Sedang menyusui tapi ternyata Mom positif hamil lagi? Duh kok kedengarannya melelahkan ya. Menyusui sambil hamil sekaligus mengurus anak yang sedang tumbuh kembang dan dalam kandungan pastinya membuat Mom menjadi kelelahan.

Tapi tenang ya Mom, faktanya Mom masih bisa kok menjalani masa kehamilan sambil tetap menyusui Si Kecil. Jadi jangan langsung panik dan menyetop pemberian ASI (Air Susu Ibu) dengan tiba-tiba.

Berikut ini panduan agar Mom bisa menjalani masa kehamilan dan menyusui dengan nyaman dan aman ya.

1. Perhatikan usia kehamilan

Tetap menyusui saat hamil, boleh saja. Tetapi tetap ada aturannya agar kesehatan janin dan Si Kecil juga terjaga.

Menyusui saat hamil sebaiknya dilakukan pada masa kehamilan di bawah 20 minggu. Alasannya karena kondisi Mom belum sensitif dan pada masa tersebut, risiko tergolong kecil untuk mengalami kontraksi yang dapat membuat bayi lahir prematur.

Alasan lain adalah semakin besar kehamilan, ibu dan janin semakin sensitif terhadap rangsangan payudara dari menyusui tersebut.

Semakin besar usia kehamilan, sebaiknya perlahan bayi dikurangi menyusunya. Namun, berhenti menyusui tidak perlu dilakukan secara mendadak. Proses menyapih bisa dilakukan dalam waktu 20-28 masa kehamilan. Jadi lakukan lah secara bertahap agar Si Kecil tidak kaget.

2. Penuhi kebutuhan gizi

Mom tentu tahu kalau sedang menyusui itu membutuhkan nutrisi yang baik agar ASI tetap lancar. Nah, apalagi kalau kondisi Mom saat ini adalah menyusui saat hamil.

Bayi yang sedang menyusui membutuhkan ASI, begitu juga janin yang sedang berkembang di dalam kandungan membutuhkan asupan gizi yang cukup. Jadi, keduanya memerlukan asupan gizi yang baik dan optimal.

Kondisi ini membuat Mom perlu memperhatikan asupan gizi dan mengatur pola makan untuk tetap bisa menyusui dan menjaga asupan janin dalam kandungan.

Sebagai informasi, Mom perlu tambahan energi sebanyak 600-800 kalori. Di mana 300 kalori untuk janin, 300-500 kalori untuk produksi ASI. Mom juga harus memastikan kebutuhan air dalam tubuh terpenuhi. Minum 8-12 gelas per hari.

Buat Mom sendiri juga perlu memperhatikan kondisi tubuh. Menyusui saat hamil membutuhkan istirahat lebih karena mudah membuat lelah.

Jadi usahakan lebih banyak istirahat, karena saat menyusui dan hamil artinya Mom membutuhkan lebih banyak energi dan memastikan kebutuhan nutrisi dua anak.

3. Konsultasi ke dokter

Idealnya memang ibu memberikan jarak antar kehamilan untuk mengurangi risiko pada kehamilan jika jarak terlalu dekat. Selain itu tujuannya agar ibu fokus memberikan ASI eksklusif hingga usia dua tahun.

Tapi bila Mom ternyata langsung hamil lagi ketika masih menyusui bayi usia dibawah enam bulan, sebaiknya segera konsultasi ke dokter kandungan dan konselor laktasi.

Karena ada beberapa hal yang perlu diketahui ibu hamil yang sedang menyusui bahwa proses menyusui biasanya dipermudah dengan hormon oksitosin pada tubuh. Selain itu, peningkatan hormon oksitosin ini akan menyebabkan rahim berkontraksi.

Tapi Mom tidak perlu khawatir, kontraksi rahim saat hamil dan menyusui sekaligus ini tergolong ringan. Sebab, jumlah hormon yang diproduksi dalam tubuh Mom, termasuk kecil. Jadi kecil pula kemungkinan terjadi keguguran karena menyusui.

Berkonsultasi ke ahlinya akan membantu mom bisa tetap lancar menyusui saat hamil untuk mencegah kemungkinan komplikasi.

Kenali tanda ASI dihentikan

Meski menyusui saat hamil diperbolehkan, namun, ada beberapa kondisi yang mengharuskan Mom untuk berhenti menyusui si bungsu. Kondisi seperti apa sajakah yang membuat Mom terpaksa menghentikan menyusui Si Kecil?

  • Menjalani kehamilan berisiko

  • Pernah mengalami keguguran dan persalinan prematur sebelumnya

  • Mengalami pendarahan di vagina

  • Mengandung anak kembar atau lebih

  • Disarankan dokter untuk menghindari hubungan seks selama hamil

  • Pernah mengalami pendarahan atau nyeri rahim saat hamil

  • Sering mengalami nyeri atau kontruksi rahim

  • Berat badan tidak sesuai dengan umur kehamilan

Baca juga: 5 Langkah Cegah Mastitis, Ibu Menyusui Wajib Tahu!