Mindful parenting adalah pola asuh yang dilakukan dengan kesadaran penuh oleh orang tua kepada anak. Mengapa kesadaran ini penting? Terkadang, kesalahan orang tua dalam mendidik anak dilakukan secara tidak sadar dan menyakiti buah hati.

Lantas, sebagai orang tua, bagaiman Mom dan Dad mengembangkan mindful parenting dalam mengasuh serta apa manfaatnya bagi anak? Yuk simak penjelasan selengkapnya dalam artikel di bawah ini Mom!

Download aplikasi ruangmom

​​Apa itu Mindful Parenting?

Mindful parenting adalah sebuah konsep baru dalam pendekatan pengasuhan anak. Dalam hal ini, orang tua artinya menyadari dengan penuh hal-hal yang sedang terjadi selama berinteraksi dengan anak, merespon anak dengan sadar, dan tidak bertindak reaktif kepada anak.

Sebagai contoh, ketika si kecil yang baru berusia 2,5 tahun tidak sengaja menumpahkan air minum di lantai padahal Mom baru saja selesai mengepel lantai, bagaimana Anda akan merespon tindakan anak tersebut?

Mom mungkin saja merasa kesal dan marah serta melampiaskannya ke anak dengan berteriak marah.

Akan tetapi, dengan mempelajari konsep parenting satu ini, Mom bisa menyadari bahwa di momen tersebut, anak masih tahap belajar untuk menjadi lebih mandiri dan bukan dengan segaja membuat Mom lelah dengan menumpahkan air.

Dengan begitu, Anda bisa fokus pada solusi yang bisa anak dan Mom lakukan, dibandingkan dengan reaktif marah-marah kepada si kecil.

Penerapan mindful parenting bisa membuat Mom dan Dad belajar untuk lebih fokus pada hal yang sedang dirasakan dan dipikirkan.

Dengan begitu, Mom dan Dad bisa tetap merasakan emosi-emosi yang membuat tidak nyaman, tanpa melampiaskannya secara berlebihan kepada anak.

Manfaat Mindful Parenting

Dalam menjalani hari-hari sebagai orang tua, kita bisa merasakan momen yang membahagiakan dan momen yang membuat stress.

Di saat momen stress tersebut, kita bisa saja tanpa sadar lepas kendali dan meluapkan rasa lelah, stress, kesal pada anak dengan cara yang tidak tepat, seperti berteriak, membentak, mengabaikan, atau sampai memukul, mencubit, dan hukuman fisik lainnya.

Sayangnya, hal tersebut bisa membuat anak berpikir bahwa cara mengekspresikan emosi yang tidak nyaman adalah dengan cara-cara tersebut.

Oleh karena itu, jika kita mencoba untuk menjalankan mindful parenting, seperti berjeda sebelum merespon si kecil, diharapkan anak akan mencontoh orang tua dalam pengelolaan emosi yang sehat. Adapun beberapa mindful parenting adalah sebagai berikut:

  • Lebih mengenali hal yang kita pikirkan dan rasakan.
  • Lebih bisa mengenali dan responsif terhadap yang perasaan, pikiran, dan kebutuhan anak.
  • Lebih bisa mengelola emosi diri sendiri dengan baik.
  • Mengurangi kritik terhadap diri sendiri dan anak.
  • Lebih bisa berjeda dalam merespon suatu peristiwa, tidak reaktif tanpa memikirkan dampaknya bagi diri sendiri dan anak.
  • Kualitas interaksi dengan anak menjadi lebih optimal.

Ketika Mom dan Dad ingin mencoba menerapkan pola asuh satu ini, bukan berarti Mom dan Dad harus menjadi orang tua yang sempurna.

Kita perlu ingat bahwa menjadi orang tua adalah proses maraton panjang, bukan sprint. Wajar jika kita masih melakukan kesalahan dan masih perlu trial dan error saat berinteraksi dengan anak.

Jika di dalam prosesnya, Mom dan Dad melakukan kesalahan kepada anak, menyampaikan permintaan maaf juga adalah bagian dari mindful parenting. Hal tersebut menunjukkan bahwa kita masih tetap menyadari perilaku yang ditunjukkan pada anak.

Baca juga: 13 Kata-kata Terlarang yang Tak Boleh Diucapkan ke Anak

Cara Menerapkan Mindful Parenting

Jika Mom dan Dad ingin mencoba menerapkan mindful parenting, kita mulai dengan langkah-langkah berikut ini yuk!

1. Penuhi Kebutuhan Dasar untuk Diri Sendiri

Pemenuhan kebutuhan dasar, seperti nutrisi (makan dan minum), tidur, dan kebutuhan gerak penting untuk membantu diri kita dalam kondisi tubuh yang stabil dan siap untuk menghadapi hari.

2. Kenali Hot Spots dan Sadari Emosi yang Sedang Dirasakan

Hot spots adalah waktu-waktu di mana kita lebih merasa mudah lelah, mudah marah, dan kurang bisa merespon anak dengan tenang. Tanyakan pada diri sendiri, “Kapan ya aku merasa paling mudah marah dengan anak?” dan “Kapan ya aku merasa energiku paling terkuras?”.

Ketika kita dihadapkan pada hal yang memicu stress pada diri, kita akan lebih sulit untuk berpikir secara logis dan merasakan emosi tenang. Akibatnya, cara penyelesaian masalah dan cara merespon anak menjadi tidak tepat.

Oleh karena itu, dengan mengenali hot spots dan emosi yang kita rasakan, kita bisa lebih bisa mengelola rutinitas harian bersama anak agar lebih minim memunculkan hot spots dari diri kita.

3. Beri Jeda Diri Sendiri Sebelum Merespon Anak Saat Sedang Kesal

Salah satu kunci dari mindful parenting adalah berlatih untuk tidak bersikap reaktif di situasi yang mana anak membutuhkan bantuan orang dewasa terdekat untuk membuat dirinya nyaman, seperti saat anak sedang tantrum.

Jika Mom dan Dad sedang dalam situasi yang stress, coba terapkan langkah ketiga di bawah ini agar bisa terlatih menerapkan mindful parenting!

1. Temukan Cara untuk Menenangkan Diri Sendiri

Mencari cara untuk mencari ketenangan di saat situasinya sedang stress adalah tantangan yang cukup berat, tapi langkah yang krusial dalam penerapan pola asuh mindful ini.

Pasalnya jika tidak dalam kondisi emosi yang stabil, kita akan kesulitan untuk menyelesaikan masalah dengan logis. Berikut ini adalah beberapa contoh aktivitas untuk menenangkan diri dalam waktu yang singkat sebelum merespon anak di situasi yang stressful:

  • Duduk dan berlatih teknik pernafasan perut (deep breathing)
  • Minum air dingin atau hangat
  • Beribadah;
  • Memberikan afirmasi pada diri, seperti “Anakku sedang mengalami hal yang sulit baginya, ia bukan sedang sengaja menyulitkan diriku”

2. Coba Pahami Perilaku Anak dari Kacamata dan Sudut Pandang Anak.

Dengan mempelajari tumbuh kembang anak disertai dengan berlatih mengelola emosi diri dengan lebih baik, Mom dan Dad dapat lebih mudah untuk menerapkan mindful parenting.

Adanya pengetahuan tentang perkembangan anak, bisa membantu orang tua untuk memahami arti dari perilaku dan hal yang menantang yang sedang terjadi dalam dirinya.

Sebagai contoh, saat anak usia 3 tahun marah dengan cara berteriak, menangis, dan berguling-guling di lantai karena keinginannya tidak terpenuhi, kita bisa memahami bahwa ia sedang berusaha mengekspresikan emosinya.

Akan tetapi di satu sisi, di usianya, ia masih kesulitan untuk menyampaikannya dengan kata-kata. Ia masih membutuhkan bantuan orang dewasa untuk meregulasi emosinya hingga ia tenang.

Itulah Mom penjelasan mengenai apa itu mindful parenting dan bagaimana tips menerapkannya dalam sehari-hari.

Perlu diingat bahwa orang tua yang bijak harus selalu mengambil tindakan dengan tenang. So, apakah Mom sudah termasuk orang tua yang menerapkan mindful parenting?

Sumber: World Journal of Psychiatry, PsyArVix, Journal of Early Childhood Care and Education, Psychology Today, Gottman, Headspace, The Asian Parent

Ditulis oleh: Yasmine N. Edwina, M.Psi., Psikolog

Baca juga: Anak Tantrum? Ini Penyebab, Ciri dan Cara Mengatasinya dari Ahli