Memantau perkembangan anak sangat penting dilakukan, terutama pada anak di bawah usia 2 tahun. Masa seribu hari pertama kehidupan anak, sejak dalam kandungan sampai usia 2 tahun adalah masa terpesat pertumbuhannya terutama pertumbuhan otak.

dr. A.A.A. Putu Indah Pratiwi, Sp.A Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah Bintaro Jaya menjelaskan orang tua perlu memantau berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak setiap jangka waktu tertentu, biasanya setiap 1-3 bulan. Masalah nutrisi yang berkepanjangan akan mengganggu pertumbuhan anak, yang pada akhirmya dapat menjadi penyebab Stunting. Anak yang Stunting biasanya tampak lebih kecil dan lebih pendek dari teman sebayanya.

Stunting sangat penting untuk dicegah, namun untuk mencegahnya kita harus mengenal Stunting terlebih dahulu. Yuk, kita simak penjelasan lengkapnya

Apa itu Stunting

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak, yang diakibatkan oleh kekurangan gizi, baik ketika si kecil berada dalam kandungan, hingga si kecil lahir, tidak mendapatkan cukup ASI, hingga adanya infeksi yang berulang.

Singkatnya, Stunting adalah kondisi kekurangan gizi akibat asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, sehingga membuat tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan standar di usianya.

Stunting di 2 tahun pertama kehidupan anak (1.000 hari apabila terhitung sejak bayi dalam kandungan) akan memberikan dampak negatif pada perkembangan fisik dan mental anak, bahkan akan berlanjut pada kesehatan anak saat ia dewasa nanti.

Kenapa Stunting penting? Stunting tidak hanya menyangkut masa kini anak, namun juga menyangkut masa depannya. Anak yang sampai telanjur Stunting akan berkurang potensi kognitifnya dan berisiko mengalami penyakit seperti diabetes dan hipertensi.

Penyebab Stunting

Stunting pada anak dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu kekurangan gizi baik saat si kecil masih berada dalam kandungan hingga usia dua tahun, kurang mendapatkan ASI, dan sering terkena penyakit infeksi.

- Kekurangan gizi

Stunting pada anak seringkali terjadi karena kurangnya asupan gizi dari makanan berkualitas. Kecukupan asupan gizi harus dipastikan sejak calon bayi berada dalam kandungan. Artinya Moms memiliki peran sangat penting dalam 1.000 hari kehidupan si kecil. Ketika sudah lahir ke dunia, anak harus memperoleh asupan gizi seimbang, terutama ketika mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan. Perbanyak konsumsi protein, biasakan anak mengonsumsi buah dan sayur.

Pola makan yang ideal untuk anak, yakni apabila dalam satu porsi makan terdiri dari sayur dan buah (setengah piring), makanan sumber protein nabati maupun hewani (setengah piring). Porsi sumber protein ini harus lebih banyak daripada karbohidrat. Selain itu, kebersihan dalam pengolahan makanan dan sanitasi air bersih sehari-hari juga harus diperhatikan. Apabila tidak, dapat membuat si kecil rentan terkena infeksi.

- Kurang mendapatkan ASI

Sudah banyak yang tahu bahwa ada begitu banyak manfaat ASI dalam mendukung tumbuh kembang bayi, salah satunya untuk membantu mencukupi kebutuhan nutrisi si kecil. ASI juga memiliki zat-zat yang dapat meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh bayi. Maka, pastikan si kecil mendapatkan ASI eksklusif dan teruskan menyusui hingga ia berusia 2 tahun ya, Moms.

- Penyakit infeksi

Beberapa penyakit infeksi dapat terjadi, baik ketika si kecil masih berada dalam kandungan, seperti rubella, HIV/AIDS, dan lainnya, maupun infeksi ketika si kecil lahir, seperti diare, infeksi pernapasan, dan lainnya. Penyakit-penyakit ini dapat menjadi faktor yang mengganggu tumbuh kembang si kecil.

Mewaspadai Stunting

Moms, hal penting yang perlu diingat, Stunting adalah kondisi yang tidak terjadi secara mendadak. Anak yang akan mengalami Stunting akan memberikan gejala jauh-jauh hari sebelumnya.

Cara mengenali stunting yang sederhana dan wajib dilakukan secara berkala adalah dengan memantau berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak secara teratur setiap 1-3 bulan sekali setidaknya sampai anak berusia 2 tahun.

Untuk mengetahui apakah anak mengalami stunting atau tidak, Mom bisa melakukan pengecekan secara dini dengan membaca panduannya pada pertumbuhan anak 1000 hari pertama.

Tanda awal anak yang akan mengalami Stunting adalah kenaikan berat badannya tidak adekuat, atau tidak sesuai kurva pertumbuhannya. Apabila tanda awal ini dibiarkan dalam waktu lama, akan berdampak pada panjang badan anak. Panjang badan yang awalnya masih normal, kemudian penambahannya akan melambat, anak akhirnya menjadi pendek, yang kita kenal dengan istilah Stunting.

Dampak Stunting

Secara kasat mata yang terlihat mungkin seperti anak yang kecil dan pendek, namun dampak Stunting jauh lebih berat dari itu.

Pertumbuhan fisik yang terlambat berarti juga pertumbuhan otak yang terlambat. Anak yang Stunting saat usia sekolah akan terganggu kognitif dan konsentrasi dan fokusnya saat belajar dengan atensi yang juga menurun.

Imunitas anak-anak Stunting juga menurun sehingga menyebabkan anak-anak ini sering sakit. Pertumbuhan gigi permanen anak-anak yang Stunting juga dapat terganggu.

Anak yang Stunting akan tumbuh menjadi remaja yang pendek dan seringkali terlambat masuk masa pubertasnya. Saat dewasa, anak-anak yang Stunting ini berisiko mengalami obesitas dan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit, jantung, dan kanker

Pencegahan Stunting

Pemenuhan gizi yang baik dan pencegahan infeksi merupakan kunci utama dalam mencegah terjadinya Stunting. Upaya ini sudah harus dilakukan sejak janin berada dalam kandungan. Selain itu, Moms juga harus menerapkan kebiasaan-kebiasaan berikut ini:

  • Selama hamil dan menyusui, upayakan memenuhi semua kebutuhan nutrisi si kecil dengan baik

  • Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin

  • Setelah anak lahirpun, Moms tetap harus rutin kontrol ke dokter spesialis anak atau bidan untuk berkonsultasi apakah anak tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai standar di usianya

  • Penuhi kebutuhan ASI eksklusif untuk anak. Normalnya, anak memerlukan asupan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Berikan nutrisi terbaik untuk anak seiring dengan pertambahan usianya

  • Beri asupan MPASI dengan kandungan nutrisi yang tepat, utamanya adalah MPASI karbohidrat, protein hewani, dan lemak

  • Biasakan pola hidup bersih dan sehat, misalnya cuci tangan sebelum makan, rajin konsumsi buah dan sayur, dan lainnya

  • Lakukan imunisasi pada anak secara rutin sesuai jadwal dan usianya. Hal ini berguna supaya anak punya sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, sehingga tidak mudah terserang penyakit.

  • Lakukan pemantauan secara berkala terhadap pertumbuhan anak seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.

  • Stimulasi anak sejak dini. Ajak anak bermain untuk merangsang perkembangannya

Pentingnya Edukasi Orangtua dalam Mencegah Stunting

Edukasi diperlukan untuk mengubah pola pikir dan perilaku untuk mengarahkan orangtua dan anak pada peningkatan kesehatan gizi. Orangtua harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang nutrisi apa saja yang mesti diberikan pada anak bahkan sejak dalam kandungan.

Terutama ketika anak berada pada fase golden age (masa keemasan) tepatnya di 1.000 hari pertama kehidupan (0-2 tahun). Periode ini merupakan fase yang paling penting untuk menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak ke depannya.

Oleh karena itu, edukasi yang tepat pada orangtua diperlukan agar Moms tahu betul apa saja anjuran dan larangan untuk anak, terutama dalam hal pemberian makanan.

Dengan memahami penyebab, ciri-ciri, dampak, dan cara pencegahan Stunting, mulai sekarang Moms harus lebih memperhatikan asupan nutrisi si kecil dan tumbuh kembangnya. Apabila Moms merasa khawatir atau menemui beberapa gejala Stunting pada anak, segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis anak agar dapat segera terdeteksi dan dapat diatasi.

Mom bisa menentukan pilihan dokter spesialis anak pada rumah sakit yang tersedia di daftar layanan. Pilih tempat terbaik untuk si kecil, ya Mom. Semoga bermanfaat!