Vitamin merupakan mikronutrien esensial yang diperlukan tubuh, dan tentunya, ibu hamil juga perlu menjaga asupan vitamin.

Sebab, asupan vitamin yang mencukupi dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang sedang dikandung. Sebab, kekurangan vitamin bisa berdampak negatif pada Mom dan janin.

Lalu, vitamin ibu hamil dibutuhkan untuk menghindari komplikasi dan gangguan selama kehamilan.

Dengan mengetahui daftar vitamin apa saja yang dibutuhkan ibu hamil, Mom bisa merencanakan menu makanan sehari-hari yang bergizi.

Namun, apa saja vitamin yang dibutuhkan ibu hamil, dan makanan apa saja yang mengandungnya?

Simak jawabannya di artikel berikut ini!

Kalkulator HPL

Vitamin dan Suplemen yang Wajib Dikonsumsi Ibu Hamil dan Sumbernya

Pada dasarnya, makanan yang sehat dan bervariasi bisa membantu Mom memenuhi kadar vitamin dan mineral yang diperlukan.

Namun, apabila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar vitaminnya yang masih kurang, Mom disarankan untuk mendapatkan tambahan vitamin dan suplemen.

Berikut ini adalah vitamin dan suplemen yang wajib dikonsumsi oleh Mom yang sedang hamil:

Asam folat

Asam folat atau vitamin B9 merupakan salah satu vitamin yang harus sudah terpenuhi bahkan sebelum Mom hamil.

Pasalnya, asam folat memiliki peran dalam pembentukan organ tubuh janin, terutama otak dan sumsum tulang belakang. Pembentukan kedua organ vital tersebut terjadi pada saat awal kehamilan.

Demikian, kadar asam folat yang cukup bisa mencegah terjadinya cacat lahir yang berat seperti anencephaly (kondisi dimana sebagian besar dari otak, tengkorak dan kulit kepala tidak ada) dan juga spina bifida (terbentuknya celah pada tulang belakang dan sumsum tulang belakang). Tentunya tidak ada Mom yang menginginkan hal seperti itu terjadi pada buah hati.

Baca juga: Hindari 4 Hal Ini untuk Mencegah Bayi Lahir Cacat

Untuk menghindari itu, Mom sebaiknya mengkonsumsi 400 mcg asam folat setiap hari. Kebutuhan jumlah asam folat tersebut bisa berbeda pada setiap Mom

Apabila Mom pernah mengalami kejadian anencephaly atau spina bifida pada kehamilan sebelumnya atau terdapat riwayat kedua penyakit tersebut dalam keluarga, Dokter akan menyarankan dosis asam folat yang lebih tinggi.

Lalu, dosis asam folat yang lebih tinggi kan juga dibutuhkan oleh Mom yang sedang mengkonsumsi obat anti epilepsi atau obat antiretroviral untuk HIV.

Mom sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan kadar asam folat pada tubuh sehingga lebih terarah dalam mengkonsumsi jumlah asam folatnya, sesuai dengan yang dosis yang dibutuhkan.

Secara umum, asam folat banyak ditemukan di kacang-kacangan seperti kacang merah, kacang hijau, kacang polong, kacang tanah. Selain itu, makanan yang kaya akan asam folat adalah telur, sayur hijau seperti bayam, asparagus, brokoli, daging unggas, dan makanan terfortifikasi folat seperti sereal atau roti.

Vitamin D

Vitamin D memiliki peran penting dalam mengatur kadar kalsium dan fosfat dalam tubuh, dan kedua itu diperlukan untuk kesehatan tulang, gigi dan juga otot.

Apabila Mom mengalami defisiensi vitamin D selama hamil, Mom berisiko mengalami komplikasi kehamilan seperti hipertensi, preeklampsia dan juga diabetes kehamilan. Defisiensi vitamin D juga bisa mengganggu fungsi imun tubuh, dan meningkatkan risiko lahir kecil.

Rekomendasi dosis vitamin D yang diberikan perlu disesuaikan dengan kadar vitamin D yang ada dalam tubuh Mom. The Endocrine Society merekomendasikan asupan vitamin D 1500-2000 IU dengan target kadar 25(OH)D lebih dari 30 ng/ml.

Mom bisa mendapatkan vitamin D dari ikan, telur, jamur, daging merah, yoghurt dan juga susu. Lalu, vitamin D juga ditemukan pada ikan tuna, dan sarden, namun selama kehamilan, Miom sebaiknya menghindari makanan yang dikemas dengan pengalengan. Selain itu, Mom juga perlu berjemur untuk bisa memberikan kesempatan bagi tubuh dalam memproduksi vitamin D nih Mom.

Zat besi 

Ibu hamil dan janin yang dikandung adalah kelompok risiko tertinggi mengalami defisiensi zat besi lho.

Yup, zat tersebut adalah komponen esensial untuk memproduksi hemoglobin. Hemoglobin bekerja seperti “kendaraan” yang mengantar oksigen masuk ke dalam sel tubuh.

Anemia selama kehamilan meningkatkan risiko terjadinya berat badan bayi lahir rendah, lahir preterm atau sebelum waktunya. Meskipun kondisi kekurangan zat besi adalah kondisi bisa dicegah, angka kejadian anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil terbilang masih tinggi yaitu sebanyak 48.9%.

Berdasarkan data WHO, Mom yang sedang tidak hamil dikatakan anemia apabila kadar hemoglobin di bawah 12 g/dl, sedangkan pada Mom yang sedang hamil di bawah 11 g/dl.

Sebagai anjuran, Kementerian Kesehatan rekomendasi pemberian zat besi sebesar 60 mg besi elemental dalam bentuk sediaan ferro sulfat, ferro fumarat, atau ferro glukonat. Suplemen zat besi bisa diberikan setiap hari selama hamil atau minimal 90 tablet.

Untuk meningkatkan kadar zat besi, Mom bisa mengonsumsi makanan seperti daging sapi atau unggas. Lalu, makanan laut juga dikenal kaya akan zat besi, Mom harus memperhatikan kadar merkurinya.

Selain itu, sayuran hijau seperti kale, bayam, dan kangkung serta kacangan-kacangan juga memiliki kadar zat besi yang cukup signifikan. Makanan dan minuman yang difortifikasi dengan zat besi juga bisa membantu meningkatkan kadar zat besi.

Bukan hanya itu, Mom juga dianjurkan untuk mengkonsumsi lebih banyak vitamin C karena vitamin C berperan dalam membantu Mom menyerap zat besi.

Kalsium

Mom yang sedang hamil memerlukan kalsium sebesar 1000 mg/hari. Apabila Mom tidak mendapatkan kalsium yang cukup, Mom berisiko mendapatkan komplikasi seperti preeklampsia, persalinan prematur, tulang keropos berlebihan.

Untuk memenuhi kebutuhan kalsium, Mom bisa makan makanan seperti ikan salmon, sayur seperti brokoli, pakcoy, dan kacang-kacangan seperti wijen dan almond.

Pasalnya satu sendok makan wijen mengandung sekitar 160 mg kalsium. Lalu, kacang almond dikenal memiliki sumber kalsium tertinggi diantara jenis kacang-kacangan lainya.

Demikian itulah vitamin dan suplemen yang kebutuhannya harus dipenuhi oleh ibu hamil. Tentunya, konsumsi suplemen vitamin ibu hamil harus dilakukan dengan resep dokter.

Semoga sehat selalu! Sampai jumpa di artikel Ruangmom berikutnya!

Sumber: Centers for Disease Control and Prevention, Endocrine Society, International Life Sciences Institute, Kemenkes RI, National Center for Biotechnology Information, National Health Service UK

Ditulis oleh: dr. Florencia Adeline