Sebelum melakukan program bayi tabung, salah satu program yang bisa dilakukan untuk mendapatkan anak adalah dengan cara inseminasi buatan.

Apakah Mom dan Dad tertarik untuk mencobanya?

Jika pasangan suami istri yang sudah menikah dan melakukan hubungan aktif selama satu tahun namun belum juga memiliki keturunan memang perlu melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Hal ini ditegaskan oleh dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG, Msc dari Rumah Sakit Pondok Indah.

Program inseminasi ini merupakan prosedur yang diterapkan pada pasangan yang mengalami gangguan kesuburan untuk bisa hamil.

Faktanya, menurut dr. Yassin, kehamilan dalam satu bulan pertama pernikahan dialami oleh 30%. Lalu sebanyak 75% mendapatkan kehamilan pada enam bulan pertama. Dalam sebulan, perempuan memiliki peluang kehamilan sebanyak 30%. Namun 15% lainnya mengalami infertilitas.

dr. Yassin Yanuar MIB, SpOG, Msc menjelaskan bahwa metode inseminasi merupakan sebuah teknologi yang bisa dilakukan untuk program kehamilan dengan cara menyemprotkan sperma yang sudah diseleksi ke dalam rongga rahim. Proses inseminasi buatan terjadi melalui pertemuan antara sperma dan sel telur tetap terjadi di dalam tubuh ibu.

Sperma yang dimasukan tentu saja sperma yang sebelumnya sudah dipilih, sehingga kualitasnya pun terbaik. Dokter Yassin menjelaskan kalau sebelum proses inseminasi buatan, sperma suami akan di-wash lebih dulu.

Lebih lanjut, dr. Yassin menjelaskan beberapa tahapan prosedur inseminasi buatan. Apa saja?

Tahapan Program Inseminasi Buatan

Di awal, Mom dan Dad perlu melakukan pemeriksaan lebih dulu dengan dokter kandungan. Gunanya, untuk memeriksakan kondisi organ reproduksi dan kesuburan dari masing-masing pasangan. Dengan begitu, jika ada masalah yang menjadi penghalang terjadinya kehamilan secara alami bisa diketahui sejak dini.

Dokter akan memeriksa kualitas dan kuantitas sperma. Sedangkan untuk perempuan, akan diperiksa kemampuan ovulasinya.

Setelah mengetahui masalah yang dialami Dad dan Mom, program inseminasi buatan bisa dilakukan dengan menyesuaikan waktu ovulasi yang tepat sangat penting.

Sperma sehat dan berkualitas dapat dipilih dengan teknik khusus guna meningkatkan tingkat kesuburan, yaitu proses ‘mencuci’ sperma termasuk memilih sperma dengan kualitas terbaik.

Sperma kemudian langsung dimasukkan ke dalam vagina dan leher rahim, hingga akhirnya mencapai rahim. Kehamilan yang nantinya diperoleh dari inseminasi buatan tidak berbeda dengan kehamilan alami.

Siapa Saja yang Bisa Melakukan Program Inseminasi?

Pada dasarnya semua pasangan bisa melakukan proses inseminasi. Namun dr. Yassin menyarankan sebaiknya program inseminasi dilakukan ketika usia perempuan masih di bawah 35 tahun karena kualitas sel telur yang masih bagus.

“Selain itu perlu dipastikan lebih dulu kalau tidak ada sumbatan pada ovarium serta memiliki cadangan telur yang tinggi. Sedangkan untuk suami, gangguan pada sperma tidak boleh berlebihan,” papar dr. Yassin.

Kendati demikian, perempuan yang hendak melakukan program inseminasi tetap perlu memerhatikan beberapa kondisi kesehatan seperti:

  • Perempuan yang memiliki masalah pada tuba falopi

  • Perempuan yang pernah mengalami infeksi pada pelvis

  • Perempuan yang pernah mengidap endometriosis.

Menurut dr. Yassin, peluang program inseminasi memang tidak sebesar dibandingkan dengan bayi tabung. Jika lewat program bayi tabung tingkat keberhasilannya lebih tinggi, mencapai sampai 40%, sementara dengan cara inseminasi hanya 10% per siklus.

Meski begitu dr. Yassin menegaskan kalau sebenarnya tingkat keberhasilan inseminasi akan meningkat hingga 20% hingga 60% kalau didukung dengan pengobatan dan suntikan hormon.

“Kemungkinan prosedur inseminasi akan berhasil semakin tinggi kalau dilakukan berulang-ulang. Misalnya dilakukan 3-6 kali secara berturut-turut, keberhasilan hamil bisa mencapai 39-60 persen,” tegasnya.

Biaya Inseminasi Buatan

Dibandingkan program bayi tabung, dana yang perlu dikeluarkan untuk inseminasi buatan memang cenderung lebih terjangkau. Meski begitu, tetap saja program kehamilan ini tidak bisa menjamin terjadinya kehamilan.

Dikatakan dr. Yassin, biaya yang dikeluarkan untuk proses ini juga berbeda-beda antara rumah sakit satu dengan yang lainnya. Namun, biaya inseminasi sekitar Rp3,5 juta. Biaya tersebut sudah mencangkup proses sperm washing dan suntik rongga rahim.

Namun, untuk obat-obatan yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan proses inseminasi memang belum termasuk. Misalnya, vitamin serta obat hormon terkadang diperlukan oleh pasien tertentu untuk membantu telur matang dan siap dibuahi.

Jadi apakah Mom dan Dad tertarik melakukan program inseminasi? Jika Mom masih bingung, sebaiknya Mom konsultasi dengan dokter Obgyn dulu menggunakan voucher promo dari Ruangmom Shop. Yuk pesan sekarang, Mom!

Baca juga: Program Hamil : Bayi Tabung Atau Inseminasi Buatan, Mana yang Cocok untuk Mom?