Selamat hari dongeng sedunia! Tahukah Mom bahwa setiap tanggal 20 Maret diperingati sebagai hari dongeng sedunia atau world storytelling day? Yup, momen spesial ini rupanya tercipta untuk mempertahankan tradisi mendongeng dari generasi ke generasi. Nah, untuk merayakannya, Mom bisa mengajak si kecil untuk membaca cerita dongeng anak Indonesia yang mendidik bersama-sama.

Menurut penelitian, mendongeng adalah suatu kegiatan yang dapat membangun bounding antara orang tua dengan anak. Dengan membacakan cerita dongeng anak, secara tidak langsung Mom telah mengajarkan nilai-nilai moral kehidupan pada mereka. Selain itu, dongeng juga mampu menambah wawasan si kecil.

Nah, agar Mom tidak bingung memilih cerita apa yang harus dibacakan saat hari dongeng sedunia, yuk langsung saja simak 3 rekomendasi cerita dongeng anak Indonesia yang mendidik dari ruangmom berikut ini. Check it out!

The Boy Who Cried Wolf

Salah satu cerita dongeng anak yang bisa Mom bacakan di hari dongeng sedunia adalah The Boy Who Cried Wolf atau dalam bahasa Indonesia artinya cerita seorang anak yang suka berteriak serigala.

Dongeng ini bermula di sebuah desa kecil yang damai dan rindang. Terdapat seorang anak hidup bersama ayahnya. Sang ayah mengatakan bahwa anaknya sudah cukup besar untuk mengawasi domba-domba mereka yang sedang merumput. Akhirnya, setiap hari si anak pergi ke tanah lapang untuk melihat domba-dombanya makan rumput.

Tetapi, lama kelamaan anak laki-laki ini menjadi bosan. Ia ingin berlarian dan bermain, bukan hanya melihat domba makan rumput saja. Akhirnya, si anak mempunyai ide jahil. Ia berteriak “Ada serigala! Tolong! Ada serigala!”

Penduduk desa pun berdatangan membawa batu untuk mengusir serigala yang akan memakan domba-dombanya. Saat tiba di lapangan, ternyata mereka hanya menemukan si bocah tertawa terbahak-bahak. Penduduk desa pun pulang dengan kesal.

Pada hari kedua, si anak ingin mengerjai penduduk lagi. Ia berteriak “Tolong! Ada serigala! Domba-dombanya diserang serigala!” Penduduk pun berdatangan kembali dengan membawa senjata untuk mengejar serigala. Ternyata mereka kembali ditipu oleh si bocah.

Merasa kesal, penduduk kembali ke rumah masing-masing dan si anak merasa puas bisa membohongi penduduk untuk kesekian kalinya.

Pada hari ketiga, si bocah benar-benar melihat serigala saat dombanya merumput. Serigala itu mulai menyerang dombanya satu-persatu. Si bocah ketakutan dan berteriak sekeras mungkin, “Tolong! Ada serigala! Domba-dombaku dimakan oleh serigala! Tolong!”.

Penduduk yang mendengar teriakan tersebut sudah tak mau percaya lagi sehingga mereka pun memilih untuk diam di rumah dan tak menolong sang anak. Akhirnya domba-domba si anak pun habis dimakan oleh serigala.

Pesan moral dari cerita dongeng anak berjudul The Boy Who Cried Wolf:

Dari cerita “*The Boy Who Cried Wolf*” ini, kita bisa memetik pesan bahwa jangan pernah berbohong jika ingin dipercaya orang lain. Dengan sekali berbohong, maka orang lain akan tidak akan mempercayai kita lagi. Jadi, tertarik untuk membacakan kisah ini di hari dongeng sedunia nanti?

Baca juga: 3 Cerita Anak Islami yang Bisa Mom Bacakan untuk Si Kecil

Semut dan Belalang

Selanjutnya, Mom juga bisa membacakan si kecil cerita dongeng anak Indonesia berjudul Semut dan Belalang saat hari dongeng sedunia. Cerita dongeng anak ini berkisah tentang sepasang hewan yakni semut dan belalang yang tinggal berdekatan. Belalang hidup dengan santai, setiap hari ia bangun siang lalu memainkan gitarnya.

Kebalikan dari belalang, semut hidup sangat rajin. Setiap hari ia bangun pagi dan mengumpulkan makanan dari setiap sudut kebun.

“Istirahatlah sebentar denganku, semut. Jangan terlalu gigih bekerja, nikmatilah hidup!” ujar belalang suatu hari. Namun, semut menolak ajakannya untuk bersantai dan tetap mengumpulkan makanan dengan giat.

Musim panas telah berlalu dan musim dingin pun tiba. Tanaman yang menjadi sumber makanan para hewan pun mengering. Beruntung, semut dan teman-temannya telah mengumpulkan makanan dengan giat sepanjang musim panas.

Saat semut sedang menghangatkan biji jagung untuk makan malam, tiba-tiba ada ketukan di pintu rumahnya. Ternyata belalang yang sedang kelaparan dan kedinginan berada di depan pintu si semut.

“Ya ampun, apa yang kamu lakukan di sini?” kata semut dengan terkejut.

“Aku tidak bisa menemukan makanan di manapun, tolong aku,” belalang menjawab dengan lemah.

“Tentu saja tidak ada makanan, ini kan musim dingin! Apa yang kamu lakukan sepanjang musim panas hingga tidak punya persediaan makanan?” tanya semut.

“Aku bernyanyi sepanjang hari dan tertidur karena lelah. Aku tidak memikirkan cadangan makanan untuk musim dingin,” sesal belalang.

“Aku dan teman-temanku bekerja dengan giat mengumpulkan makanan dari setiap sudut kebun saat kamu bersantai. Sekarang teruskan saja bersantaimu sepanjang musim dingin!” jawab semut sambil menutup pintu.

Belalang pun menyadari kesalahannya dan menyesal karena tidak bekerja dengan giat. Ia pun kembali berjalan menyusuri kebun untuk mencari makanan sisa.

Pesan moral dari cerita dongeng anak berjudul Semut dan Belalang:

Salah satu cerita untuk memperingati hari dongeng sedunia ini mengingatkan kita agar selalu bekerja dengan gigih dan tidak bermalas-malasan agar hidup tercukupi. Jika malas-malasan seperti belalang, kita akan menyesal di kemudian hari.

Dongeng Timun Mas

Saat hari dongeng sedunia, Anda juga bisa membaca cerita dongeng anak Indonesia seperti Timun Mas. Cerita dongeng anak Indonesia ini berkisah ketika seorang janda tua hidup seorang diri di hutan. Karena merasa kesepian, ia memohon agar diberi anak setiap malam. Suatu hari, si janda sudah tidak sabar dan mendatangi raksasa untuk meminta seorang anak.

Raksasa pun menyanggupi dengan syarat jika anak yang lahir adalah perempuan, si janda harus menyerahkannya pada raksasa saat si gadis berumur 17 tahun untuk dimakan. Janda pun setuju, lalu si raksasa memberi sebuah timun besar. Ia berpesan untuk memberinya cahaya selama 7 hari agar bayinya bisa keluar.

Benar saja, setelah tujuh hari, timun tersebut terbuka dan muncullah gadis kecil yang menangis dengan keras. Si janda menamainya “Timun Mas” karena ia lahir dari timun yang berwarna keemasan. Janda pun bahagia sekaligus was-was karena anak yang lahir ternyata perempuan.

Singkat cerita, si gadis hendak menginjak usia 17 tahun. Ibu Timun Mas merasa takut dan mendatangi petapa di hutan untuk meminta saran. Setelah menceritakan masalahnya, petapa memberinya 4 kantong kecil. “Saat Timun Mas dikejar oleh raksasa, tebarkan isi kantong ini satu persatu,” pesan kakek petapa.

Benar saja, ketika Timun Mas telah berulang tahun ke-17, raksasa datang ke rumahnya. Sang ibu langsung memberikan 4 kantong kecil pada Timun Mas dan menyuruhnya lari dari raksasa. “Taburkan isi kantong ini satu persatu saat raksasa mendekat, nak!” ucap ibu dengan khawatir.

Merasa janjinya tidak ditepati, raksasa pun geram dan mengejar Timun Mas ke hutan. Timun Mas terus berlari hingga ia merasa lelah. Ia pun membuka kantong pertama yang berisi biji timun dan menebarkannya di depan raksasa.

Tiba-tiba, hutan yang ia lalui berubah menjadi ladang timun. Batang timun yang menjalar menjerat si raksasa. Walaupun sempat terjatuh, raksasa bangkit kembali dan mengejar Timun Mas.

Karena ketakutan, Timun Mas membuka kantong kedua yang berisi jarum. Seketika hutan yang dilaluinya berubah menjadi bambu tinggi yang runcing. Namun, raksasa berhasil melaluinya dengan mudah.

Timun Mas pun terus berlari sambil membuka kantong ketiga yang ternyata berisi garam. Ia menebar garam yang membuat hutan berubah menjadi laut yang luas dan dalam. Raksasa terkejut, tetapi berhasil melewatinya dengan berenang.

Tenaga yang dimiliki Timun Mas mulai habis dan ia hampir menyerah. Ia pun membuka kantong terakhir yang berisi terasi. Dilemparkannya pada raksasa yang tetap kuat berlari ke arahnya. Seketika hutan yang dilewati raksasa berubah menjadi lautan lumpur penghisap yang panas.

Raksasa pun terjebak di lumpur penghisap yang panas itu dan mati seketika. Timun Mas pun merasa lega karena raksasa telah mati dan kembali ke rumah ibunya. Ia pun tinggal bahagia dengan sang ibu tanpa ancaman dari raksasa jahat.

Pesan moral dari cerita dongeng anak berjudul Timun Mas:

Dari dongeng anak Indonesia ini, Mom bisa menjelaskan pada anak bahwa niat jahat akan berakhir buruk. Dari cerita ini pula kita bisa melihat bahwa usaha dan kerja keras akan membuahkan hasil yang baik.

Hari dongeng sedunia memang perayaan yang tepat bagi Anda untuk bercerita pada buah hati. Si kecil tentunya akan senang mendengar cerita dongeng anak tadi, apalagi dilakukan oleh Mom sendiri.

Mom juga bisa membacakan cerita sesuai keinginan anak, meskipun itu adalah cerita yang sudah pernah Anda bacakan. Agar lebih menarik, gunakanlah beragam intonasi sesuai dialog dalam dongeng. Sekali lagi, selamat hari dongeng sedunia!

Baca juga: Kisah Nabi Adam, Dongeng Anak untuk Temani Si Kecil