Belajarlah sampai ke negeri Cina, sepertinya ungkapan ini juga bisa Mom praktikkan dalam cara mengatur keuangan.

Ya, belajar cara mengatur keuangan ala orang Tionghoa memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Melihat bagaimana mereka menjalani usaha dan berkembang pesat. Tentu ini sudah menjadi bukti kalau Mom perlu mengikuti cara mengatur keuangan mereka.

Apalagi, untuk Mom yang kesulitan mengatur pengeluaran rumah tangga atau merasa pusing karena gaji selalu tidak cukup dan lekas menghilang. Belum lagi kondisi pandemik saat ini yang membuat kondisi tidak pasti terutama soal finansial, Mom perlu nih mempraktikan cara orang Tionghoa mengatur keuangan keluarga.

5 Cara mengatur keuangan yang tepat

Langkah-langkah dalam cara mengatur keuangan sebenarnya cukup sederhana. Mulailah dengan menghindari kebiasaan berhutang, menabung rutin, mencari sumber pemasukan lain, memprioritaskan kualitas dari harga, hingga belajar menghargai uang.

Menolak berutang

Nah, prinsip ini dipegang oleh orang Tionghoa sebagai cara mengatur keuangan mereka. Mereka enggan berhutang apalagi tanpa alasan yang menguntungkan.

Bagi orang Tionghoa, berhutang artinya menambah hidup semakin susah dan tidak tenang. Ini alasan mengapa mayoritas orang Tionghoa tidak tertarik untuk berhutang.

Berhutang bagi mereka adalah hanya karena kondisi terdesak dan harus segera berusaha untuk mengembalikan.

Jadi, Mom bisa nih mulai dari menolak berhutang. Misal memakai kartu kredit untuk keperluan yang bukan mendesak atau primer.

Menabung sebanyak-banyaknya

Kebiasaan menghindari hutang ini sebenarnya karena sifat mereka yang senang menabung. Sehingga di saat terdesak mereka tidak harus melulu berutang.

Mom sudah menabung atau menyisihkan pendapatan, tentu saja ini adalah hal yang baik dan perlu ditiru. Tapi coba cek kembali, apakah kebiasaan menabung dari pendapatan hanya sekitar 10%-20%? Jika iya maka ini tidak berlaku untuk orang Tionghoa.

Mereka menyisihkan 50% untuk menabung dari hasil pendapatan mereka setiap bulan. Kegiatan menabung yang dilakukan pun konsisten dan rutin. Jadi memang orang Tionghoa memaksa untuk mengalokasikan tabungan dengan alokasi 50% dari pendapatan.

Sisanya baru digunakan untuk kebutuhan hidup. Orang Tionghoa lebih memilih untuk menambah jumlah tabungan mereka daripada membeli hal-hal yang tidak perlu.

Baca juga: 21 Cara Menabung dengan Cepat, Dijamin Uang Terkumpul Banyak!

Menambah pemasukan

Walau sederhana, ini adalah prinsip utama dalam keuangan Tionghoa. Prinsip ini mengajarkan kita untuk menjaga biaya hidup supaya selalu lebih kecil daripada pendapatan. Walau sepele, banyak orang merasa kesulitan menjalankannya.

Jadi mereka tidak mengutamakan gaya hidup dan ikutan trend yang hanya akan membuat status sosial naik. Mereka lebih senang mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan.

Memilih membayar mahal

Mom, tentu sering mendengar ada harga ada barang. Ya ungkapan ini meski terdengar menyebalkan tetapi ada benarnya lho!

Bagi orang Tionghoa, membayar lebih mahal untuk barang yang berkualitas itu lebih baik. Ini bukan suatu pemborosan. Apalagi kalau memang barang tersebut terjamin kualitasnya.

Biasanya orang Tionghoa sudah memperhitungkan semua. Membayar lebih mahal dan mendapatkan barang berkualitas merupakan investasi. Sehingga tidak lekas rusak dan sering membeli.

Membayar mahal di sini adalah membeli kualitas bukan merek ya, Mom! Dan menurut mereka, barang yang harganya cukup mahal harganya tidak akan mudah merosot seperti barang yang harganya murah.

Mendidik sejak dini menghargai uang dan mengaturnya

Menghargai uang adalah hal yang telah dilatih sejak dini. Seorang anak harus dilatih untuk bisa menghargai uang. Tujuannya tentu agar kelak anak tidak susah karena gaya hidup yang serba boros dan bisa mengatur keuangan dengan baik.

Selain itu, orang Tionghoa juga mengajarkan anak untuk ikut serta dalam mengelola dan mengatur keuangan dalam keluarga. Ini sebab, mayoritas orang Tionghoa lebih memilih membuka usaha daripada bekerja pada orang lain. Karena mereka sudah belajar soal mengatur keuangan sejak dini dan melihat praktik langsung dari orangtuanya.

Bagaimana? Tertarik untuk mencoba cara mengatur keuangan keluarga ala orang Tionghoa seperti di atas? Jika iya, maka pastikan Anda melakukannya dengan rutin agar tips-tips tadi membuahkan hasil. Semangat!

Baca juga: Kakeibo, Cara Atur Keuangan Ala Jepang yang Bijak dan Efektif