Kemajuan teknologi membuat era pergaulan bergeser ke ranah media sosial. Orang dewasa hingga anak-anak kini lebih banyak berinteraksi dengan sesama melalui platform daring ini.

Interaksi sosial online ini yang kerap membuat orang tua menjadi tergoda untuk membuatkan media sosial untuk anak. Tapi, apakah media sosial untuk anak perlu diberikan orang tua sejak ini? Bagaimana urgensi, batasan privasi hingga keterlibatan anak dalam kanal tersebut?

Berikut beberapa hal yang Mom dan Dad perlu ketahui sebelum membuatkan media sosial untuk anak:

Ketahui tujuan media sosial untuk anak

Sebelum memutuskan membuat akun media sosial untuk Si Kecil, sebaiknya pahami dan cari tahu tujuannya. Jangan hanya karena ikutan tren atau agar dicap kekinian. Karena media sosial sejatinya adalah media interaksi sekunder.

Menurut pakar media sosial, orang tua memang sebaiknya tidak membuatkan akun sosial bagi anak mereka sebelum cukup umur.

Beberapa media sosial telah mencantumkan syarat minimal usia antara 13-17 tahun bagi penggunanya. Hal ini tentu bertujuan untuk membatasi interaksi para pengguna yang terjadi di kanal tersebut. Sehingga dengan demikian, kanal tersebut dapat menghindari anak-anak dari paparan informasi yang belum sepatutnya mereka terima.

Ketahui efek negatifnya

Karena belum cukup umur, maka media sosial untuk anak-anak dapat membawa pengaruh buruk jika tanpa pengawasan. Selain gangguan perilaku anak, berikut beberapa efek negatif media sosial yang mengintai anak-anak di dunia maya:

  • Cyberbullying

Tindak kekerasan atau pelecehan di dunia maya rentan menimpa anak-anak.

  • Penyalahgunaan data pribadi

Informasi pribadi anak, seperti foto, tanggal lahir, alamat dan sebagainya rentan terpapar oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan dapat disalahgunakan.

  • Tayangan tidak pantas

Anak juga dapat terpapar hal-hal yang tidak sesuai dengan umur, misal adegan kekerasan, atau tayangan lain yang tidak pantas dikonsumsi.

  • Predator seksual

Sudah menjadi rahasia umum, jika dunia maya banyak menjadi ajang pelaku pedofilia/penyuka anak-anak (kelainan seksual) berburu mangsa. Dengan membuat akun palsu mereka akan berteman dengan anak-anak, meminta dan mengakses foto pribadi dan menyebarkan untuk keuntungan mereka. Hati-hati ya Mom.

Sisi lain media sosial

Namun tidak melulu media sosial mengakibatkan hal negatif ya, Mom. Jika digunakan dengan tepat, media sosial juga dapat menjadi ajang mereka untuk bertukar ide dan gagasan, mempelajari hal-hal baru yang positif serta memotivasi anak-anak.

Media sosial untuk anak juga dapat menjadi pintu bagi berkembangnya minat mereka pada kemajuan bidang teknologi informasi.

Hal yang paling diperlukan adalah pengawasan dan peran serta Mom sebagai orang tua dalam menjaga interaksi anak-anak di ranah media sosial tersebut.

Panduan bagi orangtua

Untuk anak-anak yang telah cukup umur, perhatikan beberapa panduan terkait aktivitas anak di media sosial seperti di bawah ini ya, Mom.

  • Orang tua juga sebaiknya membuat akun media sosial dan berteman dengan akun anak. Perhatikan pola interaksi mereka dengan temannya, berikan saran dan moderasi jika anak-anak dirasa telah keluar batas.

  • Mom bisa menyetujui pembuatan akun media sosial anak dengan catatan meminta password mereka. Buatlah perjanjian, misal selama 6 bulan tidak akan mengganti password. Ini akan melatih anak menerima kepercayaan dan tanggung jawab.

  • Pembatasan waktu dan penggunaan media sosial juga dapat dilakukan. Misal, anak-anak bebas mengakses media sosial di akhir pekan selama 3-4 jam saja. Atau membuat aturan pembatasan waktu bermedia sosial 1 jam setiap hari seusai makan malam misalnya.

  • Cari tahu semua tren yang sedang berkembang di kalangan anak-anak. Orang tua harus mengetahui trend tersebut sehingga dapat memberi pengertian tentang mana yang baik dan kurang baik bagi mereka.

Nah, bagaimana Mom apakah perlu Si Kecil dibuatkan akun media sosial?

Baca juga: Kesehatan Mental Anak - Ciri Anak yang Alami Stres Selama di Rumah Saja