Kelainan pada janin bisa dideteksi sejak dini atau awal kehamilan. Satu-satunya cara yang bisa Mom lakukan adalah rutin melakukan USG arau ultrasonography sesuai dengan jadwal.

Saat ini, USG atau ultrasonography sudah mengadopsi kecanggihan teknologi terkini lewat fitur 3D hingga 4D. Fitur ini akan menampilkan kondisi janin lebih jelas dan lebih baik ketimbang USG 2D.

Kalkulator Dana Darurat

Pentingnya Melakukan USG Selama Kehamilan

Melakukan USG saat kehamilan merupakan sebuah keharusan yang perlu Anda lakukan. Selain bantu memprediksi kelamin bayi, USG juga bisa bantu Mom mendeteksi adanya kelainan atau cacat pada calon bayi.

Dilansir dari Very Well Family, Danielsson yang merupakan seorang dokter keluarga bersertifikasi mengatakan, bahwa cacat bawaan bisa terakurasi pemeriksaan USG pada trimester dua dan tiga.

Sedangkan hasil studi dari University of Oxford dan Universite Paris Descartes pada tahun 2016 lalu menunjukkan bahwa pemeriksaan kehamilan lewat USG sejak dini bisa mendeteksi kelainan pada janin, seperti penyakit kelainan genetik.

Fakultas Kedokteran Universitas Washington juga melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa cacat tungkai juga bisa terdeteksi melalui pemeriksaan USG. Kategori cacat tungkai tersebut meliputi:

  • Kelainan bentuk tangan
  • Kelainan bentuk sendi atau arthrogryposis
  • Jari berlebih atau polydactyly
  • Cacat panjang tungkai

Faktor utama penyebab kelainan janin adalah genetik atau gaya hidup yang tidak sehat.

Jika ibu hamil terdeteksi mengalami gangguan pada janinnya, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan tes MSAFP atau Maternal Serum Alpha-Fetoprotein, yaitu cara mendeteksi bayi mengalami down syndrome atau tidak dengan tingkat akurasi sebesar 75% hingga 90%.

Jika ingin lebih akurat, Mom bisa melakukan Non-Invasive Prenatal Testing atau NIPT dengan tingkat akurasi mencapai 99%.

Baca juga: Ini Biaya USG 2D, 3D, 4D di Rumah Sakit, Klinik, dan Bidan

Kelainan Janin yang Bisa Dideteksi USG

Tidak perlu khawatir, Mom bisa mendeteksi kelainan pada bayi melalui pemeriksaan USG, khususnya USG yang sudah mengadopsi kecanggihan 3D atau 4D. Berikut beberapa kelainan yang bisa terdeteksi:

1. Anensefali

Kelainan janin yang bisa dideteksi USG pertama adalah anensefali, yaitu kondisi yang berhubungan dengan tulang tengkorak dan otak yang tidak terbentuk. Kondisi ini bisa menyebabkan kemungkinan terjadinya keguguran dini, kematian saat lahir, atau bisa lahir hidup, tapi bayi tidak bisa bertahan lama.

Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan terjadinya kelainan anensefali, antara lain:

  • Usia kehamilan yang masih sangat muda atau sudah sangat tua.
  • Memiliki riwayat diabetes dalam kehamilan.
  • Kurang mengonsumsi makanan bergizi saat hamil.

2. Bibir Sumbing

Kedua adalah bibir sumbing. Kelainan ini ditandai oleh terbentuknya celah bibir pada bagian atas, langit-langit rongga mulut, atau keduanya. Mom bisa mendeteksi kelainan ini lewat pemeriksaan USG di trimester pertama.

Selain karena kongenital atau faktor genetik, bibir sumbing juga bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti lingkungan. Kondisi ini bisa terdeteksi melalui USG 2D. Namun, jika tidak terdeteksi, maka dokter akan menggunakan USG 3D atau 4D.

Kelainan seperti bibir sumbing tidak hanya membuat tampilan bibir terlihat berbeda, tapi juga membuat bayi Anda kesulitan untuk menghisap ASI. Hal ini akan membuat bayi kekurangan nutrisi, sehingga mudah jatuh sakit, karena asupan ASI yang kurang.

ASI adalah asupan utama dan paling penting untuk pertumbuhan bayi di usia dini. Agar bayi tumbuh kembang dengan baik, tentu saja harus mendapatkan asupan ASI yang pas. Sebab, ASI bisa meningkatkan daya tahan tubuh pada bayi dan mempercepat proses perkembangan.

3. Gastroschisis

Kelainan ketiga yang bisa Anda deteksi melalui pemeriksaan USG adalah gastroschisis, yaitu kelainan yang terjadi pada otot dan lapisan luar pada perut. Jadi, organ di dalam perut seperti usus akan terurai keluar.

Penyebab janin mengalami gastroschisis adalah konsumsi rokok atau alkohol di masa kehamilan berlangsung.

Selain pemeriksaan USG, Mom juga bisa mendeteksi kelainan ini melalui pemeriksaan darah. Jika Anda memiliki riwayat melahirkan bayi dengan kondisi gastroschisis atau hamil di usia yang muda, maka risiko terkena kelainan ini lebih tinggi.

Jika bayi terlahir dalam keadaan gastroschisis, maka tindakan yang harus segera dilakukan adalah operasi dengan menutup bagian dinding perut serta mencegah infeksi pada bayi.

4. Kelainan Kromosom

Kelainan kromosom juga termasuk kategori kelainan pada janin yang bisa Mom deteksi melalui pemeriksaan USG.

Kondisi ini terjadi karena susunan materi genetik saat janin berkembang mengalami kecacatan. Kelainan yang akan sering terjadi, antara lain down syndrome, sindrom Patau, hingga sindrom Edward.

Untuk mengetahui kelainan kromosom ini, dokter kandungan Anda akan melakukan skrining saat usia kehamilan memasuki 10-14 minggu. Selain USG, pemeriksaan juga bisa dilakukan melalui amniocentesis.

Amniocentesis adalah prosedur pemeriksaan oleh dokter kandungan melalui sampel cairan ketuban. Proses ini juga efektif untuk mendeteksi kelainan pada janin.

Waktu yang Tepat Melakukan USG

Demi melihat tumbuh kembang janin dan mendeteksi adanya kelainan pada janin, maka Mom harus rutin melakukan USG. Nah, berikut waktu yang tepat untuk menjalani pemeriksaan kandungan melalui USG:

1. Trimester Pertama

Di awal usia kehamilan, Mom sudah disarankan untuk melakukan USG. Sebaiknya pilih USG yang sudah menggunakan teknologi 4D. Tujuannya adalah untuk mengetahui usia kehamilan, memantau detak jantung pada bayi, dan mendeteksi ada atau tidaknya gangguan pada janin, seperti plasenta previa.

Berdasarkan penelitian dari International Society of Ultrasound in Obstetric and Gynecology, melakukan USG di usia kehamilan yang memasuki 10-13 minggu bisa memberikan data gestasi dan perkiraan waktu persalinan yang akurat.

2. Trimester Kedua

Berikutnya di trimester kedua. Tujuannya untuk membantu dokter kandungan Anda melakukan diagnosis terhadap kelainan pada janin, mengetahui pertumbuhan janin, dan pemeriksaan lanjutan lainnya.

Waktu trimester kedua ini memiliki peran penting. Sebab, pemeriksaan di trimester kedua bisa kembali mendeteksi ada atau tidaknya gangguan pada bayi yang mungkin terlewatkan di pemeriksaan trimester pertama.

Jadi, meski sudah melakukan pemeriksaan di trimester pertama, Mom harus melanjutkan pemeriksaan kehamilan di trimester kedua.

3. Trimester Ketiga

Terakhir adalah saat usia kehamilan memasuki trimester ketiga. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui posisi plasenta menjelang waktu persalinan. Selain itu, dokter juga akan memeriksa ada atau tidaknya kelainan pada bagian rahim dan panggul.

Selain ketiga waktu di atas, Mom juga bisa melakukan pemeriksaan kehamilan melalui USG dengan mengikuti saran atau rekomendasi dokter kandungan. Biasanya, dokter akan memberikan rekomendasi jika adanya cacat bawaan, kelainan kongenital, dan kondisi lainnya, seperti:

  • Pendarahan subkorionik
  • Polip rahim atau mioma uteri
  • Massa dalam ovarium
  • Foetal aneuploidy
  • Neural tube defect

Mom Sudah Semakin Yakin untuk USG?

Pemeriksaan kehamilan secara rutin melalui USG adalah sebuah keharusan yang perlu Mom lakukan. Kecanggihan USG 4D juga akan mempermudah dokter kandungan mendeteksi adanya gangguan atau kelainan pada janin secepat mungkin. Sehingga, dokter bisa mengambil tindakan di waktu yang tepat.