Belakangan, investasi saham adalah aktivitas yang sedang tren. Banyak orang berbondong-bondong belajar cara investasi saham dengan motif yang bermacam-macam. Salah satunya ialah untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Padahal, mindset seperti ini kurang tepat. Apabila Mom adalah investor pemula dan merasa tidak kunjung mengalami kemajuan saat berinvestasi, coba cek kembali, mungkin tanpa disadari Mom melakukan salah satu kesalahan investasi berikut.

Kesalahan investasi saham #1: Mindset yang salah

Tidak sedikit investor pemula yang berpikir bahwa bermain saham adalah cara cepat mendapat uang. Apa Mom juga pernah berpikir demikian? Jika iya, ini adalah contoh mindset yang salah saat berinvestasi saham.

Ingat, investasi saham adalah aktivitas yang tidak instan. Keuntungannya bisa jadi baru bisa diperoleh dalam jangka panjang.

Banyak iklan saham yang menawarkan mendapat uang dengan cepat. Investor pemula yang masih awam biasanya mudah tergiur dengan tawaran ini tanpa mengetahui dengan jelas bagaimana mekanismenya.

Terlalu banyak dicekoki dengan iklan saham yang kurang tepat seperti ini bisa jadi mindset yang salah saat memutuskan untuk investasi saham.

Main saham bukanlah cara cepat kaya. Oleh karena itu, sebelum berinvestasi Mom harus benar-benar memahami skemanya. Bacalah banyak referensi terpercaya, ikuti kelas online atau webinar atau apapun yang mampu memberi informasi valid supaya Mom tidak salah langkah.

Kesalahan investasi saham #2: Terlalu serakah

Pernah mendengar istilah “beginner luck”?

Seseorang yang baru pertama kali membeli saham, dalam waktu beberapa hari sahamnya naik tinggi dan memperoleh keuntungan bahkan sampai 30%.

Karena sudah merasa berhasil, orang ini lantas tanpa ragu-ragu membeli saham dalam jumlah banyak sekaligus, karena yakin keuntungan investasi saham yang diperoleh akan makin besar.

Di sinilah bencana itu terjadi.

Begitu uang sudah dimasukkan, tiba-tiba harga saham anjlok. Akhirnya bisa ditebak, justru kerugian besar yang diterima.

Saat bermain saham, kemampuan mengendalikan diri adalah faktor penting yang harus dimiliki.

Jangan mudah tergoda untuk melakukan transaksi jangka pendek, membeli saham dengan kualitas jelek yang pergerakannya liar dengan iming-iming return besar dan cepat.

Pelajari analisa fundamental saham dengan clear sehingga Mom bisa tahu perusahaan yang akan disasar itu cukup kuat dan menjanjikan atau tidak.

Sebenarnya saham yang bagus itu seperti apa?

Ciri-ciri saham yang bagus

  • Volatilitas wajar

Volatilitas saham adalah fluktuasi atau perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Nah, saham yang bagus adalah yang angka fluktuasinya wajar. Maksudnya, harga saham itu tidak mudah melambung dan tidak mudah jatuh.

Contohnya, hari ini harga saham X naik 20%, lalu besok langsung turun 20%. Nah, ini adalah contoh saham yang tidak direkomendasikan untuk Mom beli.

  • Harga saham mudah naik selepas turun

Contoh saham yang bagus adalah apabila saham tersebut mudah rebound (mengalami kenaikan) setelah angkanya turun. Saham yang mudah naik setelah mengalami penurunan lebih mudah memberi profit dibandingkan dengan saham yang susah naik.

  • Saham yang harganya tidak turun berkepanjangan

Saham yang nilainya turun terus menerus dan terjadi dalam jangka panjang biasanya adalah saham yang prospeknya kurang bagus. Umumnya ini menandakan bahwa saham tersebut punya fundamental dan teknikal yang kurang baik sehingga investor pun jadi tidak tertarik.

Kesalahan investasi saham #3: Panic selling

Dalam dunia investasi saham, harga saham turun adalah fenomena yang bisa terjadi kapan saja, bisa turun sedikit, bisa banyak.

Kondisi ini biasanya memicu kekhawatiran investor pemula, sehingga mereka rentan tergesa-gesa melakukan cut loss, yaitu menjual saham untuk menghindari kerugian karena melihat pergerakan saham tampak tidak sesuai dengan perkiraan bahkan cenderung negatif.

Fenomena panic selling seperti ini sering dialami pemula dalam investasi saham, karena takut rugi.

Sebagai investor saham pemula, Mom harus pandai mengatur kondisi psikologis supaya tidak terburu-buru mengambil keputusan terutama saat harga saham sedang turun.

Sebab, justru masa kejatuhan saham adalah waktu yang paling tepat untuk membeli saham dengan harga murah.

Baca Juga: 6 Cara Membeli Saham Untuk Pemula, Mom Wajib Tahu

Kesalahan saat investasi #4: Tidak melakukan diversifikasi saham

Sudah membeli saham perusahaan bagus, lalu merasa investasinya sudah aman? Belum tentu.

Kita tidak pernah tahu apa yang akan menimpa perusahaan tersebut di masa depan. Risikonya mungkin memang kecil, tapi bukan berarti tidak ada risiko sama sekali, kan?

Jangan menggunakan semua dana tabungan untuk investasi saham. Alokasikan sebagian untuk investasi saham, dan sebagian lagi untuk investasi lain yang aman.

Lalu berapa sebaiknya alokasi dana investasi saham?

Sebaiknya alokasikan 50% dana tabungan untuk investasi saham, lalu 50% sisanya untuk investasi yang aman. Namun, porsi ini tentu juga harus disesuaikan kembali dengan kondisi keuangan keluarga dan kondisi pasar. Jangan gunakan uang kebutuhan sehari-hari untuk investasi saham.

Baca Juga: Tips Investasi untuk Ibu Rumah Tangga dan Jenis yang Direkomendasikan

Kalau begitu, diversifikasi ke investasi yang aman itu seperti apa?

Investasi yang aman adalah investasi yang tidak ada risiko, atau kalaupun ada, sangat rendah. Contohnya, tabungan, deposito dan obligasi.

Kesalahan investasi saham #5: Malas melakukan analisa sendiri

Malas menganalisa pasar tapi ingin sahamnya cepat memperoleh profit. Malas belajar tapi ingin cepat mendapat untung. Ini juga jadi kesalahan saat investasi yang sering terjadi.

Belajar investasi saham adalah pondasi penting supaya Mom bisa lebih bijak sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan tertentu.

Investor pemula yang malas belajar membuatnya rentan mengikuti tindakan orang lain tanpa mengetahui risikonya. Saat orang lain menjual saham, ia ikut menjual. Saat orang lain membeli, ia ikut membeli tanpa tahu akibatnya.

Jadi, belajarlah dan lakukan analisa secara mandiri. Apabila Mom sudah berbekal analisa sendiri, Mom akan lebih paham apa alasan membeli saham perusahaan X, menjadi lebih yakin, tenang, dan tidak mudah terbawa apa kata orang.

Begitu pula ketika harga saham mengalami kejatuhan, Mom tak akan mudah gegabah melakukan panic selling karena yakin dan sudah memiliki dasar analisa sendiri yang kuat.

Kalaupun ternyata analisisnya salah, ini akan jadi pelajaran berharga untuk lebih berhati-hati dan semakin bijak dalam mengambil keputusan.

Baca Juga: Investasi Saham Syariah