Menangis, teriak-teriak, dan jatuh hingga guling-guling di lantai, perilaku anak yang sedang marah memang menguji kesabaran, baik untuk anak yang sedang mengalaminya dan juga untuk Mom dan Dad.

Ledakan emosi ini disebut juga dengan Temper Tantrum atau tantrum. Kondisi ini kerap kali terjadi ketika anak tidak mampu mengekspresikan keinginan atau perasaannya.

Mengatasi anak yang sedang tantrum bukanlah hal yang mudah, namun dengan memahami penyebab dan alasan tantrum yang dilakukan anak, Mom akan lebih mudah menenangkannya.

Mari mengenal tantrum lebih jauh dengan membaca artikel di bawah ini!

Apa itu Tantrum ?

Tantrum adalah kondisi dimana anak menunjukkan ledakan emosi dan frustasi yang tidak terkendali.

Tantrum merupakan bagian yang normal dari perkembangan anak. Biasanya, tantrum dijumpai pada usia 1 hingga 3 tahun tapi bisa juga terjadi hingga 4 tahun. 5%-7% anak usia 1 hingga 3 tahun alami tantrum selama 15 menit, 3 kali atau lebih dalam 1 minggu.

Adapun kejadian tantrum minimal 1 kali dalam 1 hari pada 20% anak usia 2 tahun, 18% pada anak usia 3 tahun dan 10% pada usia 4 tahun.

Kasus pada setiap anak bervariasi. Ada yang mengalami tantrum hebat, namun ada juga yang tidak. Tantrum bukan hal yang bisa dihindari namun bisa dihadapi dengan tenang.

Biasanya, hal yang bisa dilakukan anak selama alami temper tantrum beragam, mulai dari berteriak, menangis, jatuh, berguling-guling di lantai, mengayun-ayun tangan atau kaki, memukul, menendang dan melempar-lempar barang.

Ada beberapa alasan yang bisa membuat anak menjadi tantrum, di antaranya kelelahan, lapar, sakit, mencari perhatian anak, salah satu cara untuk mendapatkan sesuatu atau menghindar akan sesuatu yang anak tidak inginkan.

Tantrum pada anak usia 3 hingga 4 tahun menandakan anak belum bisa mengatasi emosi yang dialaminya. Seiring bertambahnya usia, anak belajar mengidentifikasi perasaan, berkomunikasi perasaannya ke orang lain dan berespon terhadap perasaan yang dialaminya.

Kapan Tantrum dikatakan abnormal?

Penilaian yang membedakan antara tantrum normal dan tidak normal dilihat dari usia, durasi, frekuensi, mood dan perilaku yang dilakukan anak.

Normalnya, tantrum terjadi hingga usia 4 tahun namun apabila melebihi itu, bisa dikatakan tidak normal.

Lalu, penting bagi Mom untuk mengamati durasi temper tantrum anak. Normalnya, temper tantrum berlangsung dengan durasi sekitar 15 menit. Temper tantrum yang lebih dari 15 menit merupakan temper tantrum yang abnormal.

Dalam 1 hari, temper tantrum normalnya kurang dari 5 kali. Setelah alami tantrum, normalnya suasana hati anak kembali normal.

Biasanya, perilaku yang dilakukan anak selama tantrum berupa menangis, mengayun lengan atau kaki, jatuh, mendorong, menarik, dan menggigit. Perlu diingat, Mom harus waspada apabila si kecil menyakiti diri sendiri atau orang lain karena itu bukan perilaku tantrum yang normal.

Mengapa Anak Tantrum?

Pada umumnya, anak melakukan tantrum karena belum bisa mengekspresikan keinginannya. Dengan itu, berikut ini adalah penyebab tantrum yang paling umum.

  • Frustrasi

Pada tipe ini, anak mengalami tantrum karena frustasi dengan keterbatasan yang dimilikinya atau tidak dapat mengekspresikan sesuatu.

  • Demanding

Tantrum ini terjadi ketika anak seolah menggunakan tantrum untuk tujuan tertentu, misalkan supaya dibelikan mainan.

  • Refusal

Tantrum jenis ini terjadi apabila anak ingin menghindari sesuatu, bisa berupa instruksi atau aturan tertentu.

Cara Menenangkan Anak yang Sedang Tantrum

Tenang, berikut ini adalah cara untuk menenangkan anak yang sedang mengalami tantrum.

  1. Mom dan Dad tetap tenang.

  2. Memberikan anak waktu hingga anak tenang.

  3. Menetapkan waktu time-out.

  4. Menenangkan anak dan tidak mengajak anak bicara sampai anak tenang.

  5. Apabila anak mengalami tantrum di area publik, Mom dan Dad bisa mengajak anak untuk keluar dari artersebut.

  6. Tidak memukul anak karena tantrum.

  7. Tidak membalas teriakan anak dengan teriakan.

  8. Tidak memberikan anak hadiah untuk menghentikan tantrum karena bisa membuat anak salah mengerti bahwa dengan tantrum, anak bisa mendapatkan reward.

  9. Menyingkirkan objek yang sekiranya membahayakan dari jangkauan anak.

Cara Mencegah Tantrum

Selain mengetahui cara menenangkan ketika anak tantrum, penting juga bagi Mom untuk mengetahui apa yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah terjadinya tantrum.

Mom bisa mencoba cara-cara berikut ini untuk mencegah terjadinya tantrum pada anak:

  1. Memberikan rutinitas makan dan tidur untuk anak. Sebaiknya, Mom harus menghindari bepergian dalam jangka waktu yang lama, apalagi aktivitas yang menyebabkan makan dan jadwal tidur anak terganggu.
  2. Mengalihkan perhatian anak dengan mainan sebelum terjadi tantrum.
  3. Mengajak anak berkomunikasi supaya anak bisa merasa dipahami dan Mom juga bisa lebih memahami anak.
  4. Mengajarkan anak untuk mengenal cara terbaik untuk menyampaikan keinginannya dan perilaku yang sebaiknya dihindari.

Kapan Tantrum Perlu Diberikan Penanganan Khusus?

Tantrum yang memenuhi kriteria tidak normal dan masalah yang serius perlu penanganan khusus, seperti contohnya:

  • tantrum yang terjadi setelah usia 5 tahun.
  • berpotensi menyakiti diri sendiri, orang lain atau merusak properti.
  • Tantrum yang disertai gangguan perilaku seperti gangguan tidur, mengompol.
  • Emosi anak yang cenderung negatif di antara tantrum seperti perilaku agresif atau menyendiri.

Demikian ulasan mengenai apa itu tantrum, jenis tantrum dan cara mengatasinya.

Meskipun tantrum adalah hal yang wajar terjadi pada anak kecil, metode penanganan yang tepat dibutuhkan agar perkembangan anak tetap optimal. Mencoba memahami si kecil dan menghadapinya dengan tenang adalah salah satu cara efektif untuk mencegah dan mengatasi tantrum pada anak.

Apabila Mom menemukan adanya tantrum yang memenuhi kriteria tidak normal, atau mencurigai si kecil tantrum karena sedang sakit, jangan ragu untuk membawanya ke Dokter.

Apabila setelah membaca artikel masih ada pertanyaan Mom dan Dad yang belum terjawab, yuk saksikan Instagram Live Ruangmom bersama dengan Amnion Clinic pada tanggal 13 April 2023 jam 14.00 hingga 15.00.

Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Ditulis oleh: dr. Florencia Adeline

Referensi:

Top tips for surviving tantrums. HealthyChildren.org.

Mills, D., & Woodring, B. (2012). Growth and development of the toddler. In N. L. Potts & B. L. Mandleco (Eds.), Pediatric nursing: Caring for children and their families (pp. 273–305). New York : Delmar Cengage Learning.

Assessment, management, and prevention of childhood temper tantrums … (n.d.)

Temper tantrums. Temper Tantrums | Johns Hopkins Medicine. (2019, November 19).