pensil ketika masa sekolah nanti.

6. Melatih koordinasi tangan dan mata

Puzzle anak efektif untuk melatih mengkoordinasikan tangan dan mata. Sebelum meletakkan potongan puzzle pada space tertentu, pertama-tama mereka akan melihat titik tersebut, lalu menggerakkan tangan ke titik tujuan.

Mom tidak perlu membimbing tangan anak, lebih baik beri saja instruksi melalui kata-kata.

7. Melatih keterampilan memecahkan masalah

Permainan puzzle berisi potongan-potongan acak yang harus disusun sempurna. Ini adalah latihan pemecahan masalah yang bagus untuk anak. Ajari ia untuk menyortir potongan puzzle berdasarkan warna atau gambar objeknya. Misalnya, jika ada potongan bunga berwarna merah, ajari ia untuk mengelompokkannya sendiri. Strategi ini mengajarkan anak untuk memecah tugas besar, menjadi tugas-tugas yang lebih kecil.

8. Melatih kemampuan berbahasa

Di usia dini, anak harus sering-sering diajak bicara agar mereka banyak memperoleh input kosakata. Sebab, banyaknya kosakata yang mereka miliki ternyata juga ditentukan oleh berapa banyak kata yang didengar anak.

Ketika bermain puzzle, anak bisa saja mengajukan pertanyaan tentang gambar yang mereka susun. Ini membantu anak mempelajari kata-kata baru dan mengembangkan kemampuan berbicara mereka.

9. Melatih ingatan

Bermain puzzle mengasah ingatan anak, terutama memori jangka pendek. Di tengah aktivitasnya menyusun kepingan puzzle, memori jangka pendek akan mengingatkannya pada warna/gambar yang sudah dilihatnya. Lalu dia bisa dengan cepat menemukan potongan lain lalu menyatukannya.

10. Memunculkan harga diri

Ketika anak berhasil menyusun kepingan puzzle dengan sempurna, mereka merasa telah memiliki pencapaian sehingga kepercayaan diri mereka pun meningkat. Jangan segan untuk sering memuji kerja bagusnya, ya Mom. Apresiasi dari orang tua berupa kalimat-kalimat pujian sederhana membuat anak merasa memiliki harga diri.

11. Melatih kemampuan bersosialisasi

Ada kalanya si kecil bermain puzzle dengan teman atau saudaranya. Menyusun puzzle bersama membutuhkan kerja sama dan komunikasi. Dari mulai saling membantu, sampai menyelesaikan perselisihan kecil seperti berebut potongan puzzle, itu semua adalah momen anak belajar bersosialisasi.

Tips memainkan puzzle bersama anak

1. Pilih sesuai usia

Pilihlah puzzle anak yang sesuai usianya. Jika puzzle terlalu sulit untuk anak seusianya, anak akan jadi mudah frustrasi dan menyerah. Akan tetapi jika dirasa terlalu mudah, ia tidak akan mendapat pelajaran melatih fokus dan kesabaran yang cukup.

2. Pilih gambar sesuai favorit anak

Memilih puzzle anak sesuai karakter favoritnya akan membuatnya lebih tertarik dan termotivasi menyusun kepingan puzzle sampai sempurna.

3. Berikan panduan verbal di awal

Untuk memulai permainan ini, pertama-tama Mom bisa memberi instruksi/memandu anak secara verbal. Lalu ketika ia mulai paham, perlahan-lahan kurangilah frekuensi memandu seperti ini. Lama kelamaan, ia akan mampu berkonsentrasi sendiri tanpa membutuhkan instruksi.

4. Gunakan bahasa-bahasa spasial

Instruksi-instruksi seperti “di samping”, “ke kanan”, “ke kiri”, “di atas”, “di bawah” bisa dipakai sebagai contoh bahasa spasial.

5. Beri contoh

Sebagai permulaan, berilah contoh bagaimana cara bermain puzzle. Beri instruksi dengan bahasa yang mudah dipahami apa yang harus dilakukan.

6. Jangan segan memuji

Selalu beri apresiasi tiap anak berhasil menyelesaikan susun puzzle, meski hanya dengan kalimat sederhana. Walau anak belum berhasil menyelesaikannya pun, tetap beri ia motivasi agar ia tidak menyerah dan tetap mau mencoba lagi.

Puzzle anak sesuai usia

Untuk anak berusia 0-2 tahun, Mom bisa memilih puzzle berukuran jumbo yang terdiri dari 3 potong atau lebih. Ini bertujuan untuk melatih koordinasi jari-jari tangan dan kemampuan visualnya.

Untuk anak berusia 2-3 tahun, Mom boleh mulai mencari permainan puzzle dengan tema spesifik tertentu, seperti puzzle gambar kartun, alat transportasi, dan lain-lain. Di usia ini, anak sudah mampu mengenali karakter tertentu dengan baik sehingga ia sudah bisa diminta menyusun puzzle yang berjumlh 8-20 potong.

Di usia 3-5 tahun, Mom bisa mulai memilih puzzle jigsaw berukuran besar, yang terdiri dari 16-20 potongan. Seiring bertambahnya umur, Mom boleh menambah tingkat kompleksitas puzzle, misalnya ukurannya lebih kecil, atau kepingannya makin banyak.