Di balik beragam rasa emosi yang muncul, nyatanya ada banyak pelajaran untuk pernikahan yang didapatkan lewat makna ending drama korea alias drakor The World of The Married.

Drama Korea yang satu ini memang menjadi buah bibir dan hangat dibicarakan khususnya bagi penggemar drakor. Maklum saja, cerita yang disuguhkan memang cukup related dengan kehidupan pernikahan.

Meskipun plot cerita perselingkuhan dalam rumah tangga kerap disuguhkan, tetap saja drakor The World of the Married memiliki magnet tersendiri. Buktinya, kepiawaian penulis Joo Hyun dalam mengobrak-abrik emosi penonton, drama ini berhasil mendapat rating 28,37 % untuk episode terakhirnya. Angka yang cukup fantastis karena berhasil mencapai rating tertinggi.

Drama yang menyuguhkan kisah rumah tangga seorang dokter bernama Ji Sun Woo (Kim Hee Ae) dan sutradara terkenal Lee Tae Oh (Park Hae Joon) dengan sang anak yang cerdas, Lee Joon Young (Jeon Jin Seo). Pada awalnya kehidupan mereka tampak begitu sempurna. Keluarga bahagia yang saling mengisi satu sama lain.

Siapa sangka, gambaran keluarga bahagia dan sempurna tiba-tiba saja kandas saat Sun Woo mengetahui suaminya selingkuh dengan Yeo Dakyung (Han So Hee). Perselingkuhan ini pun akhirnya menimbulkan konflik yang sangat beragam.

Masalah tak hanya dirasakan Sun Woo dan Lee Tae Oh, Lee Joon Young sebagai anak lelaki satu-satunya pun ikut merasakan konflik yang begitu besar.

Setidaknya ada 7 makna ending drakor The World of The Married yang bisa Mom dapatkan apa saja?

1. Keterbukaan dan Evaluasi Keuangan

Melalui akun Instagramnya, Prita Ghozie, financial educator sekaligus Co Founder dari Zap Finance mengatakan lewat kisah pasangan suami istri dalam drakor ini bisa mengingatkan agar pasangan suami istri selalu terbuka dan mengevaluasi kondisi keuangan keluarga.

Penting untuk menentukan siapa yang menjadi manager keuangan dan mengatur pos keuangan. Termasuk memiliki rekening bersama yang digunakan untuk menjalankan operasional keluarga atau pun menyimpan dana darurat. Dana untuk rekening bersama bisa berasal dari penghasilan suami ataupun istri.

2. Pentingnya tindakan sederhana yang bisa menguatkan anggota keluarga

Dalam hal ini lewat akun Instagram pribadinya, psikolog keluarga Verauli mengatakan kalau pernikahan yang kuat dibutuhkan aksi-aksi sederhana yang bisa dilakukan.

Wujudnya bisa berupa :

  1. Saling memberikan penghargaan dan pujian pada anak dan pasangan

  2. Membangun obrolan mendalam lewat kegiatan makan bersama agar saling terkoneksi.

  3. Meluangkan waktu bersama setiap anggota keluarga di rumah, dengan level one on one.

  4. Menggunakan kominikasi dalam menangani konflik.

3. Jangan lupa lakukan family check up

Sementara, Psikolog Keluarga Nadya Pramesrani, M.Psi dari Rumah Dandelion mengatakan, drama korea ini juga mengingatkan pasangan suami istri untuk melakukan evaluasi akan kondisi pernikahannya. Dengan demikian, saat ada konflik makan bisa diselesaikan saat itu juga tanpa harus menunggu bahkan hingga menumpuk.

4. Saat Memutuskan Bercerai, Jangan Lupa Perhatikan Emosi Anak

Perceraian orang tua tentu saja bukan hal mudah yang bisa diterima dan dipahami oleh anak. Oleh karena itu, saat ada konflik dengan pasangan hingga harus bercerai, penting untuk memahami perasaan anak lebih dahulu.

Hal inilah yang ditegaskan oleh Sri Juwita Kusumawardhani, Psikolog Keluarga dari Tiga Generasi. Dalam akun Instagramnya, ia menuliskan bahwa, Joon Young tentu saja merasakan perasaan yang campur aduk melihat hubungan orang tuanya.

Sejak awal, dalam drakor The World of The Married, telah digambarkan bahwa Joon Young telah mengetahui perselingkuhan yang dilakukan oleh ayahnya. Dari sini konflik yang dirasakan pun kian pelik karena ibunya Sun Woo menceritakan bahwa ayahnya berkhianat.

Kecewa dan marah dengan pasangan yang telah berselingkuh tentu sangat wajar. Namun bukan berarti melampiaskan rasa amarah tersebut pada anak, termasuk menghalangi hak sang anak dalam menerima kasih sayang orang tua secara utuh. Baik dari sang ibu atau ayah.

Dalam perceraian, anak sering kali merasa bersalah dan menganggap bahwa mereka yang memicu perceraian tersebut. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk bisa duduk bersama dan menjelaskan secara baik-baik, meskipun telah bercerai dan tidak bisa bersama-sama lagi.

Tapi cinta untuk anak tidak akan pernah hilang. Orang tua akan selalu berusaha mencintai dan mendampingi tumbuh kembang anak.

5. Tidak Perlu Bertahan Dalam Toxic Relationship

Karakter lain yang tak kalah menarik dan memiliki pesan mendalam dalam drakor The World of The Married adalah kisah percintaan pasien Sun Woo yang bernama Hyun Seo.

Perempuan ini mengalami kekerasan dari sang kekasih, tetapi justru memilih tetap bertahan dalam hubungan toksik tersebut.

Padahal, kekerasan dalam berbagai bentuk baik fisik, psikologis, sosial, ekonomi, dan seksual tidak bisa dibiarkan. Dalam hubungan yang sehat, penting untuk punya kuasa yang setara. Keduanya bisa merasa aman dan nyaman.

Sri Juwita Kusumawardhani, memaparkan kalau dalam menjalani hubungan empati memang sangat penting, tapi jika pasangan sudah menunjukkan perilaku tidak sehat, maka tak perlu berempati padanya. Jangan sampai masuk dalam empathy trap yang bisa menimbulkan perasaan wajar jika pasangan berlaku kasar dan tidak hormat.

6. Matang dalam Mengambil Keputusan Bercerai

Makna drakor The World of The Married lain yang tak kalah penting untuk diingat adalah pentingnya untuk mencintai diri sendiri. Masa lalu yang dirasakan Sun Woo, di usia yang belia kedua orang tuanya meninggal secara tragis. Sebabnya, diduga karena sang ayah yang selingkuh.

Kondisi inilah yang membuat ia begitu takut untuk kehilangan orang yang dicintai, khususnya anaknya. Saat mengetahui suami selingkuh dan didukung oleh teman-temannya, ia pun menjadi impulsif dalam mengambil keputusan bercerai. Emosinya tidak terkontrol. Khawatir jika Joon Young, putranya, diambil oleh sang suami.

7. Hati-hati, Pola Asuh yang Salah Bisa Membuat Anak Tumbuh Egois

Semua orang tua di muka bumi ini tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Melihat anak bahagia. Tapi jangan sampai mempermudah anak untuk bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.

Hidup serba kecukupan dan dilimpahi kekayaan dengan fisik hampir sempurna, ternyata tetap membuat Yeo Da Kyung bersedia menjadi selingkuhan. Menurut Sri Juwita Kusumawardhani, hal ini bisa dipicu karena ia selalu memperoleh apa yang ia inginkan dengan mudah. Orang tua selalu memberikan apa yang ia inginkan. Alhasil ia sering menganggap tidak ada yang tidak bisa ia miliki. Termasuk itu milik orang lain.

Orang tua yang tidak memberikan aturan dan hukuman tegas termasuk selalu bersedia membantu dalam membereskan segala masalah dan kekacauan juga membentuk pribadi Yeo Da Kyung yang cenderung manja.